18++!!!
Yang belum cukup umur bisa skip!Tok tok tok.
Sandy mengetuk pintu ruangan pak Baratama Winata yang saat ini tengah ditempati Gevan, si dosen baru.
"Pai,Cia takut!" Kata Cia pelan kemudian bersembunyi di lengan Sandy.
Sandy menepuk pelan pundak Cia 2 kali "kalau dia berani macam-macam, bakalan gue hajar tenang aja"
"Masuk!" Sandy menuntun Cia kedalam dan mendudukkan tubuh Cia di kursi yang ada didepan Gevan.
"Saya belum menyuruh duduk"
"Lo mau bikin sahabat gue pingsan?" Mata Sandy mengeluarkan aura permusuhan pada Gevan.
"Hah?"
"Udah jangan banyak hah huh hah huh cepat ngomongin apaan sama Cia?"
"Kamu bisa keluar?" Tanya Gevan yang mendapat gelengan keras dari Sandy. Dia tidak akan membiarkan Cia sendirian lagi, cukup saat itu dia menyalahkan diri sendiri hampir membuat Cia trauma dan celaka.
"Pai, temenin Cia dong ke kantin!" Ajak Cia saat SMA seraya menggandeng lengan sang sahabat.
Dulu, Sandy sama sekali tidak berpenampilan seperti seorang laki-laki. Dia sebelas dua belas dengan Cia, feminim dan tidak terlalu suka dengan warna hitam.
"Iya aku temenin, kamu mau beli apa ci?"
"Aku mau nasi goreng aja" balas Cia lalu mereka duduk berseberangan disalah satu meja.
"Mau aku pesenin ci?" Cia mengangguk dan Sandy langsung memesankan makanan yang selalu sahabatnya sukai.
Sementara Sandy memesan makanan Cia dikelilingi oleh banyak laki-laki.
"Eh Cia makin cantik aja nih" ucap seorang cowok lalu mengusap punggung Cia.
"Ma-makasih kak"
"Ehmm pepet teros boss!" Seru salah satu temannya di barengi dengan seruan dari yang lain, sehingga suasana kantin lebih ramai.
"Cia.. ehmm nanti pas pulang sekolah, samperin gue di kelas ya. Gue ada sesuatu yang buat lo puas!"
"Si boss main langsung nih, wkwkwk"
"Iyain ci, enak loh!"
"Hooh, bikin nagih"
Cia menatap wajah kakak kelasnya itu "ehmm.. makanan ya kak? Cia udah makan ini, kalau makan lagi nanti sakit perut, gak bisa ditampung lagi hehe" cengir Cia seraya menampilkan deretan gigi rapinya membuat mereka yang ada disana jadi gemas sendiri.
"Dateng aja bukan makanan kok manis!" Kakak kelas itu mengelus puncak kepala Cia sebelum pergi bersama teman-temannya.
"Mereka ngapain ci?" Tanya Sandy seraya menaruh nampan.
Gadis tersebut mengulas senyuman manis "gak tau juga, kakak itu bilang kalau mau buat Cia puas. Tupai ngerti gak?" Sandy menggeleng dia bukan gadis yang tahu kata-kata alien tersebut.
"Jadi pulangnya gimana? Aku mau ambil hasil photocopy-an. Besok udah dipakai, kamu kan udah!" Lirih Sandy.
"Em.. ambil aja deh Pai, aku bisa kok sendiri lagian kakak itu gak mungkin culik aku kan?" Cia menaik-turunkan alisnya.
"Ci, mau gue panggilin kak Riko?" Tanya Sandy. Dia tahu kalau Riko adalah pengawal seorang Felicia Dwidarma.
Cia menundukkan kepalanya lalu menggeleng pelan "Erik gak mau diganggu, dia gak mau aku bikin susah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si rapuh istri kecilku (Completed)
Любовные романы[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Warning!! Sebagian part mengandung 18+++!! [Harap bijak dalam memilih bacaan] Riko pria yang sangat membenci wanita lemah dan tidak bisa bergerak sendiri atau penyakitan seperti Cia n...