"Berbukit di balik pendakian."
-Marion Mutia Arkansa.
...Geng Pangkas sedari tadi mengajarkan beberapa ilmu kepada murid kelas 11, termasuk Mutia. Keandra masih bersama dengan Pira, sesekali mereka menebar kemesraan tepat di hadapan Mutia.
"Mut, hei!" panggil Hanggini, Mutia langsung menoleh, "Lo kenapa, Keandra?" tanya Hanggini, mereka sedang berada di ruangan ulangan kali ini. "Gue gak pa-pa," sahutnya.
Hanya ada bayangan semu yang masih memantau Mutia dari kejauhan. Di tempat lain, Aidan dan anggota geng Samurai masih memantau gerak-gerik geng Pangkas yang tak jauh dari tempat duduk mereka kali ini.
"Lo kenapa Anjim?" tanya Langit kepada Aidan yang sangat fokus melihat Keandra. Aidan menggeleng, "Gue gak yakin, kalau mereka cuman mau sosialisasi doang," ujar Damian sanbil meminum Thaiteanya.
Rangga langsung mengangguk, "Bener banget Bang, itu pasti ada udang di balik batu," sahut Rangga yang menyetujui pernyataan dari Damian.
"Gini aja, jika mereka ada ke arah timur atau arah markas kita. Langsung aja serbu, gak usah kasih ampun deh. Gedek gue lihat si Arvie, so kecakepan," ujar Lukas, yang langsung disetujui oleh Rangga, Bagas, Boran, Langit, dan Wisnu. Tetapi, Aidan dan Damian tidak menyetujuinya.
Damian mulai meletakkan tehnya, "Gini aja deh, ini masih di area sekolah. Jangan sampai nama kita tercoret cuman gegara balas dendam ke mereka, kalian 'kan tau. Kita anak teladan di sekolah, dan di luar anak singa," ujar Damian ada benarnya, "gue anak Emak-Bapak gue, Bang," sahut Langit ngelantur.
Plak
Langit langsung mendapatkan satu pukulan di atas kepalanya oleh Damian, "Sekali aja jangan bercanda," ujar Damian.
Mutia masih berkutik dengan soal ulangan Biologinya hari ini, jam pun terasa sangat cepat berputar. "Argh! Mau pulang aja," gumam Mutia yang masih bisa di dengar oleh Altair yang kebetulan duduk di sampingnya.
Altair langsung menoleh melihat ekspresi stres Mutia miliki, "Kalau gini, gak jamin kalau lo diterima keluarga Anggoro," celetuk Altair yang ternyata membenci Mutia diam-diam. Mutia langsung mengangkat kepalanya dan menatap Altair dengan tajam.
"Apa yang lo maksud? Bukan hak lo untuk menilai gue, atau lo suka gue?" tanya Mutia to the point yang mampu membuat Altair tersedak. "Uhukk! Brengsek, mana ada gue su-suka sama lo," sahut Altair menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.
Ternyata Pak Oman sedari tadi melihat apa saja yang dilakukan oleh Mutia dan Altair. "Mutia! Altair! Kita sedang ulangan, bukan waktu kalian untuk pacaran," ucap Pak Oman yang mampu seisi ruangan menatap Mutia sengit.
Banyak cibiran langsung berdatangan.
"Udah abangnya, eh adeknya lagi diembat,"
"Gue gak yakin nih, dia Fuckgirl banget,"
"Wajih cantik, hati busuk ternyata,"
"Mending Aidan buat gue aja."
Kalimat-kalimat itu mampu membuat Mutia cepat menjawab soal ulangannya, untungnya dirinya masih kontrol otak dan masih fokus. "Bangsat banget, mulut kaya ember semen," ucap Mutia yang mulai bangkit dari kursinya menuju meja Pak Oman, yang mampu mengejutkan Hanggini dan teman ruangannya yang lain.
"Apa ini? Cepet sekali kamu mengerjakan," ujar Pak Oman, Mutia pun mulai mengambil tasnya dan menoleh tajam ke arah orang-orang mencibirnya.
"Hujatan lah yang mampu membuat otak saya berkembang, terima kasih untuk kalian yang menghujat saya yang belum tentu ucapan kalian benar faktanya. Karena kehidupan saya, saya yang menjalani bukan kalian yang hanya tahu cover saya saja. Assalamualaikum," ucap Mutia yang mampu membuat seisi ruangan terdiam termasuk orang-orang yang mencibir Mutia tadi. Hanggini langsung tersenyum bangga kepada sahabatnya itu.
"Bagus juga," ujar Pak Oman selanjutnya, Altair hanya bisa terdiam saat punggung dari gadis yang menanyakan kepada dirinya perihal suka pun telah pergi. Rizal yang tak jauh dari bangku Altair pun langsung menoleh.
"Woi! Lo kenapa Njir?" tanya Rizal kepada Altair yang langsung menggeleng, "gak pa-pa gue," sahutnya santai dan melanjutkan mengisi kertas jawabannya.
Mutia yang tak tahu kalau ada Keandra yang melintas di hadapannya pun langsung terkejut, "Hai sayang, apa kabar kamu? Baik aja 'kan? Setelah ciuman panas itu kamu berikan ke aku," ujar Keandra dengan nada manja, Aidan yang tak sengaja melihat Mutia bersama Keandra pun langsung menghampiri.
"Apa lagi mau lo? Rusakin diri gue? Lo belum nyadar ya ternyata," sarkas Mutia, sebelum perkelahian terjadi Aidan langsung menarik tangan Mutia untuk segera menjauhi pemuda brengsek itu ke taman belakang.
Aidan langsung mendekap gadis di depannya ini, "Hei, gue tau trauma lo masih hadir. Sudah ya, jangan emosi," ujar Aidan sambil mengusap lembut rambut Mutia. Aidan tahu saat ini Mutia perlu support yang banyak, dengan kelembutan untuk mendidiknya.
Tak disangka, Mutia mulai meneteskan air matanya yang semakin berderai. "Eh, yah jadinbasah baju Pangeran es nih," celetuk Aidan yang masih memeluk hangat tubuh gadis mungilnya. "Aah, enggak kok enggak. Ini ingus aja," ujar Mutia yang langsung melap air matanya dan nyempil ingus dikit ke hoodie yang dipakai Aidan hari ini.
Aidan mulai terkekeh, "Idih! Jorok banget pacar saya," ujar Aidan, yang langsung membuat Mutia tersenyum manis. Mutia mulai mendongakkan matanya, dan Aidan langsung menatap manik bola mata Mutia yang sangat indah.
"Heh, berdosa, udah ah! Entar kelamaan jadi khilaf loh," ucap Mutia yang langsung membuat Aidan melepas dekapan mereka dan detik itu juga Aidan terkekeh.
Namun, tiba-tiba saja Mutia merasakan lemas dan hampir pingsan. "Awh! Sakit," lirih Mutia mampu membuat Aidan panik dan khawatir. "Kenapa? Belum makan?" tanya Aidan panik.
Mutia tersenyum manis, dan menggeleng. "Perlu pulang," sahut Mutia singkat, Aidan mulai berbungkuk untuk menyuruh Mutia menaiki punggungnya.
"Ngapain?" tanya Mutia bingung, "naik aja, gue gendong sampai mobil deh," ujar Aidan, Mutia langsung menaiki punggung Aidan dengan perlahan.
Namun, Mutia malah terdiam tak berkutik saat Aidan sudah menggendongnya. "Kenapa?" tanya Aidan yang masih berjalan santai sambil menggendong Mutia yang ternyata mereka dilihati oleh murid SMA Nusantara ini.
...
___TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
See My Crush (end)
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Ini tentang Aidanata Novandri Anggoro. Ketua geng Samurai yang paling disegani, cuek dan pembaca novel bergenre fantasi. Yang ditakdirkan bertemu dengan seorang gadis cuek bernama Marion Mutia Arkansa. Yang ternyat...