Setelah melewati banyak pertimbangan untuk memutuskan tempat tinggal, Cia dan Riko sepakat untuk tinggal di rumah Cia karena kalau rumah itu tidak ditinggali akan sia-sia.
Pasalnya ayah dan ibu Cia sudah tidak ada lagi, dan Cia hanya hidup sendirian dengan beberapa pegawai di sana.
"Sen ajarin Cia masak dong!" Sena, seorang maid yang bekerja di rumah Cia menoleh dan tersenyum.
"Nona Cia datang kesini?, tapi nona akan terluka kalau masak di dapur"
Ini kali pertama seorang Felicia Dwidarma menginjakkan kaki di dapur untuk memasak, biasanya gadis ini hanya datang ke ruang makan dan menikmati semuanya yang sudah tersaji.
"Gak pa-pa Sen, ajarin Cia ya! Mas Erik lagi tidur. Pasti kecapean"
Sena mengangguk walaupun merasa ragu "nona tidak boleh dekat dengan pisau dan kompor"
Cia menggelengkan kepalanya "gak bisa gitu Sen, terus Cia ngapain kalau gak deket pisau sama kompor?"
Dengan ragu Sena menyerahkan talenan berisi kentang dan wortel "begini nona, kentang di potong dadu kalau wortelnya dipotong korek api" Sena memberi instruksi sambil menggelengkan kepalanya saat Cia merebut pisau dan dengan telaten mulai mengikuti instruksi dari Sena.
"Aws.. shh..." Ringis Cia seraya langsung menangis melihat luka sayat yang bisa dikatakan hanya seperti goresan kecil walaupun menimbulkan darah.
"Duh gimana ini nona" Sena mengambil jari telunjuk Cia yang terkena irisan pisau "dibilas dulu ya nona"
Buru-buru Cia menarik kembali tangannya dari Sena "gak mau Sena!! Kalau kena air pasti perih" pekik Cia ketakutan, lalu berkari menuju kamarnya seraya membangunkan sang suami yang masih bergelung di selimut.
Riko tidak mau bangun karena jam masih subuh dan hari ini sampai seminggu kedepan dia cuti dari kantor.
Tadi pagi setelah pria itu dan Cia shalat subuh mereka langsung kembali tidur, tapi Cia bangun lagi setelah itu sedangkan Riko tetap melanjutkan mimpi indahnya.
"Hiks.. Erik.. hiks.. mas!" Cia mengguncang tubuh Riko membuat pria itu terbangun dan langsung menegakkan tubuhnya saat air mata Cia jatuh ke pergelangan tangannya.
"Kenapa Feli?" Tanya Riko khawatir, dia langsung memeluk tubuh Cia.
"Huwaaa tangan Cia berdarah mas hiks.. hiks.." air mata Cia langsung tumpah di dada bidang Riko.
Pria itu lantas melepaskan pelukan mereka dan mengusap mata Cia yang sudah digenangi oleh bulir bening. Tangan kanan Riko meraih jemari Cia yang masih mengeluarkan darah dan tangan satunya menuntun Cia dengan merangkul bahunya.
"Jangan di cuci, sakit!" Cia menarik tangannya namun dengan cepat Riko mengambil tangan Cia dan membilas darahnya di wastafel.
"Huwaaa ... Sakit!" Pekik Cia nyaring, membuat Riko melemparinya tatapan dingin.
"Kesini" Riko menarik lengan Cia kemudian mendudukkan gadis kekanakan itu di kasur "kotak p3k dimana?"
"Di atas lemari itu" Cia menunjuk lemari kaca yang ada di kamar mereka.
"Jelasin kamu ngapain? jadi sampai luka kaya gini?" Riko mengoleskan sedikit alkohol yang membuat Cia meringis lalu menempelkan plester di telunjuk wanitanya.
"Cia tadi cuma belajar masak, tapi kayaknya Cia gak bakat hehe" Cia nyengir kuda.
Riko membelai pipi Cia pelan membuat mata gadis itu terpejam "lain kali jangan bahayain diri kamu lagi. Aku gak mau kamu kelelahan" Cia membuka matanya dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si rapuh istri kecilku (Completed)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Warning!! Sebagian part mengandung 18+++!! [Harap bijak dalam memilih bacaan] Riko pria yang sangat membenci wanita lemah dan tidak bisa bergerak sendiri atau penyakitan seperti Cia n...