Bab 12: Demo ulangan.

227 28 13
                                    

Hari semakin gelap, Mutia mulai terbangun tepat pada pukul 22.00 wib dengan objek yang berbeda dari kamarnya. Mutia langsung terbangun dan duduk, "Ini kan bukan kamar gue? wait! ini kamar Aidan, hah!" seru Mutia yang mulai bangkit dari kasur tersebut, namun saat Mutia hendak keluar dari kamar itu ada seorang perempuan paruh baya sudah membawakan senampan makanan untuknya.

Bi Ritna mulai tersenyum, "Alhamdulillah, kalau non udah siuman. Istirahat disini dulu aja Non, Den Aidan malam ini tidur di kamarnya Den Austin jadi gak apa-apa," ujarnya yang mampu membuat Mutia duduk kembali di atas kasur. Ritna mulai menaruhkan nampan makanan itu tepat di meja kamar Aidan. Sangat gelap, dan elegan ya itu adalah nilai kamar dari Mutia untuk kamarnya Aidan.

Mutia mulai tersenyum, "aku kenapa bi? ko ada di sini?" tanya Mutia yang penasaran. "Apa non udah minum obat yang kemarin? non, lagi kena Animea. Jadi, harus jaga kesehatan non, ini perintah nyonya Risha," ujarnya yang mulai bangkit dari duduknya untuk keluar dari kamar Aidan tersebut. "Kenapa gue gak bisa lepas aja dari Aidan sih! mana nyokap-bokap udah pada kenal lagi," gumam Mutia yang mulai mengambil nampan dan segera memakannya.

Mutia sudah menyelesaikan makannya dan meninggalkan nampan tetap berada di atas meja di samping kasur Aidan. Mutia mulai membaringkan tubuhnya kembali, untungnya sudah meminum semua obat. Tetapi ada yang mengganjal di dirinya kali ini.

SKIP PAGI.

Mutia sedikit meringis, Hari sudah pagi kembali namun kamar yang di tempatinya untuk menginap kenapa sudahsangat rapi pagi ini. Tepat jam pukul 07.00 wib, sudah ada seragam SMA wanita tepat di hadapannya. "Eh! inikan baju gue? ko udah bisa ada disini sih!" cerca Mutia yang langsung beranjak untuk mengambil seragamnya dan memasangnya dengan cepat tanpa adanya mandi terlebih dahulu.

Aidan yang melihat kelakuan Mutia, mulai menggeleng-geleng. Lantas saja Mutia gadis yang sangat berbeda dari cewek yang ingin menaklukkan hatinya.

"Lo gak mandi kan? bau jigong lo masih menyengat!" seru Aidan yang lantas saja membuat wajah Mutia langsung datar, untungnya Baron dan Marion masih berada di Bandung untuk sementara. "Sudah-sudah, Aidan nanti berangkat sama Mutia aja. Itu baju Mutia, udah di loundry-in sama bi Ritna. Jadi, kemungkinan Bi Ritna yang nganterin ke rumah kamu ya," ucap Risha yang sudah duduk di meja makan.

Aletha dan Austin mulai bertengkar, "Heh! itu milik gue, lo mah suka banget ngambil makanan gue. Pasti dah!" seru Aletha kepada Austin yang sudah berebutan sebuah piring berisi bento masakan bi Ritna. "Ets! manaada, fitnah-fitnah. Austin tuh yang udah order duluan, Cod lagi," ujar Austin yang tak mau kalah.

Aidan dan Mutia mulai tertawa bersamaan melihat kedua tingkah laku Austin dan Aletha. "Mana ada makanan bi Ritna di cod-cod segala, dikira goput." Mampu membuat seisi ruangan tertawa melihat tingkah Austin yang sudah menyengir.

"Sudah-sudah, sandwich nih juga gak kalah enak loh," seru Mutia sambil meletakkan kedua Sandwich  di piring mereka masing-masing. Awalnya Aletha tidak menyukai Sandwich, Austin mah pemakan segalanya. Aletha mulai menampakkan wajah jijiknya terhadap sayuran.

Mutia mengangkat alisnya seraya menyuruhnya untuk memakan, "Nyam! enak banget," seru Mutia yang baru saja melahap Sandwich itu. Mutia memang gadis pendiam, namun jika sudah ada urusan begini dia bakalan seperti seorang anak kecil yang sama umurnya dengan Aletha.

Aletha mulai mengigit perlahan Sandwich tersebut, dan melahapnya terpaksa. Kemudian, Aletha terkejut rasanya yang ini berbeda pada minggu lalu. "WOW BANGETTTT ENAKK! nyam-nyam," seru Aletha yang mulai melahap cepat Sandwichnya. Mampu membuat Risha tersenyum, "emang bakatnya nih udah jadi seorang ibu," seru Risha kepada Mutia yang langsung membuat Mutia melotot.

"Dan, berangkat gih udah jam setengah delapan. Nanti kalian telat," seru Risha yang mampu membuat Aidan dan Mutia langsung bangkit dari kursinya. "Yaudah Mah, Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum," salam Aidan yang mulai mencium tangan Risha. Mutia pun juga mengikutinya.

See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang