03:Ketabrak?
Bibir Rakha tak henti tersenyum. Suasana hatinya memang sedang baik.
"Udah pulang bang?"Sosok wanita yang tak muda lagi. Beliau adalah Bunda Rakha. Tari namanya. Ia duduk di sofa ruang tamu dengan majalah di tangannya.
"Udah bun"Rakha menyengir lebar. Lalu menghempaskan badannya di samping Tari.
"Tumben senyum nya lebar banget gitu? Lagi kesambet apa gimana nih?"
"Lagi jatuh cinta bun. Indah banget rasanya"Tari terkekeh pelan. Ada-ada saja putra nya.
"Siapa yang bikin kamu jatuh cinta. Teman satu kelas?"Rakha kembali membayangkan wajah Uwa. Ia tak akan menjadi bucin karena Uwa kan?
"Bun. Kalo misalnya aku suka sama orang itu wajar gak sih kalo aku ngejar-ngejar dia?"
"Wajar. Masa kalo kamu suka kamu biarin Aja. Keburu ditikung temen mah"Rakha mengangguk membenarkan perkataan Tari.
"Gak di katain bucin gitu bun?"Tari terkekeh pelan. Anak zaman sekarang ada-ada saja. Berjuang buat cinta dibilang bucin.
"Gaklah. Orang yang katain kamu bucin berarti dia lagi iri sama kamu. Gak suka liat kamu seneng"
"Ah Bunda... Bijak banget sih"Rakha memeluk hangat Tari.
"Bang. Ganti baju gih. Terus jemput adek kamu"Titah Tari.
"Emang nya tu anak belum balik?"Tari menjitak kepala Rakha. Masa sama adik nya kaya gitu?
"Tu anak?! Adik kamu itu!"Rakha menyengir lebar.
"Bunda mah KDRT sama aku. Iya-iya aku jemput si curut itu"Sebelum mendapatkan satu kita kan lagi Rakha bergegas ke kamarnya. Tari geleng-geleng melihat kelakuan sang putra sulung.
•___•
Uwa masuk ke rumah nya dengan muka kusut. Hari ini sangat melelahkan. Apalagi ia harus berhadapan dengan adek kelas yang gila. Gak tau apa Uwa itu anti sama cowok pembuat onar. Ia memejamkan mata nya sebentar. Rebahan memang sangat menyenangkan.
'Ting'
Suara Notifikasi Handphone nya membuat Uwa dengan cepat melihat ke layar ponselnya itu. Ia lalu menepuk jidatnya.
"Haduh! Kenapa sampe lupa sih?!"
Pesan yang baru muncul adalah dari toko kue langganannya. Biasanya ia selalu membeli kue di hari senin. Ya hari ini.
Uwa langsung mengganti pakaiannya. Lalu mengambil kunci sepeda motornya. Ia tak sabar merasakan kue rasa keju hari ini. Itu adalah mood boster bagi Uwa.
Uwa melajukan sepeda motornya dengan kecepatan sedang. Ia tersenyum sendiri membayangkan makanan kesukaannya itu.
•___•
Rakha bersenandung mengikuti lagu yang mengalun dari speeker mobilnya. Malas berbicara dengan manusia bawel di sampingnya.
"Abang! Denisha ngomong nih!"Rakha menatap malas ke arah Denisha. Sang putri bungsu di keluarganya. Denisha masih berseragam putih biru khas anak SMP.
"Apa sih?! Ngomong ya ngomong aja. Ribet banget"Denisha mencebik. Rakha ini sangat tidak ber-peri persaudaraan.
Rakha menatap lurus ke depan. Ia menyerngit melihat sepeda motor di depannya dengan jarak lumayan jauh. Sepertinya ia kenal. Ah ya! Ia ingat! Itu kan sepeda motor milik Uwa. Kemana calon pacarnya itu jam segini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelas Somplak
Teen FictionAyo mampir di Story ku siapa tau aja suka:) "Jauh-jauh dari gue!"Sentak Cewek yang merupakan senior tergalak. "Gak mau"Kata Cowok di depannya dengan kekehan khasnya. "Gila ya? Lo itu masih adik kelas gue jangan banyak tingkah deh"Cowok itu tersenyum...