SRIK 🖤 7

22.6K 1K 37
                                    

"mas Erik!" Sapa Cia saat sang suami pulang.

Riko mencium kening dan bibir Cia sekilas "assalamualaikum Feli!"

Cia tersenyum "waalaikumsalam mas, jalan-jalan yuk!" Pria itu hanya mengangguk.

"Kemana?" Tanya Cia meminta saran.

"Terserah kamu" Riko mengacak rambut Feli kemudian naik ke lantai atas.

Cia mengekor lalu membantu sang suami untuk melepaskan dasi dan menaruh baju kotor di keranjang cucian.

"Ehm.. mas Erik!" Riko menoleh dan mengangkat satu alisnya "mas suka Cia pakai baju apa?"

"Apapun, aku selalu suka semua yang kamu kenakan" jawab Riko setengah sadar, dia tidak ingin membuat Cia sakit hati dengan mengatakan terserah.

•••

Riko terperanjat kaget melihat style pakaian yang dikenakan sang istri. Biasanya gadis itu akan memakai pakaian yang seperti remaja pada umumnya, seperti hotpants jeans, atau dress selutut, namun kali ini Cia memakai pakaian yang terbuka dan sexi.

Kalau Feli berpakaian seperti wanita yang sering aku kencani, aku takut khilaf. Batin Riko tak sadar dia tersenyum miring pada Cia.

"Sering-sering senyum ya mas, kamu ganteng kalau banyak senyum" puji Cia membuat Riko kembali menormalkan ekspresinya.

Riko hanya memakai kemeja lengan panjang dengan celana bahan tanpa jas yang biasa dipakai pria itu.

Sedangkan Cia memakai dress panjang bahkan hampir menyeret debu dilantai. Tapi bukan itu yang membuatnya terlihat seperti seorang wanita dewasa yang bisa menarik perhatian dan nafsu seorang Eriko Aditama, melainkan belahan dada dan punggungnya yang rendah.

Saat turun dari mobil. Tangan Riko terangkat untuk menurunkan rambut Cia dari bahunya sehingga rambut gadis itu menutupi punggungnya. Sedikit rambut, Riko tinggalkan untuk menutupi dada Cia.

"Kamu membuatku sesak Feli" bisik Riko serak "andai ini bukan restoran, kamu tidak akan bisa berjalan besok" lanjut Riko masih berbisik membuat Cia tersentak dan bergidik ngeri, membayangkan tidak bisa berjalan Cia jadi takut sendiri.

"Kalau Erik mau siksa Cia kayak film psikopat yang sering tupai tonton, mas Erik bakalan Cia laporin ke polisi terus membusuk di penjara" Cia menakut-nakuti Riko dengan film yang sering ia lihat di tonton oleh sang sahabat.

Entah berapa banyak film bergenre psikopat dari berbagai belahan negara dan bahasa di dunia yang gadis tomboy itu sudah lihat.

"Hmm, kalau sudah sah. Aku tidak akan ditangkap" Riko menarik pinggul Cia posesif agar lebih dekat dengannya.

"Mas Erik udah cinta sama Cia?" Cia meremas jari ragu, takut-takut dia menatap wajah sang suami yang datar.

Erik ragu, apakah dia sudah mencintai Cia? Atau tidak. Sebutan benalu untuk Cia, masih belum bisa hilang dari Riko. Saat pria itu melihat wajah lugu Cia, dia jadi teringat Aurora dan Gevan.

"Masuk yuk!" Ajak Riko mengalihkan pembicaraan.

"Engh.. ayo" Cia menyamai langkah Riko. Satu hal yang membuat senyumannya mengembang, tangan Riko masih memeluk pinggulnya.

Mereka menikmati makanan dalam diam dan hening, setelah selesai Riko berdiri dan maju ke atas panggung.

"Hai gadis cantik yang sekarang sudah menjadi wanitaku" Cia menoleh dan tersenyum, ia menaruh anak rambutnya di telinga.

Lampu-lampu mendadak meredup dan menyorot pria yang duduk sambil memegang gitar dan duduk di depan mikrofon.

"Felicia Dwidarma, mungkin untuk saat ini kamu merasa kalau aku terlalu dingin. Maafkan suami kamu ini, dia masih plin plan, aku tidak tahu mulai dari mana aku cinta sama kamu. Entah itu belum atau sudah, satu hal yang kamu harus tau aku selalu ingin bersama dan melindungi kamu. Selamanya"

Hati Cia terenyuh, entah kenapa Riko membuat air matanya menetes haru.

"Lagu yang kali ini aku nyanyikan spesial untuk kamu my everything" Cia kembali tersenyum saat beberapa pengunjung tersenyum dan memandanginya iri.

Ya benar, Cia beruntung memiliki Riko. Walaupun kadang sikapnya terlalu dingin dan tegas. Tapi faktanya, pria itu selalu ada sejak dulu untuk melindungi Cia.

Terlepas dari amanat dari almarhum orang tuanya. Cia tau dari dulu, Riko ikhlas dan tidak pernah meminta apapun sebagai balasan.

Riko memetik gitar membuat fokus Cia dan pengunjung lain, sepenuhnya tertuju pada pria itu.

I've cried enough tears to see my own reflection in them
And then it was clear
I can't deny
I really miss it
To think that I was wrong

Petikan gitar Riko sangat bagus. Baru kali ini dan mungkin hanya dalam kesempatan ini Cia dapat melihat penampilan gitar dan nyanyian yang merdu ditambah crack voice dari seorang Eriko Aditama.

I guess you don't know what you got 'til it's gone
Pain is just a consequence of love
I'm saying sorry for the sake of us
He wasn't my everything 'til we were nothing
And it's taken me a lot to say
And now that he's gone, my heart is missing something

Cia senyum-senyum sendiri saat Riko bernyanyi dan pandangan pria itu tidak beralih sedikitpun padanya.

So it's time to push my pride away
'Cause you are, you are, you are my everything
You are, you are, you are my everything
I know you're not far, but I still can't handle all the distance

You're traveling with my heart
I hope this is a temporary feeling
'Cause it's too much to bear without you
When I lose sight, ain't lookin'

If I go tomorrow, just know I'm yours
'Cause what we got is worth fighting for
'Cause you were, you were my everything 'til we were nothing
And it's taken me a lot to say
And now that you're gone, my heart is missing something

So it's time to push my pride away
You are, you are, you are my everything
You are, you are, you are my everything
You are, you are, you are
You are, you are, you are my everything

Sampai di lirik terakhir Riko membuat semua penonton terpukau dan bertepuk tangan meriah.

Pria itu berjalan mendekati meja Cia dan mengecup kening serta punggung tangan sang istri.

"Buatlah aku mencintaimu Feli" Cia mengangguk dengan pipi yang merona.

"Bantu Cia, mas!"

Gue balik lagi nih, ehmm Wina disini pengen ngucapin terimakasih buat kalian yang uda follow, kalau belum ayo difollow dulu.

Taburin bintang sayang ✨🖤

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang