"Mommy aku ingin menikah".
Mark menatap kearah depan dengan tatapan lurus, padahal sang Mommy berada tepat di kursi sampingnya, kursi yang biasa sang kepala keluarga tempati.
Ngomong-ngomong mereka kini sedang berada di meja makan, sehabis melaksanakan makan malam bersama, tapi sang kepala keluarga sudah lebih dulu beranjak sebab ada yang menelfon, urusan kantor.
Taeyong, orang yang dipanggil Mommy lantas terkejut dengan ucapan sang anak.
"APA? SIAPA? SIAPA YANG KAU HAMILI HAH?"
Mata lelaki cantik itu melotot kearah sang anak. Sudah menatap berang, serasa ingin membunuh jika saja benar apa yang dia duga sebuah kebenaran.
Mark memejamkan matanya akibat teriakan Taeyong, laki-laki beralis camar itu menutup matanya seraya menundukkan kepala.
"Aku tak menghamili siapapun"
Taeyong menatap anaknya tak percaya.
"Kamu tidak berbohong kan? Kenapa tiba-tiba ingin menikah? Dengan siapa? Memang kamu sudah punya pacar, bukannya kamu jomblo ya?"
Mark kini menghela nafas kasar, sedikit sebal dengan cerocosan Taeyong yang malah mengejeknya tak punya pasangan, tapi memang benar begitu sih.
"Tidak tahu, ingin menikah saja"
Taeyong lantas langsung saja mendaratkan satu pukulan main-main pada dahi Mark, membuat sang anak mendengus tak suka.
"JAEE, TOLONG KEMARI. LIHAT ANAKMU SUDAH TAK WARAS LAGI"
"WAIT BABEE"
Jaehyun, sang kepala keluarga menyahut dari arah ruang tamu mereka.
Mark menatap Taeyong tak suka. Enak saja dirinya dikatakan tidak waras.
"Mommy, anak sendiri dikatakan tidak waras. Tega sekali sih"
Taeyong kembali membawa Leon, kucing peliharaan mereka. Iyaa tadi ibu dengan dua anak itu berteriak sambil berlari kecil mengejar kucing kesayangannya itu.
"Kamu sih, kenapa tiba-tiba ingin menikah. Belum pernah dibawa kemari dan Mommy belum tahu siapa yang ingin kau nikahi itu"
Mark memutar bola matanya malas. "Lee Haechan Mommy, aku hanya takut jika dia tak menerimaku ketika aku mengajaknya berkencan"
Lagi-lagi Taeyong melototkan matanya.
"Kau bahkan belum mengutarakan perasaanmu?"
Mark memelas. "Mommy jangan berlebihan dan tolong jangan mengejekku"
Taeyong tertawa kecil. "Baiklah, sekarang coba jelaskan kenapa kau ingin menikahi Lee Haechan itu? Dan kenapa tak mau berkencan?"
Mark menghela nafasnya sebelum memulai cerita.
"Aku takut dia tak mau karena bisa saja dia berfikir bahwa aku hanya akan memainkan dirinya saja, seperti taruhan atau yang lainnya. Dan aku takut dia berfikir nantinya berkencan hanya akan membuang waktunya saja...
... Hatiku rasanya sakit sekali ketika melihat gurat lelah dari wajahnya Mom, aku sangat ingin memeluknya ketika melihat matanya bengkak, aku ingin menjadi bagian dari dirinya, orang yang dia anggap berharga bahkan aku ingin menjadi orang yang selalu dia butuhkan disaat apapun"
Taeyong tersenyum tipis mendengar ucapan Mark, ternyata sang putra sulung sudah sebesar ini sekarang, ia merasa bangga sebab bisa mendidik Mark dengan baik dan benar.
Tangan Taeyong terulur kearah rambut hitam Mark.
"Kamu sudah besar rupanya yaa, sudah ingin menikahi anak orang. Nanti kita bicarakan lagi dengan Daddy yaa, sekarang lebih baik kamu kekamar"Mark mengangguk lalu segera beranjak untuk menuju kamarnya.
.
..Hallooo yeoreobuuun
Jee kembalii dengan cerita baruu
Mohon maaf, karena dibook sebelah belum lancar malah bikin book baruu
Tapi tangannya sudah gatel banget buat nulis inii
Doain semoga di book ini lancar yaaa updatenyaa
Semoga kalian suka sama cerita yang inii yaa ><

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
ФанфикMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...