Wendy agak terkejut oleh ajakan Taehyung, sebenarnya ia merasa lelah dan ingin segera pulang untuk istirahat. Namun, saat melihat tatapan Taehyung, ia mengerti dan menerima ajakan itu. Ia sudah dapat menebak semuanya dibalik ratapan sayu itu.
Angin sepoi-sepoi menerbangkam anak rambut hitam legam Wendy yang tak ikut terikat. "Saya ga tau apa-apa di balik komanya Irene." Ujar Wendy dengan tatapan kosong
Taehyung mengernyit, dan menatap curiga. "Ga usah ditutup-tutupin ka. Irene koma karna minum obat tidur kan?" Sahut Taehyung agak emosi
Wendy seketika menoleh dan menatap Taehyung tajam, "apa? Tau dari mana kamu?" Begitu kentara bila wajah Wendy berubah menjadi sangat khawatir
Taehyung terdiam, ia merasa jengkel sebab sikap Wendy yang seakan berusaha menutup-nutupi hal yang seharusnya ia tahu lebih dulu dari pada dirinya.
Wendy yang merasa tak digubris, lantas membentak, "jawab Taehyung!" Sorot matanya benar-benar murka
Karna pada dasarnya, ia pun baru mengetahui hal besar ini yang ternyata Irene sembunyikan darinya. Wendy tak menyangka bila Irene senekat itu dalam mengambil keputusan. Dulu, hatinya pernah merasa was-was akan keadaan Irene yang seketika menjadi sulit jika di hubungi.
Ditambah lagi sekarang, Taehyung sendiri yang membongkar hal ini yang notabennya hanya sebatas teman. Dirinya sungguh merasa gagal menjadi dokter sekaligus kakak bagi Irene. Seharusnya ia lebih cepat tanggap dalam menangani hal semacam ini, karna memang sudah menjadi tugasnya. Lagipula lisensi yang ia raih untuk mendapat pengakuan dari publik sebagai psikologi seharusnya sudah cukup dijadikan acuan untuk menuntaskan kasus semacam ini.
Wendy merasa bodoh sekarang, ia tak tau lagi bagaimana bisa semua ilmu yang ia ambil dari semua guru yang mengajarinya kini seakan menjadi tak berguna. Jas putih ini seolah hanya identitas semata yang tak memenuhi pekerjaannya.
Seketika mata nya kembali berderai, hatinya seolah meminta kejelasan pada dirinya sendiri, akan apa yang ia lakukan selama ini. Kuliah bertahun-tahun, namun hasilnya?
Rasanya Wendy ingin tenggelam saja dilaut, seolah-olah ia tak pernah ada. Hatinya terasa begitu sakit, kala menyadari betapa lamban nya ia tak dapat menyelediki kasus yang sudah menjadi makanannya sehari-hari.
Wendy lantas menutup wajah nya sembari menahan isak tangis, ia tak peduli dengan Taehyung yang mendengarnya atau tidak. Ia sudah tak kuat lagi menahan malu yang ia ciptakan sendiri dalam hatinya.
"Ga cape apa ka? Di kamar Irene kaka nangis, di sini masih nangis juga. Fiuhh.." Celetuk Taehyung sedikit sarkas, sebab ia mulai merasa muak harus mendengar tangisan lagi, dan lagi
Sifat lelaki memang begitu, padahal hanya suara tangis, bukan pekikan yang memekakkan telinga. Huh, Dasar.
Wendy yang merasa ditegur karna kelakuannya yang lagi-lagi membuatnya malu, lantas menyeka ujung matanya dan kembali bersikap tenang. "Apa nama obat itu Taehyung?" Tanya nya
"Temazepam." Jawab Taehyung seadanya
Seketika Wendy membulatkan matanya sambil menatap
Taehyung, "Irene ngonsumsi itu?" Ia masih tak percaya akan apa yang dikatakan Taehyung, sebab obat itu sangat tak dianjurkan jika bukan berdasarkan resep dokter ahli"Ck. Udahlah ka, kenapa sih harus drama segala? Kaka tuh pinter, kenapa ngurus kayak gini aja ga bisa? Udah jelas-jelas kaka sering kan main ke rumah Irene, mungkin lebih sering diem dikamarnya, masa aja kaka ga tau kalo ada satu pot yang isinya obat itu?!" Napas Taehyung kian menderu dengan mata nya yang memerah
Lontaran Taehyung kembali menusuk ulu hati Wendy yang semula sudah mulai membaik sejak semenit lalu, dan kini harus tersayat lagi oleh kata-kata menyakitkan itu. Ia hanya bisa tersenyum pasrah, dan berucap,"saya memang bodoh, semua hal yang saya pelajari tak ada satupun yang berguna. Dan lebih bodohnya lagi, ketika saya baru menyadari nya sekarang." Dengan berat hati Wendy mengakui bahwa dirinya 'tak berguna' di depan Taehyung
![](https://img.wattpad.com/cover/200088183-288-k448600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny of Dream | by thereow
FanficKim Taehyung & Bae Irene [Lokal Version] Irene Kenzia tidak bodoh. Ia jelas tahu jika mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi mimpinya kali ini berbeda. Mau menyanggah pun, rasanya terlalu sulit karena semua terasa sangat nyata bagi gadis itu. Mimpi yang s...