Vote and Comment nya jangan lupa ya?!
33 : Kembali
Seminggu usai insiden yang menimpa Uwa. Kini Uwa sudah kembali bersekolah.
Uwa berjalan dengan wajah kalemnya sesekali ia tersenyum saat ada yang menyapa.
"Uwa!" Mentari dan Violyn datang dan memeluk Uwa. Uwa diam saja tanpa membalas.
"Maafin kita" Kata Violyn saat sudah melepaskan pelukannya.
"Lo berdua siapa? Oh gue ingat! Lo berdua yang minggu lalu bilang malu punya temen kaya gue kan? Sama gue juga malu udah kenal sama kalian!" Uwa memang memutuskan untuk tak lagi percaya pada siapapun.
"Maafin kita. Kita cuma kehasut sama omongan orang aja" Uwa tersenyum miring tak habis fikir dengan dua temannya ini.
"Katanya teman tapi kok gak percaya sama gue. Udah lah gue males sama lo pada" Uwa kembali berjalan tak lagi menghiraukan dua orang temannya.
"Wa! Ayo bareng kita!" Gibran datang dengan merangkul bahu Uwa. Uwa hanya diam saja.
"Kita ke kantin dulu ya bu boss! Belum sarapan nih" Kata Bayu sambil menyengir.
"Terserah. Asal gak ada rokok merokok"
"Siap!" Jawab ketiga cowok itu. Hanya Dio dan Rakha yang tak menjawab.
"Mmm. Kamu gak capek wa? Kalo capek mending langsung ke kelas" Kata Rakha.
"Apa sih lo?! Gak usah sok peduli!" Bukan Uwa yang menjawab tapi Gibran. Ia masih kesal dengan Rakha yang gagal menjaga Uwa.
Rakha kembali diam. Mereka berjalan menuju kantin dengan Bayu yang sesekali memberi candaan yang di timpali Raja.
"Rakha! Aku nyariin kamu tahu" Rere datang bergelayut mesra di lengan Rakha.
"Apa sih lo?! Jauh sana!" Sentak Rakha.
"Ini wa yang nyari masalah sama lo?" Tanya Gibran. Uwa menghedikkan bahunya.
"Sok banget gaya lo" Kata Rere sambil menatap sinis pada Uwa.
"Urusannya sama lo apa?" Balas Uwa.
"Minggir lo lonte!" Raja mendorong bahu Rere kasar. Dorongan itu pasti sakit terlihat dari tubuh Rere yang sampai terdorong ke belakang.
"Eh lo ya kalo ngomong kasar banget. Dia bukan lonte tapi perek" Lalu Raja dan Bayu sama-sana tertawa sambil kembali melanjutkan langkah mereka menuju kantin.
"Sialan!" Rere terdiam di tempat dengan kedua tangan disisi tubuhnya yang terkepal.
•_______•
"Lo gak makan Kha?" Tanya Dio.
"Gak"
"Kenapa gak punya duit lo ya?" Ledek Bayu. Rakha tersenyum miring. Ia memang sedang malas makan karena memikirkan sebentar lagi keluarga Rere akan menarik sahamnya di perusahaan mendiang Ayahnya.
Ia diam-diam juga mulai mencari investor-investor lain. Karena perusahaan yang akan menjadi miliknya itu sudah diambang kebangkrutan. Meski Bundanya masih punya butik yang cukup tersohor tapi tetap Rakha harus mempertahankan apa yang ia miliki. Mungkin ia akan mengambil alih perusahaan mulai sekarang. Karena orang yang di percayai sang Bunda sepertinya melakukan kecurangan dan korupsi.
"Ini makan" Uwa menyodorkan piring berisi nasi goreng kepada Rakha. Rakha terdiam sambil menatap Uwa. Rasanya Rakha menghangat saat mendapat perhatian kecil dari Uwa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelas Somplak
Genç KurguAyo mampir di Story ku siapa tau aja suka:) "Jauh-jauh dari gue!"Sentak Cewek yang merupakan senior tergalak. "Gak mau"Kata Cowok di depannya dengan kekehan khasnya. "Gila ya? Lo itu masih adik kelas gue jangan banyak tingkah deh"Cowok itu tersenyum...