"Tar, aku tau kamu ngga suka sama aku, bahkan benci sama aku. Tapi ngga gini caranya!!" Sentak Bulan yang baru saja melayangkan tamparan kepada Mentari.
Mentari menatapnya dengan tatapan bingung.
"Maksud lo apa sih? Dateng-dateng kok main nampar aja" ujar Keno yang tak terima Mentari ditampar oleh Bulan.
Bulan tak menanggapi ucapan Keno, ia menatap Mentari.
"Kamu kan Tar yang udah nyuri uang kas yang di tas aku kan. Aku jadi disalahin dan Mama sama Papa di minta buat datang ke sekolah. Aku tau kamu benci sama aku Tar, tapi cara kamu salah" ucap Bulan dengan mata memerah menahan tangis. Semua orang yang berada di sana mendekat, mengerumuni mereka.
"Heh buktinya mana? Jangan asal nuduh gitu dong" ucap Fathel yang tak suka bila Mentari dituduh seperti ini.
"Aku yakin, karna kemarin kamu ke meja aku kan ,Tar" ucap Bulan.
Ya, memang kemarin ia ke meja Bulan, tapi ia hanya ingin menaruh bekal. Ia tahu dari abangnya bahwa Bulan belum sarapan, dan tentu saja abangnya tahu dari Iva karna kalian tahu sendiri bahwa Deva dan Dano kini tinggal di apartement milik Mentari. Untuk uang saku mereka tiap bulan Roy mengirimnya, karna bagaimana pun mereka bertiga tetaplah tanggung jawabnya.
"Kok lo bisa-bisanya nuduh gue kaya gitu sih?, Pake acara nampar lagi" sarkas Mentari menusuk.
"Kamu emang pantes dapet itu Tar, mencuri itu ngga baik Tar, dosa tau ngga" ucap Bulan. Satu tetes air mata berhasil lolos dari pelupuk matanya.
"MENTARI!"
Kini, pandangan semua orang ber alih kepada seseorang yang meneriaki nama Mentari.
Dia adalah Roy, Iva dan Gava yang mengekor dari belakang.
"Kamu curi uang kas yang disimpan Bulan kan, biar Bulan dituduh makan uang kas, ngaku kamu!" tuduh Roy dengan nada tinggi, membuat Mentari menatapnya tak percaya.
"Kamu kekurangan uang nak? Kamu kan bisa bilang ke Mama atau Papa. Bukan dengan cara mencuri kaya gini nak" ucap Iva lemah lembut.
"Iya Tar, mendingan kamu ngaku deh, Bulan dijauhin temen sekelas karna ini Tar" timpal Gava yang membuat Mentari memutar bola mata malas.
"Kalo aku bilang bukan aku yang ambil kalian ngga bakal percaya kan?" Tanya Mentari dengan santainya. Ia tak takut karna memang bukan dia yang mengambil uang kas yang ada di Bulan.
Tiba-tiba dari arah belakang ada seorang cewek yang berbicara. Semua menoleh kearahnya.
"Em Lan, kamu ngga ingat? Kan kemarin kamu nitipin uangnya ke aku" ucap perempuan itu yang membuat Bulan rasanya ingin menceburkan dirinya sendiri ke laut. Kenapa ia bisa lupa!!!
Roy dan Iva menatapnya tak percaya.
Mentari tersenyum miring. Sudah ia katakan bukan? Bukan ia pelakunya!
"Apa-apaan ini Bulan" ucap Roy yang membuat nyali Bulan menciut.
"A-aku lupa kalau aku nitipin uangnya ke Lala" ucap Bulan yang sangat malu dan merasa tak enak hati.
Roy, Iva, Gava dan Bulan menatap Mentari dengan tatapan bersalah.
Mentari tersenyum miring lalu berangsur pergi. Ia sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Tanpa Sinar
Teen FictionAku hanya seorang mentari yang kehilangan sinarnya, aku hanya ingin diperhatikan dan diperdulikan sekali saja, tapi mengapa takdir seolah memusuhiku? -Mentari Carramel Kalian selalu berkata "Bentar ya, Mama mau bacain dongeng buat Bulan," "Bentar ya...