Semoga Tuhan merestui usahaku untuk bertahan dengan keinginanku.
-----"Jadi dia cerita ke elo gitu kan intinya?" Ulang Tiara lagi sambil mengecek ulang make-up di wajahnya.
Malam minggu ini ia tengah bersiap di kamar apartemennya bersama Ziva untuk pergi ke acara ulang tahun The Casa. Midi flare dress berwarna navy melekat indah di badannya. Bahan taffeta silk membuatnya terlihat mewah. Rambut Tiara juga sudah ditata apik
Ziva datang sejak tadi sore. Setelah menyelesaikan make up, inilah waktu yang tepat menurutnya untuk meminta Ziva menjelaskan chat-nya dengan Ziva malam sebelumnya yang sempat terputus. Soal Ziva yang ternyata mengetahui sesuatu tentang Tiara dan Nuca.
"Iyaaa. Dia cerita ke gue." Sahut Ziva sambil mengenakan sepatunya.
"Hmmmm, itu aja?
"Maksud lo? Lo ngarep apa lagi emang? Dia bilang dia masih sayang sama lo gitu?"
"Hah? Ya nggak gitu, Ziv. Maksud gue, dia nggak ada cerita kenapa dia pergi gitu?" Tiara sepertinya mengharapkan cerita lebih banyak. Rasanya ia memang perlu tau lebih banyak.
"Cerita kok."
"Sumpah? Ziv serius?"
"Lima rius kalo sama lo."
"Iisshhh. Zivaaaaa."
"Tiii. Gue mau banget cerita sama lo. Tapi masalahnya buat gue, gue nggak berhak. Tunggu Nuca aja ya. Biar di cerita sama lo." Ziva mencoba memberikan pengertian pada Tiara.
"Hmmmhhh. Ya kalo gitu sih sebenernya mungkin gue nggak bakal tau." Tiara menunduk memasang strap sepatunya di kakinya.
"Gimana gimana, Ti?"
"Ya iya kan. Paling akhirnya gue tetep nggak bakal tau kenapa. Nggak mungkin lah gue denger dari orangnya langsung."
"Mungkin lah. Makanya kalo diajak ngobrol sama dia tuh mau gitu lo, Ti. Elo juga sih ngehindar mulu. Nuca bilang lo nggak pernah mau ngobrol soal hal pribadi, soal kalian berdua. Paling banter ngomongin kerjaan, itu juga nggak pake basa-basi."
"Yeeeuuu. Ngadu gitu dia ke elo?"
"Nggak ngadu itu mah, Ti. Cerita dia."
"Serah lo deh, neng." Cetus Tiara sambil sekali lagi melihat penampilannya di full body mirror yang ada di kamarnya.
"Yuk, kak Ciara nunggu di parkiran." Tiara meraih tangan Ziva. Keduanya kemudian berjalan menuju parkiran untuk berangkat ke tempat acara.---
"Gila-gila, makin cihuy aja venue-nya." Ujar Ziva ketika memasuki ballroom.
"Kata kak Ciara, tiap tahun harus ada kemajuan, Ziv." Bisik Tiara mengingat Ciara ada tepat di depan mereka.
Tiara berangkat bersama Ciara dan Andra. Sedangkan Ziva memilih berangkat bersama Dania dan Diaz. Kedua mobil pun disetiri oleh supir pribadi Andra dan Diaz.
"Ra, Ziv. Kakak sama abang mau ke situ dulu ya. Nemuin rekanan kerja. Kalian kalo mau duduk, cari aja tempat duduknya, udah ada namanya. Kalo nggak ya ngobrol aja dulu sama yang dikenal." Ujar Dania.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance
FanfictionTiara melihat kembali lembaran kertas di dalam map yg tadi diserahkan Arin, sekretaris kak Ciara. Dipastikannya kembali, berulang kali. Raja Giannuca Bramanta. Benar nama itu yang tertulis di bagian tengah kertas. Menjelaskan bahwa pemilik nama akan...