Hargai karya author dengan cara tekan tombol bintang
Happy reading
"Gimana?" Tanya Dano pada Gava yang baru saja sampai.
Gava mengambil nafas terlebih dahulu. "Gue udah keliling bang, tapi ngga ada" jawab Gava, kini pikirannya kacau. Semua tertuju pada Mentari. Rasa penyesalan yang mendalam karna telah membentak dan meninggalkan Mentari, kini menyesal pun tiada guna.
Mereka khawatir, sangat khawatir, apa lagi karena Mentari tak bisa berjalan, yang membuat kekhawatiran mereka bertambah.
Dano celingak-celinguk seperti mencari seseorang. "Bulan mana?" Tanya Dano yang tak melihat keberadaan Bulan, adiknya itu.
Gava menepuk jidatnya.
"Ketinggalan bang" jawabnya yang membuat Dano menggepalkan tangannya.
"Balik bego!! Awas aja kalau Bulan ilang, gue hajar lo habis-habisan" sentak Dano membuat Gava mengacir mencari Bulan, tapi pikirannya terus saja tentang Mentari.
"Apa Mentari keluar dari kawasan rumah sakit?" Batin Dano
☀️☀️☀️☀️☀️☀️
"Lo ngga boleh gini Tar, mereka pasti nyariin lo, gue anter balik ya" ucap orang itu lembut.
Tahukah kalian siapa dia?
Dia adalah Alano Fathel Gerrysen!
#Flash Back On
Sekarang Mentari tengah berjuang dengan kursi roda nya untuk pergi dari kamarnya.
"Loh Carra, lo ngapain disini? terus mana yang jagain lo?" Tanya Fathel yang bertemu dengan Mentari dikoridor rumah sakit. Tadinya dia ingin menjenguk Mentari sekaligus ingin menghiburnya, tetapi malah seperti ini.
"Thel, gue minta tolong, antar gue ke taman, tapi bukan taman dirumah sakit ini. Gue mau ketaman kesukaan gue, nanti gue tunjukin arahnya. Please Thel" pinta Mentari memohon dengan tampang memelas.
"Ta-"
"Kalo lo ngga mau juga ngga masalah. Gue bisa pergi sendiri" ucap Mentari lalu mendorong kursi rodanya.
Fathel menghela nafas, kali ini ia harus memenuhi kemauan Mentari. Toh tadi dia kesini tujuannya untuk menghibur Mentari bukan?
Fathel mengambil alih kursi roda Mentari. "Ayo" ucap Fathel lalu mendorong kursi roda Mentari ketempat yang diinginkan Mentari.
#Flash Back Off
"Gue mau nenangin diri gue dulu Fat" jawab Mentari. Fathel hanya pasrah dengan jawaban Mentari.
Keheningan terjadi. Mentari yang sibuk dengan pikirannya sedangkan Fathel yang sedang menghalu. Sekarang Fathel sedang dilanda kelaparan, yang membuatnya menghalu sedang memakan pizza, sehingga mulutnya seolah-olah sedang makan.
Mentari menatapnya aneh.
"Lo ngapain?" Tanya Mentari dengan tatapan aneh.
Fathel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gue laper Tar" ucapnya sembari cengengesan tak jelas.
"Kenapa ngga beli makan?" Tanya Mentari.
"Masa lo gue tinggal sendiri, mana udah malem lagi" jawab Fathel.
"Ya udah lo cari makanan aja, gue ngga papa kok disini, lagian banyak orang juga" balas Mentari meyakinkan sembari tersenyum.
"Ah ngga usah deh mendadak kenyang gue ngeliat senyum lo" balas Fathel. Mentari mencubit lengan Fathel yang membuat Fathel meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Tanpa Sinar
Novela JuvenilAku hanya seorang mentari yang kehilangan sinarnya, aku hanya ingin diperhatikan dan diperdulikan sekali saja, tapi mengapa takdir seolah memusuhiku? -Mentari Carramel Kalian selalu berkata "Bentar ya, Mama mau bacain dongeng buat Bulan," "Bentar ya...