10).☀️

33.1K 2.7K 376
                                    

"LO APAAN SIH TAR" bentak Gava tak terima melihat Bulan yang ketumpahan nasi goreng panas serta bajunya yang basah terkena minuman.

Gebrakan meja dari Gava membuat semua perhatian dari mereka yang berada di kantin teralihkan kepada Gava.

"m-maaf aku tadi nginjek tali sepatu aku sendiri" ujar Mentari dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca karna telah mendapat bentakan dari Gava.

Bulan menggigil karna bajunya yang basah. Ia menutupi tubuhnya dengan tangannya, karena bajunya yang basah membuat dalamannya terjiplak jelas. Bulan menunduk malu, membuat Gava menatap Mentari geram.

"Lo sengaja kan!" Bentak Gava membuat Mentari tersentak.

Mentari menatapnya tak percaya. "Kamu kok nge bentak aku sih Gav?" Tanya Mentari tak menyangka bahwa Gava seperti ini kepadanya, bahkan sekarang air matanya telah menetes.

Gava tak membalas ucapan Mentari, dia langsung membuka hoodienya dan memakaikannya pada Bulan.

Gava menarik tangan Bulan. "Ayo kita pergi" ujar Gava pada Bulan sembari melirik sinis ke arah Mentari.

Mentari terisak ditempat, orang-orang menatapnya dengan tatapan iba.

Tak disangka ada seseorang yang menarik tangannya membuat Mentari tersentak kaget.

Orang itu adalah Keno Afano!

Keno membawa Mentari ke taman belakang sekolah.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Keno langsung menatap Mentari sendu.

"Ken... Gava jahat" lirih Mentari terisak.

Keno membawa Mentari duduk di salah satu bangku di sana. "Udah, lo jangan nangis ya, lo tenang dulu" ujar Keno lembut sembari menghapus air mata Mentari. Keno tak bisa melihat Mentari seperti ini, hatinya terasa seperti di sayat sayat.

Keno memetik bunga yang ada di sampingnya. Memberikannya kepada Mentari yang menunduk, membuat Mentari menatap bunga itu.

Mentari mengambilnya lalu menghapus air matanya. Ia menatap Keno. "Ken... Lo kok baik banget sih sama gue?" Tanya Mentari dengan sisa sisa tangisnya.

"Karna gue sayang lo" gumam Keno yang masih bisa di dengar oleh Mentari. Mentari menautkan kedua alisnya seolah bingung.

Keno yang tersadar pun buru-buru mencari alasan lain. "Gue sayang sama lo karna gue nganggep elo sebagai sahabat gue Tar" ujar Keno membuat Mentari tersenyum.

Mentari terkekeh sebentar. "Gimana kalau mulai hari ini kita sahabatan?" Tanya Mentari.

Keno terdiam.

"Ngga jadi pacar sahabat pun jadi" -batin Keno.

Keno menatap Mentari antusias. "Iya mulai hari ini kita sahabatan" balas Keno sembari tersenyum, meskipun hatinya sedikit sakit, tapi apa daya, dia bukan siapa-siapanya Mentari.

"Sahabat" ujar Mentari sembari mengacungkan jari kelingking nya.

Keno tersenyum. "Sahabat" ucap Keno membalas kelingking Mentari.

Mentari tersenyum. Ia menyedot ingusnya yang hampir keluar, membuat Keno terkekeh.

Keno menghapus sisa-sisa air mata Mentari lembut.

"Eh Ken kita ke kelas yuk" ajak Mentari yang mendapat anggukan oleh Keno.

Mentari bangkit yang diikuti oleh Keno.

Mereka berjalan santai menyusuri koridor. Beberapa kali Keno mengeluarkan candaan-candaannya yang membuat Mentari tertawa.

Tapi sepertinya Mentari mendengar suara yang familiar di telinganya. Mentari menarik tangan Keno agar bisa mendengar suara itu lebih jelas.

Mentari Tanpa SinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang