Day 1

152 21 0
                                    

Setelah mendapat kabar buruk dari Taehyung perihal Irene yang tengah di rumah sakit, Seulgi lantas menyuruh Jimin untuk lebih menaikkan kecepatan motornya, dan Jimin masih dengan santainya berucap "lu ga perlu khawatir seul," alhasil silat jempol juga telunjuknya beraksi mencubit pinggang ramping nya Jimin.

Tak peduli dengan pekikan Jimin yang nyaring sebab rasa sakit yang amat menyiksa. Seakan tuli, Seulgi malah menepak kepala Jimin yang terlindungi helm kesayangannya, jadi hitung-hitung kepalanya tak benjol.

"WOI BURUAN JIMIN!" teriak Seulgi dibelakang yang ketar-ketir sambil mencoba menghubungi Taehyung yang entah kenapa sulit sekali

"IYE SABAR CANTIK!" meski emosi, Jimin masih saja menyelipkan kata pujian untuk Seulgi

Dasar BUCIN!

Melupakan kejadian tadi, Jimin menoleh ke arah Seulgi sejenak, "Seul, tadi lokasi RS nya dimana?" tanya Jimin yang merasa bingung harus kemana, karna dari awal Seulgi hanya terus mendesaknya ke rumah sakit yang entah dimana lokasinya

"huh? Oh di JL. Merto Duta Kav UE pondok indah." jawab Seulgi dengan satu tarikan napas

Jimin mengangguk, dan meneruskan perjalanan sebab tadi berada di lampu merah. Setelah itu, Seulgi menganga sebab terkejut. Pasalnya ia tadi sibuk sekali dengan ponselnya sampai tak menyadari jika saat ini mereka berdua sedang menuju tempat parkir.

"ini udah nyampe? Ko cepet banget?" ujar Seulgi keheranan

Terdengar Jimin menghela napas, "makanya jan sibuk hp terus, emang ga ngerasa kalo tadi gue bawanya ngebut?" sahut nya sesaat setelah memarkirkan motornya

Seulgi menggeleng dengan tatapan tak mengerti. Tapi ia tak memperdulikan itu, sambil melihat ponsel, Seulgi menarik lengan Jimin yang masih sibuk dengan posisi motornya. "Jimin ih buruan!"

Alhasil mereka berlarian menuju kamar rawat Irene yang diberitahu Taehyung lewat whatssap. Benar, mereka tak sempat menanyakan apapun kepada resepsionis yang berada di depan. Bermodal informasi nomor kamar dari Taehyung, keduanya langsung melesat dan sedikit membuat pengunjung rumah sakit merasa aneh.

Dengan napas yang tersenggal, Seulgi dan Jimin sampai juga didepan kamar bernomor "484" ditambah tulisan sedang bertuliskan "ruang VIP". tanpa berpikir panjang Seulgi mendekat dengan niat ingin mengetuk pintu jati itu.

Namun, itu tak berhasil. Entah kenapa Seulgi malah terdiam dengan tangan yang masih terangkat. Hembusan napas pendek nya dapat terdengar oleh Jimin yang berada di belakangnya. Ia menepuk pundak Seulgi pelan, "Seul, biar gue aja ya." dan lantas mengetuk pintu itu

Tok

Tok

Tok

Tepat setelah ketukan terakhir, nampaklah lelaki berseragam sama seperti Jimin, namun bedanya ia sangat lusuh dan tercium bau anyir yang entah datang dari mana. Jimin membulatkan matanya sesaat melihat kaki pemuda itu--Taehyung yang dipenuhi oleh darah. "gila lu! Kenapa ga diobatin dulu bego!" amarahnya memuncak ketika melihat betapa bodohnya Taehyung membiarkan lukanya yang begitu parah

Seulgi lantas muncul untuk melihat Taehyung dan betapa terkejutnya ia saat melihat hal yang sama. "anjir, dasar alien! lu tau kan ini tuh bahaya kalo didiemin!" Seulgi membungkukkan badannya untuk melihat luka di kaki Taehyung

Dan si bodoh Taehyung hanya bisa diam dengan tatapan kosong. Ia merasa sedih, bukan sebab luka kecil nya, tapi sebab Irene yang kini harus terbaring lemas dengan beberapa selang oksigen.

Seulgi menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Jimin, "please lu bawa Taehyung ke apotik buat beli perban sama obat luka ya, biar gue yang jagain Irene sekarang." titah Seulgi yang langsung disetujui oleh Jimin

✓Destiny of Dream | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang