"Jangan pernah berubah hanya karena sikap."
-Marion Mutia Arkansa.***
Pagi kali ini badan Mutia terasa sangat sakit semua, Mutia terkejut saat matanya terbuka langsung disuguhi oleh tangan kekar yang masih melingkar di perutnya.
"Heh! Kucing! Lepasin ih, entar Mama kamu malah ngira kita ngapa-ngapain lagi!" jerit Mutia yang mampu membuat Aidan mengeratkan dekapannya, "asssh! Aidan, lepasin gak!" jerit Mutia sekali lagi sambil memukuli lengan kekar itu.
Aidan lebih memilih untuk diam dan merendam kepalanya di pundak Mutia kali ini dibandingkan berantem dengan kekasihnya super bawel dan galak menurutnya.
"Sekolah sana," seru Mutia kembali lagi, Aidan menggeleng. "Gak mau, maunya manja sama kamu," rancau Aidan yang mulai menjadi. "Eh! Kamu kenapa ih," tanya Mutia bergidik ngeri.
"Kesambet cintanya Mutia," ujar Aidan merancau kembali. Mutia sebenarnya menyukai sifat baru Aidan, tapi ada banyak hal yang mampu membuat Mutia khawatir bahkan takut. "Dan, udah ya lepasin. Aku takut kamu malah nafsu." Ucapan Mutia mampu membuat Aidan melepaskan dekapannya dan bangkit dari kasurnya.
"Iya-iya, yaudah gue mandi dulu. Atau lo duluan?" ujar Aidan yang sudah memulai membuka pintu lemarinya sambil mencari handuk, "kamu aja duluan," suruh Mutia yang mulai memilih untuk tidur kembali.
Jam telah berlalu, Mutia dan Aidan sedang asik ngobrol di belakang taman yang sering menjadi saksi kisah mereka berdua Mutia dan Aidan. Risha sangat senang jika Aidan bisa tersenyum kembali oleh kehadiran Mutia.
"Coba ambik tuh buah mangga," pinta Mutia sambil menunjuk beberapa buah mangga yang memang sudah matang, Aidan baru saja hendak memanggil Pak Ilyas untuk membantunya yang langsung Mutia cegat. "Tanpa bantuan orang lain," sambung Mutia mampu membuat Aidan ternganga.
"Anjir! Lo nyuruh gue manjat gitu? Kegantengan gue mau ditaro di mana kalau fans gue pada lihat?" celetuk Aidan sambil mengibas rambutnya ke belakang, "kebanyakan gaya, manja aja sana. Ambilin demi pacar lo ini," ujar Mutia yang mau gak mau Aidan harus memanjat pohon mangga yang padahal gak terlalu tinggi.
Beberapa menit saja Aidan sudah sampai di atas pohon, nongkrong sambil ngambil beberapa buah mangga untuk Mutia. "Nih sambut!" ujar Aidan yang mulai melepar mangga tersebut yang untungnya Mutia bisa menangkap ketiga buah mangga tersebut.
Namun, Aidan malah lupa bagaimana caranya dia bisa turun dari pohon tersebut. "EH! INI GIMANA TURUNNYAAA!!" jerit Aidan yang tak seperti ini biasanya, kalem ini malah heboh kaya emak-emak rempong habis belanja.
"Lompat." Mutia yang menatap wajah Aidan yang mulai ketakutan pun langsung tertawa, "Khahahaha!"
"Gila! Masa loncat, yang ada wajah gue ke ambung tinggi gak ada yang nangkep kan miris gue," ujar Aidan yang masih memikirkan taktik untuk turun dari pohon mangga itu. Mutia mulai berdiri dari kursi yang mulai menghampiri pemuda itu sambil menyalurkan tangannya.
"Wah! Memang gak salah pilih calon bini, gimana beb? Ini astagaaa!" jerit Aidan kembali, Mutia mulai mempraktekan cara turun dan naik dari pohon. "Gini loh caranya," ujar Mutia.
"Bisa kan?" tanya Mutia yang langsung diangguki oleh Aidan, perlahan Aidan mulai menurunkan kaki jenjangnya dan berpegangan erat batang pohon mangga.
"Kaya monyet," seru Mutia yang mulai tertawa gemas melihat tingkah aneh Aidan hari ini. Sangat berbeda, bahkan manja.
"Jangan ketawa gitu, entar jadi candu gue," cicit Aidan yang mulai mendekatkan diri kepada Mutia. Mampu membuat Mutia terkejut. "Dan, stop. Jangan macem-macem deh," ujar Mutia yang diabaikan oleh Aidan.
Hap ... Aidan sudah menangkap dan mendekap tubuh gadisnya yang langsung terdiam seribu bahasa ini. Padahal hari mulai mendung yang ingin menurunkan rinai kecil.
"A-aidan ... mau hu-hujan loh," ucap Mutia terbata-bata, rintik pun mulai berluruhan rimpuh membasahi permukaan kepala mereka. Aidan menggeleng masih tetap ingin mendekap Mutia dalam hangatnya pelukan darinya ini.
"Aii! Ayo naik, ih basah ini!" Suara Mutia hanya bisa didengan oleh pemuda yang masih mendekap tubuhnya sambil menikmati rintikan hujan yang membasahi tubuh mereka. "Aku mau nemenin kamu sakit." Mutia hanya bisa terdiam.
***
___Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
See My Crush (end)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA *** Ini tentang Aidanata Novandri Anggoro. Ketua geng Samurai yang paling disegani, cuek dan pembaca novel bergenre fantasi. Yang ditakdirkan bertemu dengan seorang gadis cuek bernama Marion Mutia Arkansa. Yang ternyat...