Bab 23: Datangnya membuat ricuh.

151 21 12
                                    

Aidan tak ada hentinya untuk membuntuti setiap langkah Mutia, sampai mau ke Wc pun tetap di-ikutinya. Mutia langsung berhenti untuk menghentikan langkah yang embel kekasihnya itu.

"Heh! Bisa gak sih, stop dulu. Ini Wc cewek loh ya," ujar Mutia yang sudah memasang komuk yang tak bisa dijabarkan oleh Aidan sendiri pun. Aidan mulai menoyor kepala Mutia, "Heh, gue tuh gini karena sayang pacar gue yang bawelnya melebihi Mang Jajang kang cilok komplek noh. Yaudah gue tungguin di depan, jangan lama," sahut Aidan yang mulai bersandar tepat di dinding samping WC perempuan. Mutia mulai mendengus dan langsung memasuki salah satu bilik Wc yang untungnya tidak ada satu orang pun di dalam beberapa WC tersebut.

"Idih."

Aidan mulai memainkan gadget modernnya itu, tak lama kemudian datang lah Langit dan Damian yang gak sengaja melirik Aidan yang sedang bersandar diri di dinding WC.

"Woi bucin! Lo ngapain, mau mantap-mantap? Wah, gak beres nih," seru Langit yang begitu heboh, mampu membuat Damian dan Aidan bergeleng secara bersamaan. Mutia yang mendengar suara Langit seperti Toa masjid itu pun langsung bergegas keluar dari WC tersebut.

"Otak lo pernah dicuci?" tanya Aidan dingin kepada Langit yang sudah cengar-cengir. "Eh, ada Eneng," ucap Langit yang mampu membuat Aidan menoleh ke belakangnya yang sudah ada Mutia berdiri terdiam.

Aidan langsung mematikan hp-nya dan mulai menghampiri Mutia, "Itu rambut berantakan banget," seru Aidan yang mulai menyentuh helaian rambut Mutia yang benar saja sangat berantakan. Mampu membuat Damian dan Langit bersorak, "Haduh bucin!" seru Langit.

"Mending kita ke Koprasi deh, dari pada jadi nyamuk gini. Ngit, ayo!" ajak Damian yang mulai menarik tangan Langit dengan paksa, padahal Langit ingin menggoda-goda mereka dahulu.

Langit mendengus, "Lo mah kebiasaan, eh ada Jihan tuh," ujar Langit sambil menunjuk gadis yang tak jauh dari koprasi yang mereka tuju. Damian seakan merasakan hal aneh dengan tiba-tiba.

Aidan mulai menggenggam tangan Mutia, "Gak baek bengong gitu, mending ke kantin. Laper gue," seru Aidan. Mutia terdiam sejenak, "Heem, iya aja."

***
Hari mulai semakin panas, Mutia sangat kepanasan. Aidan yang paham gerak-gerik Mutia pun langsung menghampiri sambil mengipaskan tangan ke arah Mutia. "Entar cantik lo, luntur. Jangan judes dulu," seru Aidan seraya menggoda. Mutia hanya terdiam, Aidan yang tak menyadari jika mereka sudah ditatap beda murid seantero SMA Nusantara ini.

Tiba-tiba saja, ada beberapa mahasiswa masuk ke kawasan SMA Nusantara yang mampu membuat kaum hawa menjerit. Ya, gimana gak menjerit histeris. Yang datang adalah anak Mahasiswa fakultas Teknik sipil, ITB yang ternyata sebagian adalah anggota geng motor PANGKAS.

Mampu membuat mata Mutia melotot dengan bulat sempurna, Aidan langsung berdiri. "Mereka ngapain? Sosialisasi? What!" celetuk Mutia. "Jangan lagi deketin dia, lo pacar gue. Gak boleh jauh dari gue," ucap Aidan yang langdung menggenggam tangan Mutia begitu saja.

"Ganteng banget, gila!"

"Abang almet, aww!"

"Seriusan geng Pangkas?"

"Pacar gue, Sayang," ujar Pira yang langsung dihampiri oleh Keandra dengan sangat manis. Mampu membuat Mutia bergedik jijik.

Keandra mulai mengusap lembut rambut Pira, "Gimana sekolahnya, sayang?" tanya Keandra. Mampu saja membuat tambah ricuh seantero SMA Nusantara. "Aww, banget sih. Lebih cocok kalian, dibandingkan lo sama cewek pembawa sial itu," ujar Mila yang mampu membuat Aidan dan Mutia yang baru saja melintas tepat di belakang mereka hanya bisa terdiam.

"Eh, besok minggu. Jalan ke, sambil nongki sama anak Samurai. Gue yang traktir," ujar Aidan kepada Mutia. "Jangan natapin manusia brengsek itu, oke. Gue ada, gak bakalan lepasin lo kapanpun itu," ujar Aidan sambim menatap lembut mata Mutia dengan keyakinan.

"Apa gue bisa? Pasti bisa!"

....

Wehehehe dah lamaa
gak update, diteror aku tuh
gak papa. demi kalian
cuman bisa separo nih.

Mari wajibkan komen dan vote yah
okeh❤😗

See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang