53. Nuca Marah

889 81 8
                                    

Banyak caraku yang mungkin tak sama dengan keinginanmu. Satu yang pasti, aku menjagamu.

-----

"Yaaang." Ujar Tiara memanggil Nuca dari ambang pintu ruangan Nuca.

Nuca memalingkan wajahnya dari macbook di hadapannya.
"Sini masuk, kenapa?"
Jawabnya lembut.

Tiara mendekat, berdiri tepat di sisi Nuca. Ia menyandarkan bokongnya pada meja, berdiri menghadap kekasihnya.
"Kamu masih banyak kerjaannya? Masih lama nggak kira-kira?"

"Lumayan, ada yang perlu di-review sama lagi ambil beberapa kerjaan bang Diaz juga. Agak telat juga mungkin ntar kelarnya. Kenapa, yang?"

"Loh? Kerjaan bang Diaz bukannya katanya mau di-take over sama Sam?"

"Iya. Yang bagian finance di-handle Sam dibantuin sama kak Olive. Bagian administrasinya aku yang bantuin. Kan kasian kalo dia semua yang ambil." Jawab Nuca.

"Hmmmm. Oookeee."

"Kenapa sih, yang? Kamu ngapain ini jam segini udah bawa-bawa tas kayak mau pulang?"

"Aku mau ketemu Tasya boleh?"

"Tasya yang kemarin nemenin kamu di NY? Pulang dia?" Nuca bersandar pada kursi kerjanya.

Tiara mengangguk.
"Boleh?"

"Boleh dong. Kenapa nggak? Kapan?"

"Sekarang, dia udah jalan mau ke PS. Kerjaan aku udah selesai kok. Udah izin kakak juga."

Nuca melirik arlojinya. Masih pukul 4 sore.
"Kalo boleh sama kakak ya nggak apa-apa. Sendirian? Apa sama Keisya juga?"

"Tadi udah nanya Kei, katanya dia masih sibuk." Jawab Tiara.

"Ya udah boleh. Mau bawa mobil atau gimana?"

"Aku minta anter pak Man aja deh." Tiara menyebutkan nama supir kantor.
"Nanti kamu jemput aku ya?" Tiara meminta dengan manja pada Nuca.

Nuca tersenyum gemas melihat tingkah Tiara.
"Oke. Kalo kerjaan aku udah kelar nanti aku jemput." Nuca menggenggam tangan Tiara, meremasnya lembut.
"Ke PS kan? Berangkat sekarang?"

Tiara mengangguk sebagai jawaban. Tangannya yang bebas merapikan rambut Nuca yang sedikit berantakan.

"Ya udah, hati-hati berangkatnya. Kasih tau pak Man jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya, soalnya beliau bawa calon istri aku." Tukas Nuca.

Tiara menyambut kalimat Nuca dengan kekehan gelinya.
"Iya nanti aku kasih tau pak Man. Diancem sama Nuca gitu ya?"

"Eh? Ya nggak diancem juga ngomongnya, yang. Diingetin sama Nuca gitu." Ralat Nuca.

"Iya, iya. Ngerti kok. Kamu kalo udah capek, udahan kerjanya ya, yang. Bawa pulang ke apartemen aja. Nanti aku bantuin." Ujar Tiara.

"Siap, ibu Negara." Canda Nuca.

"Daaahh, sayang. Love you." Ucap Tiara.

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang