"kak, Jimin mana?" lelaki tampan itu--Taehyung, sudah berkali-kali menanyakan hal yang sama kepada lelaki yang tengah menyandarkan kepalanya ke atas meja
Lelaki itu tak menghadap dimana Taehyung berdiri. Sedikit keberanian, ia menepuk-nepuk pundak lelaki itu yang entah sedang apa. "kak, lo liat Jimin kagak?" suaranya agak meninggi
Merasa ada yang kesal sebab lontarannya tak kunjung di respon. Taehyung memilih melihat lebih dekat ke arah wajah lelaki yang satu tingkat diatasnya itu. Dia adalah Suga.
Ternyata, Suga tengah tertidur pulas dengan earphone yang terpasang di telinganya. "njir, pantesan lo kagak nyaut kak, pules ternyata." ujar Taehyung sembari menepuk jidatnya
Hari ini semua kelas sudah mulai sepi. Tentu saja karna jam telah menunjukan pukul 12, waktunya para murid di sekolah ini beranjak pulang kerumah masing-masing.
Seperti hari biasa, Taehyung mengikuti kelas dengan baik dan lancar. Hanya saja, hatinya masih kalut. Entahlah sampai kapan ia bisa menghapus rasa bersalah ini. Bertemu Irene saja, Taehyung belum menyempatkan. Sebab tugas dari beberapa guru yang benar-benar menumpuk.
Alhasil, Taehyung juga harus ditinggalkan Jimin. Tadinya, Jimin ada di kelas. Namun, sesaat ia kembali dari toilet, dilihat bangku Jimin sudah kosong. Dan saat itu pula kelas sudah berakhir.
Tak ada sumber lain yang dapat mengetahui keberadaan lelaki pendek itu, selain Suga. Kakak kelas nya Taehyung.
Namun detik ini, Taehyung malah mendapati Suga yang begitu damai tertidur dengan dengkuran halus.
Dipikir, harus kemana lagi ia mencari Jimin?
"tapi... Ngapain juga si gue ribet² nyariin si pendek. Dia udah gede, mau nyasar juga bodo amat. Dasar lu." dumel Taehyung kesal serta menyesal
"ini kak suga... Dibiarain aja kali yak? Di juga udah gede lagian. Yodahlah mending gue balik sendiri aja." seraya berbalik dan keluar kelas Suga
Selama Taehyung berjalan, ia sesekali melirik mading yang tertata rapi disepanjang lorong kelas. Dan tepat pada etalase mading yang didalamnya ada satu lembaran agak besar, seakan menarik perhatiannya untuk mendekat. Ia memicingkan pandangannya, "eh, ini tentang lomba dance ya.. Jimin juga termasuk kan?" gumamnya
Diujung lembaran itu, tercantum sebuah tanggal dan sepenggal kalimat yang menyatakan bahwa lomba dancing akan dilaksanakan pada tanggal 4 april 2019.
Sesaat setelah membaca itu, Taehyung sedikit tersentak. "lho! besok dong lomba nya." pekiknya agak tertahan
Taehyung rasa, Jimin memang cukup hebat. Buktinya ia sampai menjadi perwakilan sekolah ini untuk lomba dancing. walaupun Jimin itu terkadang menyebalkan, tapi percayalah mau bagaimana pun dia itu sahabatnya. Ada rasa bangga dalam hati Taehyung.
Merasa sudah cukup memuji sahabat yang entah berada dimana, Taehyung mengeratkan tas ranselnya dan melanjutkan langkahnya untuk pulang.
"rene, kenapa ya gue ngerasa ga enak hati.. Moga aja lu baik-baik aja ya..
Love you Irene.".
.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny of Dream | by thereow
Teen FictionKim Taehyung & Bae Irene [Lokal Story] Irene Kenzia tidak bodoh. Ia jelas tahu jika mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi mimpinya kali ini berbeda. Mau menyanggah pun, rasanya terlalu sulit karena semua terasa sangat nyata bagi gadis itu. Mimpi yang sem...