SRIK 🖤 6

26.1K 1.1K 30
                                    

Riko memasuki rumah dan menggelengkan kepala saat melihat Cia tertidur di sofa.

"Kelelahan lagi!" Tebak Riko tak meleset kemudian membangunkan Cia.

"Feli bangun!! Mandi setelah itu shalat bersama" Riko menepuk-nepuk pelan pipi Cia.

Dia sebenarnya juga kelelahan mengingat berapa banyak wanita dikantor yang putus dengannya. Bahkan harus menjelaskan hal yang sama berulang-ulang, lebih dari itu juga ada yang menawarkan tubuhnya untuk Riko.

Cia menggerang dan mengerjab perlahan lalu bengong sebentar.

"Udah pulang mas?"

Riko mengangguk.

"Kamu belum mandi kan, aku mandi dulu ya. Habis itu kita shalat bareng" Riko mengecup kening Cia singkat kemudian berjalan menuju kamar mereka.

Cia membelalakkan mata lalu mengerucutkan bibir kesal "seharusnya Cia tuh di gendong kek, udah tau Cia cape!" Gerutu Cia sebal.

"Ayo aku gendong!" Riko berbalik dan mengangkat tubuh kecil istrinya dia tersenyum kecil saat Cia melingkarkan tangan di lehernya.

"Lain kali kalau mau sesuatu bilang aja, aku gak peka!" Peringat Riko kemudian kembali memasang wajah datar.

Riko mandi lebih dulu, sedangkan Cia mengeluarkan soal yang diberi dosen baru tadi, gadis itu menghela nafas lelah. Soalnya memang hanya 5 tapi memiliki banyak anak dan cucu.

Nyesek.

Baru satu soal Riko keluar dan bergantian memakai kamar mandi dengan Cia, Riko menilik sebentar laptop dan kertas soal milik sang istri.

"Mas boleh gak Cia yang mimpin shalatnya?" Tanya Cia seraya memakai mukena.

Riko menggeleng "menurut kamu?"

"Ya enggak lah, mas Erik bodoh!" Cerca Cia seraya tertawa terpingkal-pingkal.

"Hmm" gumam Riko seraya mulai melaksanakan shalat yang diikuti Cia.

Selang beberapa lama kemudian mereka telah selesai, Cia langsung melipat mukena dan berjalan lebih dulu menuju ruang makan untuk makan lebih dulu, tugasnya sudah menunggu untuk diselesaikan.

"Pelan pelan Feli!" Peringat Riko saat istrinya itu makan tanpa dikunyah dan cepat.

"Mas begadang?" Tanya Cia mengalihkan pembicaraan dan Riko mengangguk.

"Okay Cia temenin" ujar Cia seraya meneguk habis minumannya.

"Sen nanti bikinin Cia kopi yang gak bikin ngantuk sama manis" pesan Cia pada Sena yang dihadiahi anggukan dari wanita tersebut "mas Erik mau?" Tawar Cia pada Riko yang hanya mengangguk mengiyakan.

"Sen bikinin mas Erik kopi juga" ucap Cia yang kembali dianggukan oleh Sena.

°°°

Baru setengah sembilan malam Cia sudah menguap hampir 5 kali, Riko mengusap lembut rambut Cia.

"Tidur Feli!"

Cia menggeleng "tugas Cia belum selesai" tunjuk Cia pada kertas soalnya.

Riko merebut lembar soal tersebut dan melihat nama dosen pengajar disana.

Mendadak Riko mengepalkan tangannya dan menyerahkan paksa lembar soal tersebut pada Cia "sejak kapan dia jadi dosen kamu?"

Cia mengambil kertas soal dari Riko "sejak semalam"

"Jangan dekat-dekat dengan Gevan. Dia musuhku" ucap Riko lalu menutup laptopnya.

"Musuh? Kenapa? Sejak kapan?" Cia merengut kala Riko lebih memilih untuk tidur dan menenggelamkan wajahnya di balik bantal.

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang