Bab 9: Mil? Siapa ya.

220 30 6
                                    


  Malam telah tiba, Aidan yang sudah sangat rapi dengan jas biru malam darknya yang sangat mengangkat paras gagah dan tampan Aidan miliki.

  "Cakep banget ih anak Mama, mau ketemu siapa heum? Calon menantu Mama ya?" seru Risha yang mampu membuat Aidan malu, padahal dirinya malas memakai kemeja yang bukan stylenya sendiri. "Apaan dih Mama! Ma, mana si Aletha sama Austin? Biar kagak bosen Mama," tanya Aidan mencari kedua adiknya.

  Yang dibicarakan pun mulai menghampiri mereka berdua. Aletha yang memakai gaun berwarna cream, sedangkan Austin memakai kemeja dan jas yang senada warnanya dengan Aidan.

"Tampan 'kan gue, Bang? Kagak ke lu, buluk gitu," ujar Austin yang langsung membuat Aidan memiting kepalanya. "Awh! Bang, 'kan bener ya, Leth?" tanya Austin yang mulai merengek kepada Aletha. "Iyain aja, tetep tampanan Papah lah, kalah lo pada mah," sahut Aletha yang mampu membuat Risha terkekeh.

  Para tamu undangan pun mulai memasuki ruangan tengah rumah keluarga Anggoro, rumah sama besar dengan Arkansa. Keluarga Arkansa ternyata sudah datang, dengan warna yang senada dengan Anggoro family's.

  "Selamat malam, Wah cantik banget jeng," ucap Marion kepada Risha yang memang sudah kenal lama, malahan mereka menjalin persahabatan dan rekan bisnis. Sedangkan Aidan mampu terpesona dengan penampilan Mutia yang sangat berbeda dari 6 hari lalu.

  "Tuh si Aidan, dari tadi natapin lo kagak ada kedipnya. Samperin gih," seru Arden kepada Mutia yang mulai menoleh ke Aidan yang memang benar, namun pakaian Aidan malam ini sangat cocok. Mutia mulai menghampiri Aidan dengan malas.

Gaun ini mampu membuat Mutia sangat tidak enak. Aidan yang terfokus pada pakaian Mutia mampu menarik simpati para tamu undangan.

  "Hai, gue tepatin janji terakhir lo," ujar Mutia yang langsung membuyarkan lamunan Aidan. "Oh, bagus," sahutnya yang hanya bisa mencanggungkan suasana.

Aletha yang kenal persis gadis yang telah bersama dengan Aidan pun langsung menghampirinya, mulai memegang tangan Mutia sangat tiba-tiba.

"Ka Mutia, wah! Beautifull Aletha sukaa sama dandanan Kakak, ajarin Letha dong," ucapnya mampu membuat Mutia menoleh ke gadis kecil yang sudah memegang tangannya. "Kan, Aletha udah cantik ngalahin kakak lagi. Ngapain lagi atuh belajar make-up, udah cantik ko, tanya aja sama Austin tuh," sahut Mutia yang bisa saja memuji Aletha. Mutia memang sangat akrab bahkan tidak dingin kepada kedua adik Aidan.

"Gue tinggal sebentar," pamit Aidan yang mulai menghampiri anggota Samurai yang sudah sampai di depan rumahnya. Aidan mulai menghampiri mereka yang sudah duduk santai di depan rumahnya.

"Wah, boss kita cakep bener. Pasti ada princess-nya nih?" goda Langit yang mampu membuat Aidan datar menatapnya. "Ini tinggal Lukas sama Wisnu aja 'kan yang belum datang?" tanya Aidan kepada yang lain, "gue dikacangin mulu dah," beo Langit yang mulai mengambil desert yang sudah tersediakan.

Acara pun dimulai, Mutia hanya bisa diam bersama dua anak kecil yang tepat di sampingnya sedang asik memakan kue cokelat. Aidan sudah berada duduk tepat di samping Mutia dan Arden, sedangkan anggota Samurai yang lain duduk tepat di seberangnya.

"Karena malam ini adalah malam yang saya tunggu, maka kerja sama antara PT. Anggoro Center dan PT. Arkansa Jaya saya nyatakan resmi dengan penerus Saya Aidan Novandri Anggoro dan Penerus anak dari Pak Baron, Marlon Ardenra Arkansa." Delano mulai tersenyum dan memanggil Aidan dan Arden untuk maju ke depan, namun Delano tidak hanya memanggil mereka melainkan Mutia juga dipanggil yang mampu membuat Mutia tercengang.

"Marion Mutia Arkansa, sini kamu, Nak," pinta Delano yang mau gak mau Mutia harus menghampirinya. "Gue harap ini yang terakhir kalinya," beo Mutia sebelum menghampiri mereka.

Aidan terkejut setengah mati, lantas Delano hanya bilang dirinya dan Arden yang bakalan dipanggil tetapi Mutia juga ikutan. Mutia mulai gugup yang tak bisa dijabarkan panjang. Mutia mulai berdiri di samping Aidan yang sangat cocok dibandingkan dengan Keandra.

"Oh iya, sebelum itu, Kenalin Mutia dia adalah calon menantu saya dari Aidan. Cantik ya, Haha," ucap Delano mampu membuat mata Aidan dan Mutia saling melotot bersama-sama. "Pah! sejak kapan Aidan bilang gitu? Aidan gak ada reques gitu loh," seru Aidan yang mulai menampakkan ke gelisahan. "Sutt, ini kemauan Pak Baron dan Papah. Mutia bersedia 'kan?" ujar Delano yang mampu membuat Mutia mengedipkan matanya berkali-kali.

"Ko jadinya kaya gini, mana gak ada Anggi lagi. Aduhhh, gugup ini!" Mutia membatin sambil meremas samping Gaunnya. Aidan yang sadar kalau Mutia sedang gugup langsung menyenggol lengannya. "Emm- Anu, i- iya Om," sahut Mutia yang terpaksa.

Acara pun telah selesai, Mutia sudah duduk bersender di kursi yang masih di rumah Aidan. Aletha mulai menghampirinya, "Kak, bener 'kan apa kata Aletha. Abang lebih cocok sama Kakak dibandingkan sama si mak lampir depannya aja manis," ujar Aletha yang sudah manyun. "Mak lampir siapa Let?" tanya Mutia yang mulai penasaran. "Itu mantan Abang, kak Mil--" ucap Aletha yang langsung disanggah oleh Aidan dengan panggilannya.

"Alethaa! Tidur, besok sekolah 'kan. Entar telat lagi," seru Aidan yang mampu membuat Aletha manyun dan mulai memeluk tubuh Mutia. "Gak mau! Abang ish, belum juga selesai ngomong  udah dipotong aja!" rengek Aletha.

"Bener kata abang loh, Tidur dulu. Entar besok baru deh kita main lagi, mumpung kakak libur," ujar Mutia yang mampu mengembangkan senyuman gadis kecil itu, Aletha mulai beranjak dan tak lupa melaibaikan tangannya kepada Mutia. "Mil? Siapa ya?" gumam Mutia yang mulai beranjak dari kursi karena mau pulang.

......
PAGI SOBAT NUSNUSKUUU
semangat pagi dengan kehaluan nih
Komennya dongg😗
Makasih juseyo❤


See My Crush (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang