Day 4²

84 16 1
                                    

Taehyung mematung. Terkejut? sudah pasti. Dirinya terdiam tanpa ekspresi. Mengapa begitu tepat pikirnya. Taehyung menarik napas pelan lalu membuangnya. Pertanyaan yang  baru saja ingin dilontarkan harus tertahan sebab Dokter yang tadi memeriksa tubuh Irene kini terlihat berjalan menghampiri mereka berdua.

"Kondisi nya mulai membaik. Saya sangat bersyukur bahwaTuhan benar-benar baik pada anak anda." Ujarnya ramah

Mamah Irene lantas berdiri dan sedikit membungkuk untuk menghormati, "Puji Tuhan, terima kasih banyak Dok,"

Dokter itu tersenyum lalu mengangguk, "Sama-sama nyonya. Dan saran saya jika pasien mengigau lagi lebih baik ditanggapi saja dengan cara diajak berbicara. Sepertinya pasien perlu mendengar suara seseorang yang memang dekat dengan pasien sendiri. Biasanya itu akan sangat membantu jika pasien sudah sadar dari komanya. Jadi pasien tidak akan bingung dengan keadaan yang ada disekitarnya saat sadar nanti." Jelasnya

Mamah Irene mengangguk paham, "Baik Dok, terima kasih sekali lagi." 

Sekali lagi Dokter itu mengangguk dan akhirnya pamit keluar meninggalkan kamar inap Irene.

Taehyung yang dari tadi hanya diam sekarang berdiri dan berjalan menuju sisi ranjang Irene. Duduk di kursi yang memang sudah disediakan. Menatap sendu gadis cantik itu. Jika dilihat dari sudut pandangnya, seperti tidak ada yang berubah. Kondisi Irene seakan masih terlihat sama. 

Dadanya menyesak. Pertanyaan 'sampai kapan Irene akan seperti ini?'  terus terngiang. Sampai tidak menyadari bahwa kini tangan besar itu menggenggam tangan mungil Irene dengan lembut. Menyalurkan rasa khawatir yang entah kapan usai.

Memang benar, tadi pagi Taehyung sangat senang sambil mensyukuri keberhasilannya karna bisa bertemu Irene di alam mimpi. Tapi sekarang suasana hatinya mendadak berubah. Rasa khawatir itu kembali menyapanya.

Saat mamah Irene berucap bahwa Wendy menganalisa gelagat Irene yang memanggil namanya itu adalah sebuah signal, Taehyung merasa amat lega dan senang mendengar hal itu. Sungguh, Taehyung tak tau lagi apa yang harus ia lakukan untuk memuji kebesaran Tuhannya.

Namun, mengapa kekhawatiran ini masih ada dalam relung hatinya? Taehyung bingung harus bagaimana. Ia takut jika semua pengorbanannya tak berujung indah. Bahkan membayangkannya saja Taehyung tidak sanggup. 

Taehyung sudah telanjur cinta pada Irene. Perasaan nya tidak akan pernah habis jika untuk gadis itu. Ia bahkan rela bergelut dengan suatu hal yang tidak pernah ia pahami sebelumnya. 

Dan itu ia sanggupi demi Irene.

"Tae, tante ke depan dulu ya." ujar mamah Irene dan lantas menghilang dibalik pintu

Taehyung menghela napas untuk kesekian kalinya. Mengusap lembut punggung tangan Irene yang terasa dingin baginya. "I will always wait for you, rene.."

Harapan itu selalu Taehyung rapalkan dalam hati. Harapan yang sebetulnya sudah hampir mencapai titik terang. Karna kenyataannya, Irene masih memiliki kesempatan untuk bisa sadar dari koma. 

Baru saja Taehyung berdiri untuk mengambil minum, pergerakan kecil terasa olehnya. "Eh?" Seraya memandang seprai yang nampak sedikit kusut

Taehyung terdiam sejenak, "Perasaan gua ga megang seprai ini tadi." Gumamnya bingung

"Tae.." Sangat pelan

"Tae.." Agak terdengar

"Taehyungh.." Jelas

Taehyung yang mendengar itu lantas memandang wajah Irene lalu kembali duduk. Tapi ia tidak tau apa yang harus dilakukan.

"Dan saran saya jika pasien mengigau lagi lebih baik ditanggapi saja dengan cara diajak berbicara. Sepertinya pasien perlu mendengar suara seseorang yang memang dekat dengan pasien sendiri. Biasanya itu akan sangat membantu jika pasien sudah sadar dari komanya."

Perkataan Dokter tadi tiba-tiba melintas dikepalanya.

"Rene, gua disini. Tenang, ada gua disini rene."

Rapalan doa langsung ia panjatkan pada Tuhan agar membuat Irene lebih cepat bangun dari tidur panjangnya ini. Tapi sekarang Irene kembali senyap.

"Rene.. bangun.." Ujar Taehyung berkali-kali dengan suara pelan

Genggaman itu belum terlepas, lalu Taehyung menunduk, "Rene, ada banyak hal yang belum gua sampein ke lu, please bangun rene.." 

"Tae.." Suara itu, suara yang sangat ingin Taehyung dengar, kini terwujud

Mata cantik Irene mengerjap lemah lalu menatap tangannya yang digenggam Taehyung. Ia merasakan sensasi yang begitu menenangkan ketika tau bahwa lelaki itu ada di sampingnya. Irene menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tipis.

"Taehyung.." suara nya begitu parau menandakan bahwa tenggorokannya terasa kering

Sempat terdiam sejenak, tapi Taehyung dengan cepat mengangkat kepalanya untuk memastikan apakah kali ini benar atau hanya sugestinya saja. Dan keajaiban terjadi. Keempat manik itu akhirnya bertemu. Menyalurkan rasa rindu yang telah terpupuk lama.

Dengan mata yang sedikit membulat tak percaya, bibir Taehyung berucap, "R-rene? lu bangun?" Taehyung masih terkejut atas sadarnya Irene detik ini, tatapan Irene dapat ia lihat walau sedikit terhalang oleh selang oksigen

Bukannya menjawab, Irene malah menutup matanya dengan buliran bening yang perlahan mulai turun dari ujung matanya. Taehyung yang melihat itu lantas berdiri dan memeluk tubuh Irene yang masih terbaring lemah, "Udah, udah. Jangan diinget lagi ya, rene." sambil mengelus puncak kepala Irene dengan lembut

Taehyung tersenyum sambil menatap langit-langit kamar inap itu dengan perasaan syukur. "Terima kasih Tuhan.."

Selang satu menit, pelukan itu melonggar. Taehyung kembali duduk. Tapi genggaman itu masih belum ia lepas, "Rene, mau minum?" Tawarnya 

Irene mengangguk lemah. Taehyung pun tersenyum manis, "Tunggu ya." Ia beranjak menuju rak makanan yang memang sudah disediakan

Setelah berhasil mengambil satu gelas minum, Taehyung kembali ke sisi ranjang lalu menaruh gelas itu di meja. "Sini, gua bantu lu buat duduk." 

Irene yang sayup-sayup mendengar apa yang Taehyung katakan, hanya mengangguk dan perlahan mulai mengangkat tubuh mungilnya yang masih terasa lemas. 

Tangan Taehyung dengan telaten membantu Irene untuk minum. Setelah selesai, Irene kembali ke posisi semula. "Makasih Tae." kini suaranya sudah terdengar normal

Taehyung lagi-lagi tersenyum, "Makasih juga udah kuat sampe detik ini, rene."

Sungguh, detik ini Irene tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya. Bahkan air matanya kembali menetes saking senangnya.

Taehyung yang melihat reaksi Irene, terkekeh kecil, "Ko jadi cengeng gini sih.." lalu mendekat dan memeluk Irene lagi

"Sekarang kita buka lembaran baru, ya?"

Irene mengangguk dalam pelukan Taehyung.

Lelaki itu mengembangkan senyum terbaiknya. Keajaiban ini sungguh meluaskan hatinya yang tadi terasa sempit. Kekhawatiran dalam hatinya pun telah sirna. Tidak menyangka, bahwa harapannya menjadi nyata.

"Mereka memang cocok banget ya, tante."

.
.
.
.
.

Vote + Comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote + Comment

✓Destiny of Dream | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang