Jam telah berganti dengan sangat cepat, Arden dan Jessi sudah resmi pacaran pada hari ini dengan suasana yang berbeda dari diri Arden.
Jessi mulai menghampiri sang sahabat, Pira dan Mila yang masih duduk di kantin menunggu berita baru yang panas untuk hari ini. Jessi langsung menjerit, Arden tersenyum sesekali dirinya juga bergeleng-geleng yang langsung duduk di hadapan Ferlan yang ternyata sudah ada Gibran.
"Gue! Aaaaa! aduh," seru Jessi yang sudah sangat tidak percaya dengan hal yang baru saja dia anggap bercanda dan menjadi nyata. Pira dan Mila hanya bisa menunggu semua berita, "kayanya bau roman picisan nih," ujar Pira menggoda Jessi yang mulai tersenyum bak baru merasakan kasmaran. "Tapi ingat rencana selanjutnya," ucap Mila yang mampu membuat Jessi mengajukkan jempolnya. Sedangkan Arden sudah menggila dengan kelakuannya hari ini.
"Lo kenapa? Cacingan?" tanya Gibran mampu membuat Arden mendongakkan kepalanya ke wajah tampan pemuda itu. "Mana ada! Gue? Ada deh," seru Arden yang mulai bangkit dari kursinya. "Ssi, pulang bareng gue," ujar Arden tanpa menghiraukan ke dua temannya yang sudah bingung dibuatnya.
"Aciee cie! Cieeeee!" seru Pira yang mapu membuat Jessi malu. "Udah ah, kita lanjut meeting di secret room aja," ujar Jessi yang mulai bangkit dari kursinya dan berjalan terlebih dahulu.
"Tinggal lo aja, yang harus bisa merebut lagi dia kembali," ucap Pira memperingati Mila yang mengangguk-angguk. "Itu urusan gampil," sahut Mila yang mulai beranjak dari kursi menghampiri Jessi.
______
Setengah jam sudah Mutia bergulat dengan Ekonomi yang menghitung nol tak ada habisnya, "Buktiin, katanya mau rangking satu," seru Hanggini sembari menyemangati Mutia. Mutia sudah manyun, "sifat gue ke gimana sih?" tanya Mutia tiba-tiba, Hanggini langsung menoleh ke sahabatnya.
"Lo tuh? Heum, bawel kadang, dingin, cuek, jutek, pesimis, bucin, galau teros, intinya tiada hari tanpa micin," jawab Anggi yang hanya diangguki oleh Mutia. "Nggi, lo kenal sama ketua karate sini?" tanya Mutia yang mampu membuat Anggi tersedak.
"Uhuk! Ngapain lo karate segala?" tanya Anggi, "ya buat jaga diri, gue gak enak ngerepotin Aidan mulu. Dia gak tau apa-apa, malah jadi ikut campur urusan hidup gue. Ibarat gue ke simbiosis parasitisme," ujar Mutia yang mulai melanjutkan catatannya kembali, sedangkan Anggi hanya bisa terdiam.
Di sebuah kelas 12 IPS 5 sangat terkenal dengan berbagai macam kasus, keributan bahkan ada yang pernah hamil di luar nikah. Namun, berbeda dengan 5 pemuda yang sedang asik ngobrol santai selagi jam kosong.
"Gue yakin lo gak bakalan bisa tutupin lagi perasaan lo ke Mutia, Dan," ujar Bagas sambil memainkan benda pipihnya, alias bermain pubg mabar dengan Langit. "Bener tuh, sebulan ini kalian tuh kaya parasit, nempel mulu. Tapi, ada kaya Simbiosis mutualisme, saling menguntungkan dan melengkapi," ujar Langit menyambung ucapan Bagas. Aidan hanya fokus pada catatan Sejarahnya, Wisnu dan Damian sedang membuka room chat pribadi mereka.
Thing!
Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari benda pipih yang tepat berada di hadapan Aidan, Aidan hanya mengabaikan benda tersebut.
Thing!
Mila
Aku gak ada jemputan,
nebeng ya
Sekalian mintolAidan langsung membuka sebuah pesan pertama dari room chat Whatsappnya, ada nama seorang gadis yang telah lama tak ada kabar sejak mereka putus dari hubungan.
Aidan
Gue gak bisa
sibuk(Read)
KAMU SEDANG MEMBACA
See My Crush (end)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Ini tentang Aidanata Novandri Anggoro. Ketua geng Samurai yang paling disegani, cuek dan pembaca novel bergenre fantasi. Yang ditakdirkan bertemu dengan seorang gadis cuek bernama Marion Mutia Arkansa. Yang ternyat...