6).☀️

35.8K 3K 93
                                    

"kamu udah makan?" Tanya Gava yang dibalas gelengan oleh Mentari.

Gava menatap Mentari heran. "Loh, kok belum sih?" Tanya Gava Yang heran melihat Mentari. Tadi dia yang memaksa Gava makan, tapi dia juga belum makan. Gava geleng kepala melihat kelakuan anak yang satu ini.

"T-tadi buru buru kesekolah, jadinya ngga sempat makan" ujar Mentari berbohong, padahal ia tak jadi makan karena kejadian tadi pagi yang membuatnya tak selera untuk makan.

Gava menatap Mentari curiga. "Bener?" Tanya Gava yang dibalas anggukan gugup oleh Mentari.

"Yaudah ke bawah gih makan, itu tadi Mama masak enak" suruh Gava.

"Temenin" rengek Mentari dengan wajah memelas.

Gava membuang nafas, ia memang tak bisa menolak jika sudah seperti ini, dan ia juga tak tahu mengapa.

"Iya iya" ujar Gava lalu turun dari kasurnya dan berjalan keluar dengan Mentari yang mengekorinya dari belakang.

Mentari memegang ujung baju Gava dari belakang. Gava terkekeh pelan melihat tingkah Mentari.

Kini mereka telah sampai di meja makan.

"Gav suapin" rengek Mentari membuat Gava memutar bola mata malas.

"Yaudah" ucap Gava tak masalah dengan permintaan Mentari. Mentari tersenyum kegirangan saat ini

Gava menyuap Mentari, tapi apa yang dilakukan Mentari?. Dia asik menatap wajah Gava yang membuat Gava salah tingkah.

"Ng-ngapain ngeliatin aku sih Tar" ujar Gava gugup. Mentari masih setia menatap wajah Gava dengan seksama.

Gava heran dengan dirinya sendiri, mengapa ia gugup hanya karna di tatap seperti ini oleh Mentari?

"Gapapa sih, aku tuh heran aja" ucap Mentari yang membuat Gava menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.

"Kok bisa sih ada manusia se ganteng kamu" goda Mentari seraya menggelengkan kepalanya takjub. Gava membeku karena perkataan Mentari. Kini ia sangat gugup!

"Udah diem" ujar Gava tersipu malu tetapi berusaha menutupi ke gugupannya dengan wajah dinginnya.

Mentari mencolek dagu Gava menggoda lalu terkekeh. Ia suka melihat wajah Gava yang seperti ini, ia tahu Gava gugup.

"Diem atau makan sendiri" ancam Gava membuat Mentari menghentikan tawanya.

Mentari mengerucutkan bibirnya dan mulutnya masih penuh dengan nasi yang menambah kesan imut dan lucu pada dirinya.

Gava berdecak kesal karna Mentari. Kenapa Mentari mengeluarkan senjatanya!!! Yang membuat Gava ingin mencubit pipinya.

"Telan dulu itu nasinya" ucap Gava tanpa menatap Mentari. Mentari langsung menelan nasinya, menuruti perintah Gava.

"Gava memberikan sendok yang berisi nasi kepada Mentari dan diterima baik oleh mulut Mentari.

Mentari tersenyum manis membuat Gava juga tersenyum.

"YAAMPUN... TOLONG GUA BAPER" teriak Oji yang beru saja datang bersama Raga dan Keno. Raga geram akan teriakan Oji barusan. Anak ini tak pernah berubah, selalu saja teriak tak kenal tempat.

"Ck apaan sih lo Ji, sakit nih kuping gue" marah Raga seraya mengelus kupingnya. Oji menjulurkan lidahnya mengejek Raga dan dibalas jitakan maut oleh Raga.

Gava menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menahan malu.

☀️☀️☀️☀️☀️☀️

2 bulan terakhir ini Mentari sering merasakan sakit di bagian kepala dan hidungnya sering mengeluarkan darah, tetapi dia menganggap sepele.

Mentari Tanpa SinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang