7. Lebih Tenang

1K 95 21
                                    

Mungkin kali ini, aku yang harus berusaha.

-----


"Nyari siapa, Nuc? Tiara?" Ziva tiba-tiba muncul di belakang Nuca yang sedang melihat ke arah pintu ruangan Tiara.

"Ke-gap terus gue." Omel Nuca.

"Lah elo nyarinya gitu amat. Nyari Tiara bener?" Ujar Ziva lagi.

"Iya. Tadi ada kan?" Nuca mengingat dengan jelas, satu jam yang lalu Tiara memasuki ruangan Ziva bersama laki-laki yang saat ini berdiri di sebelah Ziva.

"Tadi ada. Barusan pulang kok, sepuluh menit yang lalu. Pulang sama kak Ciara sama bang Andra dia." Terang Ziva.
"Eh iya. Kenalin, ini Gabriel. Panggilannya Biel."

Nuca dan Biel pun bersalaman. Nuca seperti tengah menilai laki-laki yang baru saja berkenalan dengannya ini.

"Ikut yuk, Nuc. Biel mau ke Keisya. Gue juga mau sekalian ketemu Keisya. Eh elo udah ketemu Keisya kan?" Ziva mulai cerewet.

"Iya udah. Kapan hari nggak sengaja ketemu pas pulang kantor." Jawab Nuca.

"Nah ya udah, ikut yuk. Sekalian kalo mau janjian biar lo bisa cerita ke Keisya."

"Ya udah deh." Pasrah Nuca.

---

"Oh bagus ya bapak pilot. Gue tungguin lo dari jam empat, taunya ngelayap dulu ke atas lo." Keisya terlihat kesal begitu melihat tiga sosok masuk ke ruangannya.

"Galak bener, Kei." Ziva melenggang kemudian duduk di kursi tepat di depan meja kerja Keisya.

"Ya abis, ini pilot satu bilang mau ngasi report ke gue jam empat. Jam segini, gue udah siap pulang baru dateng. Ke elo dulu ternyata. Bucin bet bapak pilot." Omel Keisya.

"Gini nih. Sensi banget kalo liat orang lain uwu. Gue paham, Kei. Namanya baru putus mah suka anti gitu liat yang uwu." Ziva meledek.

"Terusin ngomong gitu ya, anak kicil. Biel, lo yakin mau lanjut sama yang gini?" Tunjuk Keisya pada Ziva.

Biel hanya tersenyum tenang. "Bentar, Kei. Gue masih mikir." Jawab Biel.

"Engh. Rasain lo." Ledek Keisya lagi.

"Auk ah, bodo amat, nggak peduli." Ziva berucap tak mau kalah.

"Serah deh serah. Sampe lupa kan gue. Hai, Nuc. Eh, bertiga aja lo?" Keisya tiba-tiba ingat Nuca yang juga ada di situ.

"Emang lo maunya ada siapa lagi? Tiara?" Ziva menyambar.

"Ya mana mungkin dia mau ke sini kalo ada gue, Kei?" Sahut Nuca kalem.

"Kasian amat Nuca." Ziva menggelengkan kepalanya dramatis.

"Ck. Bukan temen yang baik lo." Sambar Keisya lagi.

"Jadi kapan Kei?" Tanya Nuca yang mengundang rasa penasaran Ziva.

"Yang kemaren? Perlu sama Ziva juga nggak?" Tanya Nuca.

"Terserah. Sesuka lo aja."

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang