21 : Ibu(?)
Uwa dengan dress selutut berwarna soft pink berdiri di depan pintu rumah keluarga baru sang Ayah sore ini. Ia sudah lima belas menit di depan pintu itu.
"Ngapain lo di situ?" Suara bass milik Bagas. Uwa mundur selangkah memberikan Akses Bagas untuk masuk.
"Mmm. Tante Gita ada bang?" Panggilannya pada Bagas memang tak menetap. Kadang 'kak' atau 'bang'.
"Ada. Buruan masuk!" Bagas mempersilahkan Uwa masuk ke rumahnya. Uwa bergerak gelisah.
"M-makasih" Uwa langsung duduk di sofa ruang tamu keluarga Gita.
"Mama!" Bagas ikut duduk di depan Uwa sambil bertetiak memanggil Ibunya.
"Abang dari mana?" Uwa sekedar basa-basi.
"Abis dari rumah tetangga. Mau tau aja lo. Suka ya sama gue?" Tuding Bagas.
"Eng-"
"Ada apa ini?" Belum sempat Uwa menjawab Gita sudah datang.
"Uwa nyariin Mama" Gita duduk di samping Bagas.
"Oh. Kan sekarang Mama sudah disini. Kamu kenapa masih disini? Bukankah kamu ada acara di kampus sore ini" Dengan wajah yang ogah-ogahan Bagas bangkit dari duduknya.
"Iya deh aku pergi. Wa nanti kalo pulang tunggu gue ya? Biar gue anterin" Uwa hanya mengukir senyum tipis.
"Udah sana pergi!" Kata Gita.
"Iya iya" Bagas berjalan keluar rumah.
Setelah suara motor Bagas terdengar baru Gita membuka suara.
"Kenapa nyariin saya?"
"Apa benar tante mau jodohin saya sama orang yang bernama Farres?" Panggilan Tante memang ia gunakan jika tidak ada Ayahnya. Itu atas permintaan Gita sendiri.
"Benar. Apa saya salah?"
"Kenapa, tante? Setelah berhasil misahin Ayah sama aku kenapa tante masih mencoba untuk mengganggu hidup aku" Papar Uwa.
"Saya gak misahin kalian. Justru kamu dan ibu mu yang memisahkan saya dengan Mas Guruh" Uwa terdiam. Ia dan ibunya? Bahkan ia tak mengenal kata ibu semenjak ia lahir.
"Dan perlu kamu ketahui. Saya menjodohkan kamu karena takut anak saya akan kamu goda" Uwa menatap tajam Gita. Gila saja! Siapa sih yang suja sama anak nya istri ayahnya sendiri? Saudara tirinya sendiri?
"Tante. Saya gak pernah berfikir akan menggoda putra tante. Dan perlu tante ketahui saya sudah memiliki pacar. Jadi stop ikut campur dalam hudup saya"
"Cuih. Kamu dan ibu mu sama saja. Sama-sama angkuh!"
"GITA!" Baru saja selesai berbicara Guruh datang dengan wajah yang tak mengenakan.
"M-mas?"
"Apa maksud mu menyebut tentang ibu Uwa?" Gita tampak ketakutan bahkan ia sedang menunduk sekarang. Uwa menyerngit.
"Mama kenal sama ibu ya?" Uwa bersuara.
"Gak. Dia hanya sok tau. Sekarang kamu kembali ke rumah mu. Ayah akan bicara dengan istri Ayah" Uwa menghela nafas. Merasa ada yang ditutupi oleh Ayahnya. Tapi Uwa tetap mengangguk dan berjalan keluar tanpa sepatah katapun.
~°~°~°~
Uwa berjalan ditrotoar. Ia memang sengaja berjalan keluar kompleks kediaman sang Ayah. Tak ingin merepotkan Rakha untuk menjemputnya. Ia sadar dunia Rakha tidak hanya trntang dirinya,bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelas Somplak
أدب المراهقينAyo mampir di Story ku siapa tau aja suka:) "Jauh-jauh dari gue!"Sentak Cewek yang merupakan senior tergalak. "Gak mau"Kata Cowok di depannya dengan kekehan khasnya. "Gila ya? Lo itu masih adik kelas gue jangan banyak tingkah deh"Cowok itu tersenyum...