Day 4

101 15 2
                                    

"Tante.." wanita berjas putih itu menepuk-nepuk pundak mamah Irene dengan pelan

Wendy terbangun dari tidur panjang nya setelah tadi malam ia mengobrol banyak hal bersama mamah Irene. Dan ketika menoleh pada Irene yang kondisi nya masih lemah, Wendy melihat hal mengejutkan. Benar, ia tak mungkin salah lihat, bahwa tadi kedua mata Irene sedikit terbuka.

Ini adalah berita baik. Wendy tidak menyia-nyiakan waktu untuk berterimakasih pada Tuhan dengan menautkan kedua tangannya sambil merapalkan beberapa doa.

Mamah Irene mengerjapkan matanya pelan, seraya menoleh. "Eh, maaf ya wen, tante ngantuk banget." Ujarnya

Wendy tersenyum lembut, dan segera mengambil tempat di sisi kanan mamah Irene, "Tante, Wendy mau bilang sesuatu!" Ucap nya antusias

Mamah Irene yang masih limbung, terkekeh kecil sebab melihat tingkah laku Wendy yang seperti anak kecil. "Ada apa sih cantik?"

Wendy tak mampu menyembunyikan ekspresi senangnya ketika melihat kejadian tadi. "Mata Irene tadi keliatan sedikit terbuka tante!" Untung pekikan nya tak membuat suster yang sedang lalu lalang menghampiri keduanya

Mamah Irene terdiam sambil menatap Wendy dan Irene secara bergantian. "Wen.. kamu ga lagi bercanda kan?" Suaranya merendah

Wendy menggeleng, dan buliran air mata seketika jatuh. Ia memeluk mamah Irene dengan erat. "Akhirnya ya tante.. Irene pasti bakal siuman beberapa jam lagi."

Mamah Irene hanya bisa mengangguk sambil menyeka air matanya. Setelah pelukan itu merenggang, keduanya segara berjalan mendekati ranjang Irene. Dan menatap gadis cantik itu dengan perasaan haru.

Mamah Irene mengusap rambut Irene dengan lembut. "Irene.. cepet bangun yah sayang.. Mamah kangen.." bibir nya semakin bergetar, mamah Irene ambruk di sisi ranjang Irene sambil memeluk tangan kanannya Irene

Wendy yang kaget lantas menyentuh pundak mamah Irene, "Tante.. Irene pasti bangun kok. Tante duduk dulu ya, Wendy mau cari makan buat kita." Kata nya lembut

Baru saja keduanya berbalik, suara yang sangat lemah terdengar samar oleh mereka.

"T-tae.." sekali, masih tak Wendy hiraukan

"Udah tante, mungkin kita salah denger." Ia kembali membopong tubuh mamah Irene untuk sampai ke sofa di pojok ruangan ini

Tapi lagi-lagi suara itu kembali terdengar. Sampai membuat mereka akhirnya menoleh pada Irene yang masih terlihat tenang tanpa pergerakan.

Karna insting seorang ibu, mamah Irene kembali mendekat dan memperhatikan pergerakan bibir Irene yang kini sangat jelas bergerak mengatakan sesuatu.

Wendy terdiam.

"T-taehyungh.."

Seketika mamah Irene dan Wendy saling tatap.

"Wendy cepet panggil dokter!"

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✓Destiny of Dream | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang