SRIK 🖤 8

21.7K 974 18
                                    

18++
Silahkan bagi yang belum cukup umur bisa skip!!

•••

Sandy menggelengkan kepalanya kala sedari diparkiran tadi Cia tidak berhenti tersenyum. Ia tau kalau sang sahabat sedang bahagia dan meringis takut kalau mulut itu akan robek karena terlalu banyak tersenyum.

"Pai!"

"Hmm?"

"Cafe skuy, habis istirahat!" Ajak Cia yang diangguki oleh Sandy.

Cia menoel-noel pipi Sandy "Pai kenapa sih jadi pendiem kayak tiang listrik. Sakit Pai kalau di diemin!"

"Ribet!"

Setelah beberapa lama kemudian, Sandy mendelik saat lagi-lagi Cia mempunyai mood yang sangat bagus, bahkan tidak tertidur di kelas manapun dan tidak membuat masalah dengan Gevan.

"Cia bagus, teruskan perubahan sikap kamu ini!" Ucap Gevan bangga. Dosen itu pikir Cia berubah karena dirinya. Yang benar saja ini karena tadi malam di restoran.

Riko.

"Iya pak!" Jawab Cia antusias.

Di cafetaria kampus.

"Dy Cia kenapa?" Bryan bergidik ngeri sambil melihat pohon beringin yang ada di belakang kampus kemudian menatap Cia yang senyum-senyum tidak jelas.

Sandy mengendikkan bahu acuh, tidak tahu.

"Ci saraf lo?" Cia makin memperlebar senyumannya.

"Dy tanyain temen lo kenapa?" Celetuk Bryan yang tidak kuat di berikan senyum oleh Cia. Lama-lama diabetes juga Bryan.

"Ci lo kenapa?" Tanya Sandy mewakili Bryan. Malas sebenarnya, tapi daripada Bryan banyak cingcong, yaudah.

"Huwaaaa akhirnya perasaan Cia dibalas Erik!!" Setelah diam dengan senyuman, akhirnya Cia buka suara dengan kehebohan tiada tara.

Diam selama beberapa detik, Sandy hanya mengangguk singkat, sedangkan Bryan langsung heboh.

"Gue kira lo saraf anjeng!" Bryan menyatukan tangannya dan mengangguk meminta maaf saat melihat tatapan sinis Sandy yang mengatakan 'jangan bicara kasar depan bocah' "ehmm.. siapa tuh Erik?"

Maklum Bryan masih baru masuk didalam kehidupan seorang Felicia, dia sama sekali tidak tahu dengan Erik atau Riko.

"Erik itu su--"

"Hei sayang!" Cia langsung memeluk Bryan ketakutan saat seorang laki-laki mendekatinya dan mengacak pelan rambut panjang Cia.

"Maksud lo apaan bangsat!" Sandy sudah lupa kalau dia ada didepan Cia.

Sandy mencengkeram kerah baju Danu dengan kilat kemarahan yang kentara. Tangannya terangkat untuk memukul rahang Danu.

"Apa lagi? gue mau nyamperin pacar gue, setelah gak berjumpa sekian lama" jawab Danu sambil meringis memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.

"Takut..  yan, Iyan.. Cia takut!" Ringis Cia sembari terus mengeratkan pelukan pada Bryan.

"Shhtt.. kakak lo lagi bikin dia kembali tenang dirumah sakit" ucap Bryan meyakinkan sambil menenangkan Cia dengan mengelusi punggung gadis itu.

Tubuh Cia bergetar saat mengingat kejadian waktu itu.

"Cia ikut gue!" Sentak Danu seraya menyeret Cia ke rooftop.

"Aduh.. sakit kak Danu" lirih Cia mencoba melepaskan cengkraman Danu yang begitu kuat.

Danu melepaskan tangan Cia dari cengkeramannya tapi malah beralih menjamak rambut Cia dengan begitu keras hingga Cia meraung kesakitan.

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang