58. End Year

841 89 16
                                    

Biarkan langkah kita selalu seirama, mengukir banyak cerita untuk jadi kenangan berdua.

-----

"Apa katanya, Ti?"
Ziva yang melihat Tiara masuk ke ruangannya langsung bertanya karena rasa penasarannya.

"Gini nih. 'Aman.' Sambil ngacungin jempol." Jawab Tiara menirukan apa yang tadi diucapkan Sam padanya.
"Tau deh beneran aman apa cuma akal-akalan dia biar gue nggak nanya-nanya lagi aja."

"Dih, awas aja kalo nggak bener. Kalo lusa nggak siap buat evaluasi, gue gibeng tuh anak." Sahut Ziva emosi.

"Sabar, bu. Kita liat aja ntar. Dia juga yang nanggung akibatnya kalo nggak beneran beres. Tau sendiri kak Olive, kak Age udah gedek banget gara-gara dia." Ujar Tiara.

"Gue cuma nggak mau aja rencana liburan kita batal nih. Udah ditunggu-tunggu juga."

"Punya lo udah siap?"

"Udah dong. Elo nggak tau aja gue, kak Abe, sama kak Dania lembur terus tiap malem biar sinkron semuanya."

"Sama aja neng. Semua juga siap-siap biar semua kelar, beres, liburan deh." Ucap Tiara.

"Soal yang kemaren lo ceritain ke gue gimana, Ti?"

"Soal apaan? Nuca?"

"He em. Nggak apa-apa lo?"

"Kenapa-napa gue aslinya. Cuma ya, Sam nggak ada ngomong apa-apa juga ke gue. Gue juga cuma denger dari Nuca doang dan kayaknya nggak ada kelanjutannya. Ya gimana? Masa mau marah ke Nuca? Mau berantem sama dia? Ogah lah gue. Gue lagi damai banget sama dia."

"Nggak mau ngomong ke Lyodra aja? Konfrontasi kalo orang bilang."

"Gue? Ngomong ke dia? Shock anak orang, Jip. Masa ujug-ujug gue ngomong sama dia?"

"Ya kali pengen. Bisa aja kan?"

"Bisa, tapi gue males cari-cari masalah. Ya kecuali gue nemu fakta lain." Jawab Tiara.
"Eh, makan yuk. Laper gue."

"Nuca nggak lo ajak?"

"Nuca sibuk, sama kak Ola, sama bang Andra tuh. Tau ngebahas apaan."

"Ya udah yuk. Ajak Kei sama Lini juga kali ya?"

"Boleh. Sekalian aja turun deh, Jip."

Ziva mengangguk. Menggandeng tangan Tiara sambil mengutak-atik ponselnya. Mencari nomor telepon Keisya.

---

"Telat lagi?"

Tepat 10 menit sebelum pukul 9 pagi, Tiara masuk ke ruang rapat di kantornya. Rekan-rekan manajernya tampak sudah berkumpul. Dan lagi, satu sosok yang tengah jadi subjek obrolan hangat di kantornya belum menampakkan batang hidungnya.

Ziva hanya merespon pertanyaan Tiara dengan anggukan.
"Masih ada 5 menit lagi." Sahutnya.

Kebiasaan mereka, jika mengadakan rapat dengan direksi, para manajer akan hadir paling lambat 5 menit sebelum rapat dimulai. Prinsipnya, mereka harus lebih dulu berada di ruang rapat sebelum para direktur datang.

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang