Bab 17: Perhatian, Kasih dan Sayang.

200 26 10
                                    

Aidan terbangun dari mimpi indahnya malam tadi, Aidan mulai menyingkirkan selimut dari tubuhnya dan langsung mandi untuk segera bergegas menuju sekolah. Tak lupa Aidan memeluk tubuh Risha sebelum ke kamar mandinya.

"Selamat pagi, Mah. Kutu udah bangun?" tanya Aidan mampu membuat perempuan yang baru saja dipeluknya ini kaget. "Kutu?" tanya Risha balik kepada Aidan yang mampu membuat Aidan mengerjapkan matanya.

Mutia sudah bangun dari ayam berkokok, dikarenakan Aletha bangun sangat pagi sekali. Mutia yang sudah mandi, wangi, dan rapi langsung bergegas keluar dari kamar Aletha untuk ke rumahnya dikarenakan dirinya lupa lagi membawa seragam.

"Eh, nih si kutu Mah. Kemana lo?" tanya Aidan yang langsung menghentikan langkah kaki gadis yang sudah turun dari anak tangga. "Ini masih jam setengah enam loh," seru Risha.

Mutia menggaruk rambutnya yang tak gatal sambil menyengir, "Anu! itu- Mutia lupa bawa seragam, hari ini kan baju batik. Nah, Mutia lupa," kata Mutia sambil terbata akibat malu. "Tante punya baju batik yang pas ukurannya sama kamu ya semoga sih, pakai punya tante aja dulu. Mama dan Papah kamu juga bentar lagi nelpon," ujar Risha yang langsung berjalan menuju kamarnya untuk menganggil seragam dia miliki. Mutia hanya bisa terdiam, Risha sangat baik bagi Mutia.

Aidan yang sedari tadi sudah masuk ke dalam kamar mandi dan setengah menit langsung selesai, Risha mulai kembali dan menyerahkan baju batik yang sangat cantik kepada Mutia.

"Aku ngerepotin mulu loh Tan, jadi gak enak," ujar Mutia yang langsung mengambil baju itu, Risha tersenyum. "Gak apa-apa kok, tungguin Aidan bentar lagi juga selesai dia," Risha mulai membantu Bi Nina memasakan sarapan seperti biasanya.

Austin, Aletha dan Delano pun mulai menghampiri meje makan yang sudah siap serba masakan. Mutia sudah berganti baju dengan sangat pas dan menambah aura pesona di dirinya.

"Mah! Hari ini ada kerja kelompok, jadi Aletha nanti pulang di antar sama mamanya Maudy ya," kata Aletha sambil mengunyah buah apel di mulutnya. Risha mengangguk, "masa adek gak ada kerja kelompok Mah?" tanya Austin yang mulai manyun sambil meminum segelas air susunya mampu saja membuat Delano, Mutia, Aletha, Aidan dan Risha tertawa renyah dengan tingkah laku polos Austin.

"Kita sekeluarga, mengucapkan Bodo amat!" ucap mereka dengan serempak mampu membuat lelaki kecil itu manyun dan hampir saja ingin menangis.

"Lah emang lo gak ada tugas gitu?" tanya Aletha kepada sang adik. "Ya mana gue tau, gue 'kan ikan," sahut Austin sambil menyunggingkan senyumnya. "Pah, Mamah ngidam apa sih pas hamil si butek?" tanya Aidan kepada Delano yang mulai menoleh ke anak pertamanya. "Odading mang oleh, rasanya seperti ingin menjadi Spidermen," seru Delano mampu membuat seisi rumah tertawa dengan kerecehan pada pagi hari ini.

"Oh iya, keadaan Mutia gimana sekarang?" tanya Risha yang mampu membuat Mutia yang tadinya diam mulai menoleh dan tersenyum, "sudah membaik," sahutnya. Risha mengangguk, Sarapan pun sudah selesai.

Aidan dan Mutia mulai beranjak untuk berangkat menuju SMA Nusantara. "Jagain Mutia baik-baik, awas aja ada masalah lagi sampai ke kuping Mamah! jagain calon mantu Mamah tuh," seru Risha yang mampu membuat Aidan dan Mutia saling bertatapan.

"Dih si Mamah, okeh shiap ma boss!" seru Aidan yang sangat berbeda dari di sekolah dan di rumah. Mutia hanya terdiam di sepanjang jalan, "dari detik ini lo pulang dan berangkat gue yang anter-jemput," ucap Aidan yang mampu saja membuat mata Mutia melotot seketika.

_______

Pagi yang begitu cerah, pada hari ini di mana akan ada jadwal piket kebersihan sekolah bergilir, untung saja bukan jadwal kelas 11 IPS 5. Namun, pada hari ini Mutia sudah mengacak rambutnya frustasi dikarenakan ulangan kemarin dia remedial yang mampu saja membuat dirinya merosot.

See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang