Bab 29: Terbukti

123 13 15
                                    

"Semua akan terbukti secara perlahan."
-Aidanata Novandri Anggoro

***

Malam ini geng Samurai bersama Mutia, Hanggini dan Jihan langsung menghampiri laboratorium milik Paman Hans yang kebetulan adalah sanak keluarga dari Hanggini untuk mentes DNA.

"Paman, ini Anggi bawa 3 sampel darah yang harus segera diteliti. Emergency! Ini darah si pembunuh dan yang dibunuh," tutur Hanggini mampu mengejutkan Hans yang tadinya fokus dengan tabung reaksi kimianya langsung mengambil sempel tersebut dan membandingkannya di sebuah mikroskop.

Hans terkejut melihat gumpalan darah aktif yang saling berkaitan, "Ini ada 3 sempel darah yang memang sangat berbeda, ada padat, normal dan cair. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Hans yang masih meneliti sempel darah tersebut.

"Jadi begini, kemarin lusa Abang saya dibunuh dengan tragis tepat di atas rooftop SMA Nusantara Om. Jadi, apakah bisa Om cari siapa sang pelaku?" tanya Dante sangat khawatir terhadap si pelaku. Hans menggeleng, "Dari hasil DNA ini, mereka bukan satu keluarga. Tapi, seperti ada keterkaitan antara pernah berhubungan maupun tidak, jadi saya pun tidak bisa memastikannya Nak," sahut Hans dengan berat hati.

Hanggini yang tadinya diam langsung bergerak cepat akibat idenya baru saja muncul, "Gimana! Kita ke ruangan Mang Tarno buat lihat CCTV. 'Kan di Rooftop ada lah Cctvnya," saran Hanggini ada benarnya, "bisa-bisa! Gas aja langsung, mumpung siang begini," sahut Boran menyetujui ide Hanggini.

***

Mutia tak sadarkan diri jika ada hal yang mengganjal di dirinya sedari tadi, ya ternyata Mutia sedang PMS yang kali ini dia kebocoran kembali. Aidan yang sadar, langsung melepaskan hoodienya dan menutupi bawah celana jeans Mutia dengan hoodie maroonnya.

"Kamu PMS? Takutnya bikin nafsu anak lain," bisik Aidan sambil mengingatkan kuat hoodienya di pinggang Mutia seperti layaknya dirinya memeluk tubuh Mutia secara terang-terangan, sedangkan Mutia---terdiam tak berkutik lagi.

Anjas! Kok, gue lupa ya. Mutia membatin.

Mereka sudah sampai tepat di hadapan Mang Tarno yang tadinya ingin melihat kondisi sekolah, malah dikejutkan dengan kedatangan Geng Samurai dengan tiba-tiba.

"EHH COPOT! Eh ... astagfirullah, kalian malem-malem ke sini teh aya naon?" Ekspresi Mang Tarno sangat lucu yang mampu membuat Geng Samurai tertawa bersama.

"Hahaha! Bengek dengerin Mamang kalau udah gegeran gini!" seru Wisnu sambil menepuk pundak Langit, "anjir! Sakit lah, entar miring sebelah nih, pundak babang tampan!" sungut Langit sambil termanyun.

Damian langsung membicarakan masalahnya, "Diem dulu kek! Jadi begini Mang, kita datang ke sini bukan buat nyari hantu tapi nyari psikopat diam-diam. Nah, mau lihat CCTV buat buktiin siapa pelakunya Lukas terbunuh," ucap Damian, sedetik kemudian Mang Tarno menggebrak meja di depannya tiba-tiba.

Brakk ...

"APA! WAH, GILA BANGET YA ANAK JAMAN SEKARANGA!" jerit Mang Tarno dengan heboh, tangan Mang Tarno langsung mencari CD hasil rekaman CCTV kemarin. Yang langsung menggegerkan geng Samurai.

Video pun diputar dengan sangat jelas, dari kejadian awal yang diucapkan Mutia ternyata benar. Lukas dapat teror SMS dari seseorang yang tak dia kenal, disuruh ke Rooftop sendirian sore hari, saat menaiki tangga Rooftop Lukas diikuti 2 orang satu cewek dan satu lagi cowok.

Terlihat jelas ada wajah Arvie, Keandra dan Pira saat video otu terus berputar mampu mengejutkan Mutia yang ternyata masih trauma.

"Aaa ... da-dan!" rengek Mutia yang langsung mendekap tubuh Aidan yang kebetulan ada di sampingnya, Aidan yang tahu betul jika Mutia ada syndrome ketakutan seperti ini langsung menenangkan diri kekasihnya.

"Nah, sudah terbukti. Jadi, bagaimana kita langsung lapor ke polisi. Dari pada berkelanjutan, dan Geng Samurai semakin berkurang?" usul Bagas yang baru saja memberanikan ambil suara, semuanya mengangguk.

"Gue setuju!"

"Apalagi gue, udah enek sama Keandra beuh!"

"Aku ikutan aja,"

"Gue sebagai Adik kandung abang gue, ya gaskeun lah!"

"Tapi, kalian harus bicarain dulu sama pihak keluarga dan polisi untuk mengincar mereka semua," ujar Mang Tarno menambahkan opini mereka yang ada benarnya.

"Yaudah, Malam ini aja langsung ke rumah lo. Dan, bilang langsung ke Bonyok lo, sambil bawa nih CD. Jangan sampai hilang," ujar Rangga yang mendahului keluar dari yang lain karena urusan malam ini sudah terbukti, Aidan hanya bisa mengangguk dikarenakan kesehatannya saat ini masih kurang baik.

"Kita pulang, yuk," ajak Mutia sambil menatap wajah Aidan yang sudah pucat. Aidan terdiam sejenak, "Makan dulu 'lah, laper banget ini cacing konser terus dari tadi," rengek Aidan sambil menatap mata Mutia dengan penuh harapan.

Yang lain, hanya bisa menarik nafasnya dengan kasar saat melihat kebucinan dua pasangan Cool couple ini.

"Ayang beb, aku sakit. Cium dong!" rengek Langit kepada Bagas meledek Aidan dan Mutia mampu membuat yang tadinya hening langsung tertawa terbahak-bahak.

"ANJIR! Jijik gueee!" jerit Hanggini sambil bergidik ngeri melihat kelakuan Langit yang sudah mesem-mesem kepada Bagas yang memang anaknya agak lemah gemulai juga.


***
___Tbc

See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang