12).☀️

29.3K 2.4K 114
                                    

Mentari telah sampai di pekarangan rumah nya dan membayar uang ojeknya.

Sebelum ia memasuki rumahnya, teleponnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk, yang ternyata panggilan tersebut dari Keno.

Mentari mengangkat telepon dari Keno.

"Halo"

"Halo Tar, lo kok belum check up sih bulan ini" ujar Keno membuat Mentari membulatkan matanya. Bagaimana bisa dia lupa!!

"Oh iya gue lupa Ken" ucap Mentari. Terdengar decakan dari seberang sana.

"Ck gimana mau sembuh coba. Yaudah malam ini gue jemput ya" ucap Keno membuat Mentari tersenyum.

"Iya Ken. Makasih ya, lo udah mau repot untuk gue" ujar Mentari seraya tersenyum haru.

"Iya Tar, gue akan selalu ada disamping lo" balas Keno yang membuat hati Mentari menghangat.

"Iya Ken, gue tutup ya"

"Iya"

Mentari memutuskan telponnya.

"Kok gue bisa lupa ya kalau bulan ini gue harus check up. Gue minta Papa dulu deh uangnya, dan semoga Papa ngga curiga" gumam Mentari yang baru tersadar bahwa bulan ini dia belum check up.

Mentari membuka pintu rumahnya lalu masuk ke dalam.

Mentari melihat Roy dan Iva sedang duduk diruang tengah.

Mentari berjalan mendekat ke arah Roy. "Pa, Mentari minta uang ya Pa, jumlahnya kaya kemarin" pinta Mentari baik baik.q

'plakk'

Satu tamparan berhasil mengenai pipi mulus Mentari, yang membuat Mentari keheranan mengapa ia ditampar.

"Kamu udah ngga bisa bohongin papa lagi Mentari!" bentak Roy yang membuat Mentari bingung.

Mentari menautkan kedua alisnya bingung. "Maksud Papa?" Tanya Mentari pada Roy.

Roy melempar satu foto yang menunjukkan bahwa Mentari sedang memasuki sebuah bar.

"Kamu minta uang segitu banyak untuk foya-foya kan!, dasar anak tak tau diuntung" bentak Roy yang membuat mata Mentari memanas.

Mentari menatap foto itu lalu menggelengkan kepalanya.

"Mentari ngga pernah ketempat kaya gitu, Pa" ujar Mentari membela diri, karena memang dia tak pernah ketempat itu.

"Pergi kamu dari sini!!" Bentak Roy membuat Mentari menggelengkan kepalanya tak percaya.

Deva mendekat ke arah Roy. "Pa, Mentari ngga mungkin kaya gitu" ujar Deva membela Mentari.

Dano memegang bahu Mentari. "Iya p
Pa, Papa jangan asal menghakimi Mentari gitu dong, Pa" timpal Dano membela Mentari membuat Roy menatapnya tajam.

"DIAM KALIAN" teriak Roy yang membuat mereka berdua bungkam seribu kata.

"Mama ngga pernah ngajarin kamu kaya gitu Tar! Mama ngga nyangka sama kamu... Kamu malu-maluin keluarga kita, Tar, dengan datang ke tempat itu" Ujar Iva dengan air matanya yang mengalir.

Mentari menatap Iva. "Ma, Mentari ngga pernah pergi ke tempat itu!, itu bukan Mentari, Ma" Mentari berusaha meyakinkan mereka semua, kalau yang ada di foto itu bukanlah dirinya!

"Foto itu udah jelas Mentari, kamu seharusnya contoh Bulan, dia baik, hemat, lemah lembut, penyayang, ngga kaya kamu! Dasar anak tak tahu diri" bentak Roy yang membuat Mentari jatuh, jatuh sedalam dalamnya.

Mentari Tanpa SinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang