SRIK 🖤 4

27.1K 1.3K 53
                                    

Mobil yang dikendarai oleh Sandy berhenti di parkiran kampus. Seperti biasa hal yang dilakukannya pertama kali adalah membangunkan sang putri tidur.

"Cia bangun!" Pekik Sandy membuat Cia langsung bangun dan bengong sebentar.

Kebiasaannya adalah bengong dengan wajah yang terlihat lugu dan polos, sekitar beberapa puluh detik lalu gadis itu akan mengucapkan Alhamdulillah.

"Alhamdulillah" ucap Cia setelah beberapa saat. Gadis itu menenteng tote bag bergambar kucing hitam miliknya lalu merangkul lengan Sandy.

"Pai!"

Sandy menoleh dan menaikan salah satu alisnya.

"Tupai belum tobat?" Cia menunjuk bungkus rokok yang menggembung dibalik celana jeans Sandy.

"Tobat?" Sandy mengikuti pandangan Cia lalu terkekeh "iya gue belum tobat ci, kecanduan gue kayaknya" Sandy tertawa renyah.

Cia mengusap-usap punggung Sandy "kalau ada masalah cerita ya Pai, Cia gak tau apa-apa kalau tupai gak cerita"

Gue punya masalah yang gak bisa gue bongkar sama lo ci, maaf! Beban lo lebih banyak dari gue. Gue harus bersyukur gak kehilangan orang tua kayak lo, gue gak boleh lemah. Sandy membatin kemudian mengusap puncak kepala Cia penuh sayang, seperti seorang kakak.

Sandy tertawa "apaan sih ci, gini ya semua orang punya masalah dan masalah gue cuma masalah klise"

"Samlekom mamang sama Cia" Bryan merangkul bahu kedua sahabatnya penuh sayang. Dia memang tergolong baru dalam lingkar pertemanan Cia dan Sandy, tapi Bryan bersyukur karena mereka berdua mau menerimanya tanpa memikirkan materi seperti orang kebanyakan yang selama ini dia temui.

"Berat Bry" Sandy menjatuhkan rangkulan Bryan dari pundaknya. Dari dulu Sandy adalah gadis yang dingin terhadap siapa saja, tidak heran banyak yang tidak mau berteman dengannya.

Sandy juga murid bermasalah di kampus. Sering terlihat balapan liar di sirkuit, sering ke ciduk merokok dan citranya bertambah buruk karena banyaknya teman laki-laki yang dia punya.

"Ugh.. bener kata tupai. Kamu berat Brai" Cia meniru gerakan Sandy menghempaskan lengan Bryan dari bahunya.

"Eh lo tau pada tau gak?"

"Gak" jawab Sandy ketus.

"Apaan Brai? Cia kepo nih" ujar Cia dengan mata berbinar, dia adalah penggemar setia berita hangat yang selalu diberikan oleh Bryan.

"Gosip terus, makin berat tuh bahu kiri lo!" sindir Sandy kemudian mulai membuka ponsel dan memainkan game online sekedar menunggu waktu kuliahnya.

"Sandy gitu kebiasaan suka nyumpahin" rengek Bryan sok imut kemudian memalingkan wajahnya saat melihat Sandy menghunusnya dengan tatapan dingin "kita kedatangan dosen baru, tapi beliau gak ngajar di kelas gue melainkan dikelas kalian"

"Oh" timpal Sandy.

Cia mendekat dengan Sandy "Cia kira apaan" Cia menarik lengan Sandy ketika sebentar lagi kelas mereka dimulai.

"Spoiler gratis dari gue ci, dosennya masih muda dan ganteng!" Ujar Bryan membuat Sandy menghela nafas sedangkan Cia nampak berbinar.

Mendengar kata ganteng Cia menjadi lupa kalau sudah mempunyai suami.

"Beneran ganteng ya Pai?"

Sandy mengangkat bahu acuh "gak tau, gue aja baru denger kalau ada dosen baru. Gak guna juga"

"Naksir tau rasa" cibir Cia lalu berlari agar Sandy tidak menjitak kepalanya.

Gue naksir cowok? Gak ada di kamus seorang Sandy Andrea. Batin Sandy seraya menyusul Cia dengan langkah santai.

Keadaan kelas langsung sepi saat dosen yang ditunggu-tunggu satu kelas atau para wanita datang dari atas sampai bawah mereka memekik satu kata yang sama.

Perfect.

Kecuali Sandy gadis itu hanya memutar bola mata malas kemudian menyenderkan punggungnya di sandaran kursi.

"Selamat pagi semuanya!" Sapa dosen itu dingin dan datar tapi terkesan tegas.

"Selamat pagi pak!" Jawab mereka serempak.

"Baik saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Gevano Aldebaran Winata"

Kok namanya kayak seseorang.

Namanya kayak gue kenal banget.

Hmm siapa ya?

Marganya kayak seseorang.

"Kalian mungkin sudah mengira-ngira siapa saya. Saya adalah putra pak Baratama Winata, dosen ilmu bisnis disini. Beliau cuti sebentar karena ada urusan. Ada yang ingin kalian tanyakan?"

"Pak udah punya pacar?"

Gevan menggeleng "belum dan tidak berniat mencari" ketusnya tegas membuat para gadis memekik histeris. Meskipun Gevan bilang kalau dia tidak berniat mencari bukankah mereka bisa menghampiri Gevan?

"Pak umur berapa?"

"Umur saya 26 tahun"

"Kyaaaa masih muda ceuy bisa sama gue!"

Dari tadi Cia memang ingin menanyakan itu namun sudah terwakilkan oleh salah satu teman kelasnya maka dari itu Cia dapat tidur degan nyenyak.

"Unfaedah!" Gerutu Sandy cukup nyaring mampu membuat mahasiswa dan mahasiswi yang ingin bertanya menjadi urung.

"Kamu! Ada masalah dengan saya?" Gevan mendekati Sandy dan menatapnya langsung.

"Pak gak malu?" Sandy menunjuk mahasiswi yang histeris karena wajah Gevan yang terlalu dekat dengannya.

"Malu kenapa?" Tanya Gevan mundur merasa salah ingin membuat muridnya ini diam dan terpana dengan wajahnya, namun sepertinya salah orang dan gagal.

"Saya bukan spesies cewek jadi kalau bapak dekat seperti ini saya takut bapak akan kena rumor belok. Karena melihat seorang dosen yang gagah seperti bapak menyukai cowok" secara tidak langsung Sandy mengatakan kalau dia salah laki-laki.

"Tidak penting!" Putus Gevan kemudian melihat meja samping Sandy dan menggebrak meja nyaring.

Mampu membuat Cia yang tertidur bengong lalu mengucapkan Alhamdulillah.

Cia mengambil tote bagnya kemudian mengangkat lengan Sandy "Pai yuk pergi, udah pulang kan?"

"Pulang? Kamu tidak menghargai saya? Keluar!" Bentak Gevan membuat Cia menangis dan langsung dipeluk oleh Sandy.

Gadis tomboy itu mendudukkan Cia di kursinya dan mengelusi punggung Cia bermaksud menenangkan.

Setelah memastikan sang sahabat tenang, Sandy berjalan maju melewati mejanya dan menarik kerah kemeja Gevan "gue gak peduli lo dosen atau apa kek, lo mau keluarin gue silahkan gue gak peduli. Tapi sekali lo buat sahabat gue nangis habis lo!" Ancam Sandy lalu melepas cengkeramannya.

"Berani kamu sama saya?" Gevan menunjuk wajah Sandy kesal.

"Lo siapa tuhan? Bukan kan? Gue gantiin Cia keluar dan lo jangan bikin sahabat gue nangis. Dia gak bisa di kasarin, gue harap sebagai cowok dan dosen lo tau perbedaan kasar dan lembut" Sandy menepuk pelan bahu Gevan sebelum pergi.

Mwehehe gengs gue balik
Votement skuy!
Taburin bintang sayang ✨🖤

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang