SRIK 🖤 10

25.6K 990 26
                                    

ATTENTION!!!
BERHENTI BACA KALAU NGERASA CERITA INI GAJE, GAK NYAMBUNG, ANEH, ATAU APAPUN YANG SEJENISNYA
GUE HARGAIN KRITIK KALIAN, TAPI BISA KATANYA DIPERHALUS DIKIT? KOMENTAR LO BIKIN SAKIT HATI :)
SEKALI LAGI LEBIH BAIK BERHENTI DARIPADA ENDINGNYA MARAH-MARAH KARENA CERITA INI GAK SESUAI EKSPEKTASI KALIAN!!








18++
Yang belum cukup umur silahkan minggat atau skip!!

Cia mengerjab perlahan menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Seketika pipinya memanas mengingat pergumulan mereka tadi malam, seberapa nyaring rintihannya, seberapa lembut sampai seberapa beringasnya mereka malam itu.

"KYAAA ....HUAAAAA MAMA, PAPA, BUNDA, AYAH CIAAA UDAH GAK SUCI LAGI!!" Teriak Cia menatap langit-langit kamar.

"Kamu kenapa?" Tanya Riko khawatir karena mendengar teriakkan Cia sampai ke lantai bawah. Tadi pria itu sedang memanaskan mesin mobil di bawah, saat mendengar teriakkan Cia yang melebihi sirene ambulan, Riko langsung berlari menuju lantai atas.

"Cia gak pa-pa hehe" Cia nyengir, menyadari tubuhnya yang tidak memakai apapun di balik selimut Cia meneguk saliva kasar.

"Mas Erik sana, Cia hari ini kuliah!" Suruh Cia seraya bangkit dari tempat tidur. Tapi, sebelum itu....

"Huwaaa sakit!" Ringis Cia saat area bawahnya terasa mati rasa.

Ini semua gara-gara Riko.

"Sini aku gendong" Riko mendekati Cia, kemudian membalut tubuh sang istri dengan selimut sebelum membawanya masuk kedalam kamar mandi.

"Huwaaa sakit!!" Cia merengek tidak mau diturunkan dari gendongan Riko.

Riko mencium pipi Cia sebentar "mau menggodaku lagi hmm?" Tanya Riko serak.

Cia menggeleng. Sudah cukup tadi malam jangan menambah derita lagi~~

Lupa kalau gendrenya gak humor, Mon maaf ya sayangku. Maafkeun pen ngelawak tapi gak ada yang ketawa yhahaha.

"Istri pintar, hari ini jangan kuliah dulu. Ada nomer dosen kamu? Biar aku yang ngasih kabar" Riko keluar dari kamar mandi dan menutupnya.

Sebenarnya tadi malam sama sekali belum cukup bagi Riko, tubuh Cia begitu nikmat dan manis.

Tapi melihat wajah Cia dan tubuhnya yang dipenuhi tanda kepemilikan Riko. Pria itu tidak tega.

Sepertinya aku mulai mencintai benalu itu. Riko terkekeh kecil, setelah mencoba tubuh Cia, dia merasa sama sekali tidak menginginkan tubuh jalang atau wanita lain.

"Mulai saat ini dan seterusnya hanya ada Felicia Dwidarma di hidupku" kata Riko pelan.

"Loh kok Cia gak kuliah?" Tanya Cia cengo sambil berteriak dari dalam kamar mandi.

"Ntar tau sendiri kok!" Celetuk Riko "nama dosen kamu siapa?"

"Gevano Aldebaran Winata kayaknya. Soalnya dia yang nulis sendiri" balas Cia berteriak.

"Kamu masih deket sama Gevan?" Nada bicara Riko berubah dingin, tidak suka. Giginya bergemelatuk keras menahan geram dan rasa takut jika Cia, wanita yang mulai di cintainya diambil Gevan lagi.

"Enggak kok. Pak Gevan maksa" jawab Cia jujur lalu, keluar dari kamar mandi.

Riko mengangguk saja, jempolnya memencet tombol panggilan untuk melakukan panggilan pada si Gevan.

Sebelum itu Riko sudah mengganti nama kontak Gevan dengan sebutan pak dosen saja.

'Iya kenapa ci?' tanya Gevan lembut.

'sekarang jadi banci bro?'

Riko membawa ponsel Cia ke balkon. Menunggu sang istri berganti busana kembali ke kamar mandi. Mungkin setelah ini akan ada teriakan yang bisa membuat gendang telinga pecah.

'kamu siapa? Pacar Cia?' tanya Gevan merubah suaranya menjadi sedikit lebih tinggi.

'masih ingat, perempuan yang kmau rebut dariku? Aurora  putri Ganendra?'

Diam beberapa saat Gevan diseberang sana tertawa renyah 'sudah lama tidak berjumpa tuan Eriko Aditama' Gevan berdehem sesaat 'sekarang kau berpacaran dengan anak kecil?' Tanya Gevan dengan nada menyindir.

'pacar? Siapa yang kamu sebut pacar?, Aku suaminya!" Beritahu Riko bangga tapi dia dibuat kesal karena Gevan tertawa.

'jangan mimpi pagi-pagi pak Riko. Sebentar lagi kalian akan putus dan saya yang akan menikahi Cia!'

'aku hanya ingin memberitahu kalau Cia tidak bisa kuliah dan kebetulan nomer kamu ada,jadi tolong ijinkan sama dosen lain juga'  Riko menggeleng pelan 'ya sudah kalau tidak percaya, ini saya tunjukkan buktinya'

Riko mengubah panggilan menjadi Videocall.

'cia! hai!' sapa Gevan lembut dan melotot saat Riko mencium bibir Cia didepannya dan matanya makin melotot saat melihat banyaknya bekas di leher Cia dan pajangan photo pernikahan mereka.

'ingat, kesempatan kedua pasti ada' Gevan langsung menutup panggilan dengan amarah.

"Sakit!" Lirih Cia sambil mengkode agar Riko menggendongnya dengan mengangkat tangan pada sang suami.

"Manjanya gak hilang" ucap Riko seraya menggendong sang istri seperti anak koala.

"Ish.. ini semua karena kamu" ketus Cia seraya masuk kedalam ceruk leher sang suami.

"Hehe maaf, nanti malam lagi ya" pinta Riko. Cia mengerucutkan bibir.

"Nanti sakit"

"Kalau terbiasa gak lagi kok" bujuk Riko.

Cia mengangguk ragu "ehmm.. kenapa Cia harus bolos kuliah, lagian kuliahnya gak banyak jalan kok. Paling nanti Cia minta tolong tupai sama Iyan"

Riko membawa tubuh Cia yang ada digendongannya menatap cermin dan menyentuh bekas dari perbuatannya semalam.

"Aaaa... Mama itu beneran?" Cia melihat dadanya sendiri dan memang benar banyak sekali tanda kemerahan yang sekarang sudah berubah warna menjadi biru keunguan.

"Iya bener" sahut Riko mulai gelagapan karena Cia tak sadarkan diri.

Tubuh Cia terkulai kemas di gendongan Riko.

"Salah lagi" desis Riko meneguk salivanya susah payah. Pasti kali ini papa Adam akan marah dan mama Serly akan merajuk karena membuat anak sekaligus menantu tercinta mereka kelelahan.

Kamu sih gak ingat waktu Riko!, Gerutu Riko pada dirinya sendiri lalu membawa tubuh sang istri keranjang dan menelepon dokter karena tidak ingin masalah makin runyam saat mereka di rumah sakit nanti.

Update malem-malem mwehehe
Udah follow? Kalau belum ayo difollow dulu.

Sudah vote? Kalau belum ayo taburin bintang sayang ✨

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang