Bab 2: Pacaran Bohongan.

606 68 33
                                    

"Jadilah awal titik mula yang berakhir menjadi segalanya."
Aidanata Novandri Anggoro.

"Aidanata Novandri Anggoro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jam telah berlalu, saat ini Mutia bersama dengan Hanggini sudah berada di kantin dengan canda tawanya yang memang sangat langka terjadi. Namun, tiba-tiba saja ada Aidan yang mulai duduk di samping Mutia mampu membuat Hanggini langsung melongo.

"Ha! Sejak kapan Kakak suka sama Mutia?" tanya Hanggini yang langsung menggema sekantin ini. Arden yang menyadari omongan dari Hanggini langsung menoleh ke sumber yang kebetulan Aidan adalah sahabatnya juga.

"Kita pacaran, sejak tadi," sahut Aidan yang sangat enteng mampu membuat Mutia mendercak kesal kepada pemuda yang telah melahap minumannya begitu saja. "Kampret! Bisa gak sih jangan se-enak jidat lo!" seru Mutia yang memang gak ada nyali takutnya.

"Apa Sayang? Salah ya? Yaudah beli lagi, se-kulkasnya juga gue jabanin," seru Aidan yang mampu membuat wajah Mutia datar. Mutia mulai beranjak dari kursinya, namun, Aidan sudah menarik tangannya membuat Mutia terjatuh tepat di atas pangkuan Aidan sendiri.

Pangkuan !!

PANGKUANNNN BORRRR ...!!

"Shit! Apes banget sih gue, arghh ...!" batin Mutia.

Mampu saja membuat Mutia langsung bangkit dari pangkuan tersebut dari Aidan.

"Gak usah ngambek gitu lah, yaudah gue aja yang beli-in ya Sayang," seru Aidan yang mulai sedikit mendorong tubuh Mutia dari dirinya. "ASW! KAMPRET JAHANAM! Arrgghhh!" Emosi Mutia mulai meningkat. Arden yang melihat hanya bisa diam di tempat tak perduli urusan asmara sang adik. Aidan mulai membelikan 2 kotak teh pucuk untuk Mutia pacar 1 minggunya, padahal Mutia belum bilang deal.

"Dah 'kan, gue ke kelas dulu ya cantikku." Pamit Aidan sebelum meletakkan dua kotak teh pucuk itu di tangan Mutia, Aidan mengusap lembut rambut Mutia terlebih dahulu yang mampu membuat jantung Mutia seperti maraton.

"Nyamuk! Ngueng--" Hanggini hanya bisa tertawa gemas tingkah laku sahabatnya yang baru punya pacar ini, padahal pacar bohongan. "Apa sih!"
timpalnya yang langsung beranjak dari kantin dengan rasa kesal di dada.

Mutia hanya bisa menarik-narik rambutnya akibat perbuatan Aidan kepadanya. "Siapa sih nama dia? Serius gue gak tau, ketemu juga sekali eh dua deng sama tadi. Seriusan gue, dia siapa sih!" tanya Mutia yang sudah sampai ke dalam kelasnya, langsung ia menghempaskan patat dengan kasar ke bangku tersebut dengan bibir yang sudah manyun.

"Jujur sama gue? Kalian pacaran? Sejak kapan?" tanya Hanggini yang langsung di tutupi oleh Mutia dengan teh kotaknya mumpung gratis dan ada dua. "Itu yang mau gue ceritain sebenarnya," ucap Mutia yang mulai meletakkan kepalanya di atas meja.

"WHATT! DEMI APAA LO! Wah gila sih, beruntung banget lo bisa luluhin tuh hati es, serius dah gue. Kalian Best Cold Couple, aduh cocok!" cerocos Hanggini. "Nama dia siapa?" tanya Mutia mulai mood biasa.

"Aidanata Novandri Anggoro anak kelas 12 IPS 5, ketua geng motor, Samurai. Jujur, gue baru kali ini lihat dia sehambel itu, aduhhhh! Mana kutu buku, cold lagi," kata Hanggini. Mutia hanya bisa diam beberapa menit, "oh," sahutnya.

"Gini ya, Hanggini Maheswari, jadi pagi tadi gue sama abang gue barengan sampainya nah dia ngeledek gue kan. Terus gue lemparlah nih sepatu ke dia, eh meleset dan ya kena novel Aidan. Ketua geng ko kutu buku, cupu. Terus dia lempar lagi nih sepatu ke tong sampah, btw gue dah ganti sepatu sama snikers putih ya bodo amat lah mau digimana-in itu sepatu. Terus gue balas tuh sobek novel dia, katanya kesayangan. Eh, dia minta rugi--" ucap Mutia yang tanpa adanya titik koma.

Hanggini mengengal mendengarkan ala reff dari Mutia. "Sumpah! Gue denger lo kaya lagi ngereff. Hebat-hebat, lanjut," sahut Hanggini.

"Dia minta pacaran 1 minggu, tapi--" Mutia tiba-tiba tersedak untungnya ada teh kotak. "Uhuk!"

"Tapi apa boss!" timpal Hanggini tak sabaran. "Cuman bohongan, dah tamat." Mutia mulai mengambil hpnya dan mulai memainkannya.

"WHAT GILA SIH! Cocok banget kalian sumpah!" seru Hanggini yang mampu saja mengundang tatapan. "Your head, cocok dari mananya coba?" timpal Mutia yang mulai bangkit dari kursinya untuk permisi ke WC. "Gue ikut Mutttt!" seru Hanggini yang mulai mengejar Mutia.

Baru saja Mutia hendak ke dalam WC, ada aja yang sudah menghalangi jalannya. Piracy Mauling yang kerap disapa Pira, gadis cantik, tinggi, body goals gitar Spanyol namun gak sekaya kekayaan Mutia keluarga Arkansa. Pira sudah menghalangi jalan Mutia, padahal udah kebelet.

"Mau lo apa? Gue gak ada masalah sama lo!" sarkas Mutia langsung dan menyingkirkan tubuh Pira di hadapannya yang menghalang. "Jangan sesekali deketin Aidan lagi! Dia pacar gue," seru Pira tak kalah sengit. "Lo kali yang seharusnya jaga sikap! Mutia udah pacaran sama Aidan, dari kemarin," sambung Hanggini membela Mutia yang sudah tak tahan lagi.

Mutia langsung ngancir ke dalam WC dan langsung membuang semua hajatnya, untungnya ada Hanggini yang siap siaga menangangi ratu jablay itu. Pira masih saja di depan Wc ternyata, namun saat itu ada Aidan dan Baron mau lewat di depan mereka.

"Ada apa ini?" tanya Aidan kepada Mutia, selayaknya sepasang kekasih Aidan mulai mendekati dirinya kepada Mutia. "Gue cuman mau nyingkirin nih Nyai Ronggeng! Lo juga kan, ikutin skenarionya aja. Oke Sayangku," bisik Aidan tepat di telinga Mutia dan mulai mengeraskan ucapannya diakhir yang mampu membuat Pira berdecak.

Pira membatin, "Gue gak segan-segan mati-in lo di tangan gue." Pira mulai meninggalkan mereka dengan sesekali mengepalkan kuat tangan-nya. Aidan mulai menatap dingin Mutia dan yang lain langsung melanjutkan jalan-nya. Entah kenapa Hanggini sedari tadi diam di tempat, dan Boran tak hentinya menatap wajah Hanggini.

"Mulai kumat bucin!" seru Mutia yang langsung berjalan meninggalkan Hanggini yang sudah senyam-senyum sendirian. Hanggini langsung mengejar sahabatnya yang memang suka sekali meninggalkannya.

"Boran, tampan juga ya. Manis lagi, aduhh! Jangan-jangan tatapan dia mampu luluhin hati gue," kata Hanggini yang mulai mendrama sambil memegang dadanya dengan bersenandung ala lagi kasmaran.

"RSJ jauh apa deket Ron?" tanya Mutia kepada pemuda yang memang sudah akrab lama dengannya di kelas. "Deket, kenapa, Anggi kumat? Bisa langsung di Cod, Mba," sahut Aron tak kalah lawaknya.


.....
Kasih bumbu micin dulu ah.
Boom vote dan Komenyaa
makasih❤

See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang