"sayang bangun!" Cia mendengar suara itu. Suara parau dan putus asa dari suaminya. Tapi, Ia enggan untuk kesana. Dia ingin disini.
Cia mendongak menatap langit cerah yang tidak menyengat kulit dan menghirup aroma harum dari pepohonan dan bunga disini.
Matanya memicing, menatap dua orang yang sangat ia kenali. Ibu dan ayahnya, sedang melambai ke arahnya.
"Mama papa!" Cicit Cia berlari dan menubruk kedua orangtuanya hingga mereka berpelukan bertiga.
"Mama sama papa jahat, kenapa ninggalin Cia? Kalian ternyata tinggal di sini. Cia juga pengen ikut tinggal di sini"
Ibu Cia tersenyum "boleh, kita akan tinggal di sini. Kita akan hidup selamanya, disini kita tidak akan melihat kejahatan mereka yang ada disini hatinya bersih"
"Iya ma" Cia mengedarkan pandangannya. Meneliti setiap sudut dari kota indah ini, tidak ada polusi, tidak ada kebisingan, disini semuanya setara. Bahkan mereka saling berbagi, tidak ada yang berjual-beli. Dan mencari keuntungan.
"Ceritakan bagaimana dunia kamu" ayah Cia mengusapi rambut sang putri penuh sayang.
Cia berbaring di tengah-tengah kedua orangtuanya.
"Mama sama papa tau? Erik dan Cia sudah menikah"
"Kami tau, kami melihat kamu dari sana. Dia sangat mencintai kamu, bahkan dia terlihat seperti orang yang sudah mati dalam keputusasaan sekarang" kata ayah Cia membuat Cia melihat ke arah dimana dia datang.
Riko mengendong putra mereka dengan berlutut dan satu tangan yang menggenggam tangan Cia yang sudah dipastikan mulai menghangat.
"Mah mereka jahat"
"Mama tau. Mama dan papa juga dibunuh oleh mereka. Satu hal yang kamu harus tau, kamu dan mereka sama-sama adalah makhluk ciptaannya. Tapi yang membedakan derajat kalian di hadapan Allah adalah seberapa besar amal dan ibadah yang kalian perbuat"
Cia memeluk kedua orangtuanya "ma, pa, Cia mau disini"
Ibu dan ayah Cia mencium pipi putri satu-satunya mereka "hei kami tidak melarang kamu untuk tinggal. Tapi apa kamu rela suami kamu seperti orang aneh seperti itu? Anak kamu siapa yang akan mengurusnya?"
Cia berlari kesana. Meninggalkan kedua orangtuanya dengan air mata yang mengalir deras. Ini bukan air mata kesedihan karena harus meninggalkan orang tuanya. Tapi, ini air mata kebahagiaan karena Cia sudah dipertemukan dengan mereka dan akan bertemu dengan kedua orang yang sangat dicintainya.
Riko dan buah hati mereka.
Sementara itu di ruang yang masih sama. Riko masih mematung bersama anaknya yang tidak bersuara dari tadi.
Oek..oekk.. oweee..
Anak mereka menangis, Riko menenangkan putra mereka kemudian menatap Cia yang terpejam dan menitikkan air mata.
"Dokter dokter" Riko berlari keluar mencari dokter yang dengan sigap langsung memasangkan oksigen untuk Cia.
"Ini keajaiban" seru dokter tersebut.
Perawatan masih terus dilakukan hingga mata Cia yang tadinya tertutup perlahan terbuka "mas Erik!" Gumamnya membuat Riko langsung berlari sambil membawa anak mereka.
"Iya sayang?"
"Gimana keadaan Ansel?"
Riko tersenyum dan menaruh Ansel di pelukan ibunya yang langsung menyusu "nama yang bagus, apa namanya hanya itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si rapuh istri kecilku (Completed)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Warning!! Sebagian part mengandung 18+++!! [Harap bijak dalam memilih bacaan] Riko pria yang sangat membenci wanita lemah dan tidak bisa bergerak sendiri atau penyakitan seperti Cia n...