Pembuktian

170 26 8
                                    

Lorong kelas nampak mulai gaduh. Wajar saja, karna jam sudah menunjukan pukul sebelas siang. Hal sama pun tercipta dikelas XI-B IPS. Buku-buku para murid sudah tak tersusun rapi diatas meja. Begitu pula dengan bangku-bangku. Ada yang tergeser hingga pojok, sampai ada yang terbalik karna keusilan beberapa siswa.

Kelas akan diakhiri satu jam lagi. Dan itu tentu saja membuat seorang lelaki tampan kebosanan. Bukan karna ingin bergegas pulang ke rumah. Namun, ada hal lain yang lebih penting ketimbang itu.

Benar, dia adalah Taehyung. Tak dapat dihitung sudah berapa lembar buku yang ia habiskan hanya untuk mencoret kalimat alay  yang seakan ingin diutarakan pada seseorang. Siapa lagi jika bukan Irene.

Hati nya terus gelisah entah karna apa. Pelajaran kali ini akan berakhir, dan berganti pada mapel berikutnya.

"OK ANAK-ANAK SEKALIAN, BAPAK AKAN MENUTUP PENJUMPAAN KITA KALI INI. SAMPAI JUMPA DI JADWAL BERIKUTNYA." ujar sang bapak guru dengan nyaring

Semua murid nampak malas menanggapi, alhasil mereka semua termasuk Taehyung hanya menganggukkan kepala masing-masing. Selepas guru itu keluar, suasana menjadi sedikit ribut.

Beberapa murid ada yang memainkan ponsel milik mereka. Dan ada juga yang lantas tertidur karna saking mengantuk.

Namun berbeda dengan Taehyung. Dirinya malah mencari-cari kesempatan untuk cabut meninggalkan kelas. Ia sudah tak tahan, hatinya mengatakan bahwa ada yang tak beres. Ia mulai mengemas semua buku juga alat tulisnya.

Seusai itu, Taehyung berjalan membawa tas nya untuk di keluarkan melalui jendela yang menghadap ke lorong. Jadi ia tak perlu repot-repot untuk memberi alasan bodoh kepada teman sekelasnya.

Untung saja, meja yang berada di dekat jendela kosong. Tak ada siapapun yang duduk disitu. Karna memang berada di paling ujung.

"yes, sekarang waktunya gue keluar." gumamnya halus, setelah ia merasa bahwa tas nya sudah terjatuh ke lantai

Berpura-pura tak tau, Taehyung lantas beralih pada ketua kelas dan meminta izin untuk ke kamar mandi. Alasan yang sangat klasik.

"bro, gue kebelet nih, toilet ye." ujar Taehyung sedikit kuat

Sang ketua kelas hanya mengangguk tanpa menoleh. Bukan sebab sombong, namun ia memiliki tugas untuk merekap beberapa data murid di kelas ini.

Dalam hati, Taehyung bersorak senang. Langsung saja, ia berjalan cepat mengambil tas nya yang tergolek di ubin. Dan sesegera mungkin untuk berlari kearah belakang sekolah.

Sepanjang Taehyung berlari dan bersembunyi di balik beberapa pot bunga agar beberapa satpam penjaga tak memergokinya, hatinya bertambah gelisah.

"sekarang gue tau, kalo lo ternyata dari kemaren ga sekolah rene. Gue bakal samperin ke rumah lo, apapun resikonya gue bakal tanggung."  batinnya benar-benar kecewa

Taehyung merasa kecewa pada dirinya sendiri, bukan Irene. Selalu saja benak nya bertanya, sebodoh itukah gue? Karna untuk menyadari hal sekecil ini pun ia terlambat.

Tak mau mengulur waktu, Taehyung lantas memanjat pagar tembok yang menjadi penghalang dari jalan mobil. Namun, kenapa rasanya begitu sulit?

Padahal kaki Taehyung tidak luka. Namun anehnya terasa lemas. Ditambah lagi suara hatinya yang terus memberontak ingin segera menemui Irene.

"AKH!" jerit Taehyung, sebab merasa tulang keringnya tertusuk sesuatu

Saat Taehyung menundukan kepala untuk mengecek. Betapa terkejutnya, ketika mendapati celanannya yang robek disertai dengan banyak darah.

✓Destiny of Dream | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang