SRIK 🖤 13

18.2K 779 4
                                    

🖤              🖤              🖤

Riko terkekeh melihat sang istri yang tertawa kesenangan saat air laut menyapu kakinya lalu kembali lagi ke tengah laut.

Begitu seterusnya sampai Cia lelah sendiri dan kebosanan.

"Seneng banget ya hmm.. maaf dulu-dulu aku gak ngehargain cinta tulus kamu buat aku" ucap Riko lalu mencium pipi Cia.

Cia tersenyum tulus kemudian mencium pipi Riko balik "hu'um" jawab Cia sambil tersenyum.

"Besok kuliah?" Cia mengangguk.

Sebulan masa liburan kuliah Cia, diisi dengan acara mereka sebagai pasangan suami istri baru berupa mengunjungi berbagai belahan dunia dan destinasi wisata yang tidak pernah dikunjungi oleh sang istri.

Mereka mengunjungi gunung Fuji. menara Eiffel. sungai di Venesia, Italia. Kincir angin di Belanda. Dan berbagai macam destinasi wisata lain.

Riko tertawa pelan, Cia adalah wanita yang berbeda dari wanita yang pernah dia kencani. mereka haus akan barang-barang mewah dan nominal uang yang banyak. Sedangkan Cia tidak tertarik membawa barang-barang yang ada di dalam negara yang mereka datangi, baik itu harganya murah ataupun mahal.

Alasannya simpel, Cia memang tidak bekerja tapi, seorang Felicia Dwidarma adalah anak konglomerat tunggal dari keluarga Dwidarma dimana seluruh harta warisan peninggalan almarhum kedua orangtua, seluruhnya diserahkan pada Cia.

Tak perlu takut akan bangkrut. Harta yang ditinggalkan kedua orangtua Cia lebih dari cukup untuk menghidupi Cia sampai tujuh turunan. Itupun kalau Cia menghambur-hamburkan hartanya kalau tidak mungkin lebih dari  tujuh turunan keluarga Cia bisa hidup tanpa perlu bekerja.

"Mau makan apa sayang?" Cia menunjuk gambar es krim besar yang menjadi ikon poster salah satu kedai.

"Iya, ayo kesana" Riko menggenggam jemari Cia lembut lalu menuntun sang istri pelan memasuki kedai.

??" Tanya seorang waitress ramah, menghampiri mereka.

"I would like to order vanilla ice cream, chocolate flavor, greentea flavor, coffee flavor, and wine flavor." pesan Cia yang langsung dicatat oleh waitress tersebut.

"Sorry you ordered the ice cream with what size?" Tanya waitress itu menatap Cia.

"Big!!" jawab Cia antusias. Rio terkekeh pelan, betapa menggemaskannya sang istri kecilnya sekarang. Tangannya bergerak untuk mengusap-usap lembut rambut Cia.

"That's the only order from you, ma'am, sir? Is there anything else?" Tanyanya lagi.

Riko menggeleng sebagai tanggapan dari ucapan waitress tersebut. Setelah waitress pergi beberapa waktu kemudian sudah datang pesanan mereka.

Cia sangat antusias menghabiskan es krim rasa cokelat. Karena kekenyangan makan es krim yang berukuran besar, Cia memilih membawa es krim tersebut, sebagai oleh-oleh yang tentunya akan didinginkan di pesawat saat mereka kembali nanti.

•••

Cia langsung berlari menuju kamarnya begitu mereka tiba di rumah. Masuk kedalam kamar mandi kemudian membongkar tas es krimnya untuk di makan di atas meja kerja sang suami.

"Kamu nanti flu!" Peringat Riko pada Cia yang memakan es krim tidak tahu sudah seberapa banyak.

"Dikit lagi" Cia memperlihatkan kotak es krimnya yang tinggal setengah cup besar.

"Kalau flu, libur aja" ucap Riko memilih bajunya untuk dipakai malam ini.

"Gak mau. Libur terus ntar fans sama sahabat Cia kangen" ujar Cia bangga.

Riko hanya tersenyum "mau selingkuh hmmm?" Tanya Riko mendekatkan wajahnya pada Cia yang langsung terdiam.

"Enggak" jawab Cia yang mendapat elusan di puncak kepalanya.

°°°

Mobil yang dikendarai oleh Cia berhenti di kost-an Sandy "Tupai.. hatchim.. Pai!!! Bangun... Wake up!!" Cia mengusap hidungnya yang memerah, sepertinya peringatan dari sang suami kemarin adalah hukuman untuknya yang sekarang sudah menjadi sebuah kenyataan.

"Gue makanin Zoo dulu!" Sandy memasuki mobil sembari menempelkan tangannya di dahi sang sahabat.

"Sakit?" Tanya Sandy kemudian mulai melanjutkan perjalanan.

Cia mengangguk "Cia kebanyakan makan es krim Pai!"

"Minum, minuman yang panas-panas aja nanti dikantin ya. Ntar gue yang pesenin" Sandy fokus kembali ke jalanan.

"Makasih Pai" Sandy mengangguk.

Mobil milik Cia memasuki sekolah dan Sandy menuntun Cia yang mendekap lengannya.

"Mau balik aja ci?"

"Enggak usah. Nanti Cia di omongin sama geng Cika. Udah libur minta libur lagi"

"Mau gue kasih pelajaran?" Cia menggeleng. Bisa masuk rumah sakit mereka kalau Sandy memberi pelajaran nanti.

"Hai Cia!" Sapa Gevan lembut. Sandy langsung maju kala dosen muda itu ingin mendekati Cia.

"Jangan sentuh Cia, belum muhrim" celetuk Sandy kemudian membawa Cia pergi sebelum dosen itu menyentuh sang sahabat.

"Cia kenapa lo gak ngampus" Bryan ikut nimbrung sambil memakan kacang goreng.

"Kan liburan Yan, mana liburannya lama lagi sebulan. Hatchim.." Cia kembali bersin.

Sandy pergi ke kantin untuk membeli tisu sedangkan Bryan menjaga Cia di sini.

"Bukan itu maksud gue ogeb, sebelum itu" Cia memijit pelipisnya seperti orang yang sedang berpikir.

"Iyan amnesia?" Tanya Cia pada Bryan yang menggeleng. Enak saja amnesia dari hongkong, kalau Bryan amnesia kenapa masih ingat Cia dan Sandy.

"Kagak lah, emang kenapa?"

"Kan Cia ada kirim photo sama pasangan hidup Cia" jawab Cia lempeng sambil menyeka hidungnya yang mulai berair.

Bryan nyengir "bisa ae lo maemunah, betewe jangan geer dulu, orang pacaran bisa putus!" Peringat Bryan.

Laki-laki ini masih salah paham pada hubungan Cia dan Riko.

"Ish.. tapikan.. kami gak pa--"

"Nih lap!" Titah Sandy seraya menyerahkan tisu pada Cia.

Cia menyapu ingusnya dan berterimakasih pada Sandy setelahnya.

Kapan Cia bisa kasih tahu sama kalian berdua semuanya? Cia menatap wajah Bryan dan Sandy bergantian.


Taburin bintang sayang ✨

Si rapuh istri kecilku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang