Dipaksa

635 52 1
                                    

Ketika bel bergema diseluruh penjuru sekolah, semua lorong nampak riuh karna semua murid SMA WALFRRHAM membubarkan diri dari kelas masing-masing. Termasuk dua lelaki yang baru saja keluar dari kelas XI-IPS.

Taehyung POV

Pelajaran telah usai. Aku dan juga Jimin akan menuju basecamp karna katanya, Kak Suga sudah menunggu di sana. Tapi sedetik kemudian, satu ide muncul dibenakku lalu aku terdiam. Aku tau kalau ini gila, tapi jika dibiarkan begitu saja juga sepertinya tidak baik. Menurutku ini adalah kesempatan yang tak boleh disia-siakan.

Jimin menoleh padaku yang tertinggal beberapa langkah di belakangnya. "Woi! Kenapa berenti?"

Lalu menghampiriku. "Lu ikut 'kan ke basecamp?"

Aku menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal. "Sorry.. sekarang gua ga ke basecamp dulu."

"Ada urusan?"

"Kak suga udah nungguin, nih." Lanjutnya.

Aku menarik napas lalu membuangnya. "Gua mau ajak Irene main." Butuh beberapa detik untuk bisa meloloskan satu kalimat itu.

Keinginanku saat ini hanyalah itu. Walaupun ide gila itu muncul tiba-tiba, tapi aku cukup senang untuk merealisasikannya. Hitung-hitung untuk memperbaiki hubunganku dengan Irene yang masih renggang sejak saat di kantin itu.

Mau mengelak pun, aku tidak bisa. Aku memang sudah menyukai Irene sejak saat di kantin. Auranya benar-benar berbeda dari semua gadis yang pernah kutemui. Dan aku merasa senang bisa melihatnya dari jarak dekat seperti tadi.

Jimin terkekeh. "Yaelah, Tae. Bilang kek dari tadi."

Aku menoleh bingung, "Hah?"

Jimin tersenyum lalu mendekat ke arah telinga kananku. "Semoga sukses." Lalu berjalan meninggalkanku.

Di belakang, aku ikut tersenyum. "DOAIN, MIN."

Jimin membalas perkataanku dengan mengangkat satu jempolnya ke udara tanpa menoleh.

Selepas itu aku berbalik untuk berjalan menuju kelas Irene. Meski aku tidak terlalu yakin, tapi aku tetap mencoba mencari Irene di kelas XI-A IPA. Karna saat insiden temannya tersandung tadi, mereka berdua masuk ke kelas itu.

Dengan langkah yang terus mengikis jarak, jantungku malah berdebar. Rasanya gugup sekali. Aku memikirkan banyak hal detik ini. Dan salah satunya adalah, kalimat apa yang harus aku lontarkan saat mengajak Irene pergi?


.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Rene, gue ke toilet dulu, ya."

Irene mengangguk lalu mendudukan dirinya di bangku panjang depan kelasnya sembari mengayun-ayunkan kakinya. Tapi tiba-tiba ada bayangan manusia lain di depan tubuhnya.

✓Destiny of Dream | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang