"Tar lo kapan check up nya?" Tanya Keno pada Mentari.
Kini mereka tengah berada ditaman belakang sekolah, hanya mereka berdua karena ini sudah jam pulang sekolah, Mentari juga sudah menyuruh Gava pulang duluan.
"Hari ini Ken" jawab Mentari tanpa menatap ke arah Keno.
Keno memegang bahu Mentari. "Gue temenin ya" ujar Keno meminta persetujuan dari Mentari, membuat Mentari menatapnya.
Mentari tersenyum. "Ngga usah Ken, gue ngga mau ngerepotin lo" ujar Mentari yang merasa tak enak dengan Keno.
Keno menggeleng cepat. "Gue ngga repot kok Tar, boleh ya" mohon Keno lagi, meminta persetujuan dari Mentari. Kini Mentari mempertimbangkan niat Keno.
Mentari mengangguk seraya tersenyum. "Iya deh boleh, tapi kita perginya jangan sampe ada yang tau ya, yang ada mereka bisa curiga lagi" ujar Mentari kepada Keno yang sedang tersenyum.
"Iya lo tenang aja, semua bakal aman terkendali kalo sama gue mah" ucap Keno sombong seraya terkekeh.
Mentari memutar bola mata malas. "Dih sombong amat" ujar Mentari lalu terkekeh juga.
"Kita langsung pergi?" Tanya Keno yang dibalas anggukan oleh Mentari.
Mentari mengambil posisi berdiri, yang diikuti oleh Keno.
Keno berjalan ke arah parkiran dengan Mentari yang berada di sampingnya.
☀️
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di perjalanan, akhirnya mereka terlah tiba di sebuah rumah sakit tempat Mentari akan check up.
"Ini pacar kamu ya?" Tanya dokter itu kepada Mentari seraya menatap Keno.
Mentari menggelengkan kepalanya. "Bukan kok dok, ini temen aku namanya Keno" jawab Mentari membuat dokter itu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
Keno meringis akan pernyataan yang dikatakan oleh Mentari.
"Oh temen kamu. Kenalin, saya dokter Dafa. Dokter yang paling ganteng di rumah sakit ini" ucap dokter itu tengil pada Keno seraya mengulurkan tangannya.
Keno dengan ragu membalas tangan dokter itu.
"Iya dok kenalin saya Keno, temennya Mentari" ucap Keno pada dokter Dafa.
"Baik... Mentari, silahkan masuk keruangan disebelah sana, karna kita akan memulai transfusi darahnya" ucap dokter Dafa sembari menunjuk ke arah sebuah ruangan.
Mentari takut sekarang.
"Ngga usah takut, tenang aja" bisik Keno kepada Mentari, seolah mengetahui perasaan Mentari.
Mentari menganggukkan kepalanya kepada Keno. Ia mengambil nafas sejenak.
Ia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Lo harus kuat Tar, dan gue juga berharap supaya Gava berhenti buat mainin elo, tapi kalau dia terus terusan nyia-nyiain lo, gue bakal rebut lo dari Gava Tar" -ucap Keno membatin pasti!
☀️
Satu jam menunggu, akhirnya dokter Dafa keluar dari ruangan itu, membuat Keno berlari ke arahnya.
"Gimana dok?" Tanya Keno kepada dokter Dafa dengan tatapan serius.
"Proses transfusi darah berjalan dengan lancar, tetapi biasanya setelah proses ini pasien akan merasa kesakitan, dan itu adalah hal yang biasa terjadi, jadi tak perlu dikhawatirkan" ucap dokter tersebut membuat Keno mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Tanpa Sinar
Novela JuvenilAku hanya seorang mentari yang kehilangan sinarnya, aku hanya ingin diperhatikan dan diperdulikan sekali saja, tapi mengapa takdir seolah memusuhiku? -Mentari Carramel Kalian selalu berkata "Bentar ya, Mama mau bacain dongeng buat Bulan," "Bentar ya...