Selepas meringankan beban masing-masing, Mamah Irene maupun Taehyung sama-sama terdiam menyelami pikirannya sendiri. Berlangsung begitu lama sampai ketukan pintu menyadarkan keduanya.
Sontak Taehyung berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Setelah pintu terbuka, Taehyung agak terdiam sejenak sebelum memberikan jalan pada wanita cantik berjas putih.
"Wendy.." panggil Mamah Irene yang menyadari dokter pribadi Irene itu memasuki ruangan
Wendy mempercepat langkahnya, sampai lupa tersenyum pada Taehyung bermaksud menyapa. "tante.. Maaf Wendy telat, tadi masih ada urusan." sambil memeluk tubuh kecil Mamah Irene
Sambil duduk, Wendy dan Mamah Irene membicarakan banyak hal, salah satunya perihal mengapa Irene seperti ini. Sebenarnya Wendy sendiri belum menentukan asumsi nya benar atau tidak, Dirinya enggan mengambil keputusan secara sepihak. Dengan begitu, ia juga harus mencari informasi lebih dari Mamah Irene.
Taehyung yang merasa canggung memilih keluar tanpa sepengetahuan keduanya. Niatnya ingin mencari Jimin juga Seulgi yang pergi entah kemana. Alhasil, dirinya memilih untuk pergi ke kantin Rumah Sakit.
Berjalan sambil diiringi rasa ngilu pada kaki kanan nya, membuat Taehyung meringis pelan berkali-kali. Sesampainya di kantin, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh meja yang di duduki beberapa orang.
Selang satu menit mencari keberadaan kedua temannya itu, Taehyung lantas menoleh karna panggilan salah satunya.
"sini!" ujar Jimin sambil melambaikan tangannya
Taehyung tersenyum tipis dan mengangguk, ia berjalan terseok-seok sampai ke meja.
"makan dulu lu, nanti lu lagi yang tepar." celetuk Jimin seusai melihat Taehyung terduduk nyaman
Taehyung menatap dua manik Jimin teduh, dan berujar, "gue ga laper, lu duluan aja sama Seulgi." suaranya sangat rendah
Jimin menghela napasnya, "kita udah makan dari tadi. Lu yang belom, udah gue pesenin dulu tunggu sini." paksa Jimin yang geram sebab sikap Taehyung yang sekali lagi seperti bocah
Kini, tinggal Seulgi dan Taehyung yang terdiam bisu.
Namun diam-diam, Taehyung memperhatikan raut wajah Seulgi yang seakan penuh tanda tanya. Hal itu dibenarkan oleh Taehyung sendiri. Seulgi yang mempertanyakan mengapa Irene sampai seperti ini.
"Seul.." sudah saatnya Seulgi mengetahui hal ini
Seulgi menoleh dengan datar.
Taehyung mendadak gugup, entah kenapa ditatap seperti itu oleh Seulgi, membuat bulu kuduk nya berdiri. "lu sahabatnya kan? Gue harap lu bisa nerima alasan dibalik Irene koma."
"ga usah muter-muter, intinya apa?" sela Seulgi masih datar
Taehyung lantas menelan air liur nya sendiri sebab merasa sangat gugup. "ok ok gue perjelas, Irene koma karna dia overdosis obat tidur. Semua ini karna dosis yang Irene pilih terlalu tinggi kalo cuma untuk susah tidur." singkatnya
Seulgi menatap Taehyung sejenak, dan membuang muka sembari menghela napas. "gue ngerasa gagal banget jadi sahabatnya. Gue ga bisa ada di mana seharusnya gue ngelarang Irene buat ngelakuin hal kayak gitu.."
Tanpa Seulgi tau, Taehyung tersenyum simpul. "lu ga sendiri Seul.. Gue aja yang notaben nya bukan pacarnya, khawatir banget pas nemuin dia udah pingsan." seraya menunduk meratapi nasib nya yang terus gagal menyakinkan Irene untuk menerima nya
Seulgi menepuk pundak Taehyung, "kelamaan si lu, anak orang di bikin potek mulu ya gini deh kkk.." kekeh Seulgi pelan
Candaan itu sedikit meringankan pikiran Taehyung maupun Seulgi. Tak lama, Jimin datang dengan seporsi nasi goreng dan es teh manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny of Dream | by thereow
Teen FictionKim Taehyung & Bae Irene [Lokal Story] Irene Kenzia tidak bodoh. Ia jelas tahu jika mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi mimpinya kali ini berbeda. Mau menyanggah pun, rasanya terlalu sulit karena semua terasa sangat nyata bagi gadis itu. Mimpi yang sem...