14).☀️

28.5K 2.2K 86
                                    

Bantu aku nemuin typo ya:)

Happy reading:)                                                                    

Di ruangan serba putih itu, terbaring seorang gadis cantik dengan ditemani kekasihnya dan kedua sahabatnya begitu juga kembarannya itu.

Mereka berada di UKS.

Tangan gadis itu mulai bergerak.

"Tar" pekik Keno yang melihat pergerakan tangan Mentari, membuat mereka yang berada disitu menoleh ke arah Mentari.

Perlahan mata Mentari terbuka.

"K-kepala gue sakit hiks..." Isak Mentari yang merasa kesakitan.

"Duh ini cara ngasih obat Mentari gimana, yang ada mereka tau semua kalau Mentari kena leukimia" batin Keno yang sangat kebingungan harus apa, dan dia sangat tak tega melihat Mentari yang meringis kesakitan disertai isakannya yang membuat hati Keno seperti tersayat.

"Kamu tenang ya, tarik nafas trus buang" intruksi Gava.

Tetapi Mentari semakin terisak yang membuat Gava kebingungan, ia juga tak tega melihat Mentari seperti ini, hati nya juga seperti tercabik, ia juga tak tahu kenapa ia sangat khawatir kepada Mentari.

Gava berfikir. "Minum bodrex aja kali yah" ujar Gava yang membuat Keno kaget, obatnya itu bukan bodrex!

"Em gi-gini aja Gav, lo beliin Mentari makan aja dulu, soalnya Mentari belum makan ya kan Tar" ujar Keno mengalihkan Gava agar keluar supaya dia bisa memberikan Mentari obat nya.

Gava mengangguk cepat. "Oke, kalau gitu titip Mentari" ujar Gava yang diangguki oleh Keno.

"Aku ikut" ucap Bulan lalu menyusul Gava.

Kini yang tersisa hanya lah Zia. Keno bingung harus apa kali ini.

"Gue ke toilet dulu ya, kebelet banget, lo jagain Mentari, awas aja lecet!" ujar Zia yang membuat Keno bernafas lega.

Kini hanyalah mereka berdua.

"Obat lo di kantong lo kan, Tar?" Tanya Keno yang dibalas anggukan oleh Mentari. Mentari mengambil obat tersebut dan menyerahkannya ke Keno.

Isakan kesakitan dari Mentari masih terdengar, membuat Keno buru-buru membuka obat tersebut.

Keno membuka obat tersebut lalu menyerahkan butiran obat tersebut serta air minum.

Setelah selesai memberi obat tersebut, Keno bernafas lega, kini hanya tinggal menunggu reaksi obat tersebut.

"Ini makanannya" ucap Gava yang baru saja tiba dengan Bulan yang sepertinya kelelahan mengejar Gava yang tadi berjalan cepat sekali.

Gava menaruh makanannya di meja lalu berjalan ke arah Mentari untuk mengecek keadaan gadisnya itu.

Saking paniknya Gava mengacangi Bulan, sehingga Bulan menatap Gava miris.

"Kayanya Gava sayang banget sama Mentari, aku jahat banget udah buat  hubungan mereka jadi kaya gini, tapi perasaan aku juga ngga bisa ditahan, aku sayang sama Gava" batin Bulan sendu.

"Suapin" rengek Mentari kepada Keno, membuat Gava menatap Keno tajam. Keno memutar bola mata malas karena tatapan tajam Gava.

Gava beralih menatap Mentari. "Sini aku aja yang nyuapin" ucap Gava yang ingin mengambil makanan dari meja.

Mentari menggeleng. "Aku mau Keno yang nyuapin" balas Mentari yang membuat hati Keno berbunga-bunga. Tetapi tidak dengan Gava, hatinya hancur, dia juga bingung kenapa hatinya sakit melihat Mentari yang lebih memilih Keno ketimbang dirinya, padahal kan dia tidak mencintai Mentari.

Mentari Tanpa SinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang