Kabar Bahagia

197 4 0
                                    

1 bulan kemudian, Semua keluarga sedang sarapan.

"Kakak ipar kenapa kau terlihat pucat. Apa kau sedang sakit?" kata Laks.

"Aku tidak papa Laks," kata Swara.

"Tapi kau terlihat pucat Swara. Pasti kau sakit," kata Sanskar cemas.

"Aku tidak papa Sanskar," kata Swara.

"Kau jangan berbohong Swara. Setelah makan kau harus istirahat di kamar," kata Sanskar.

"Iya," kata Swara.

Mereka semua selesai makan. Swara berdiri dan pergi ke kamarnya. Tapi tiba-tiba dia pingsan dan Sanskar melihatnya. Sanskar langsung menangkap Swara.

"Swara bangun, Swara bangun," kata Sanskar panik.

"Sanskar kau cepat bawa Swara ke kamar kalian dan kau Laks telepon dokter," kata Durga.

Sanskar menggendong Swara ke kamarnya. Sedangkan Laks langsung menelpon Dokter. Semua orang lalu pergi ke kamar Swasan.Tak beberapa lama Dokter pun datang.

"Tolong kalian tunggu diluar," kata Dokter.

Semua orang pergi keluar dari kamar.

"Ayah Ibu apa Swara akan baik-baik saja," kata Sanskar cemas.

"Swara pasti akan baik-baik saja," kata Durga.

"Semoga saja Ayah," kata Sanskar.

Dokter pun keluar dari kamar dan Sanskar langsung menghampiri nya.

"Dok bagaimana keadaan istriku," kata Sanskar khawatir.

"Tenang Tuan. Istri tuan baik-baik saja dan ada kabar yang menggembirakan. Karena saat ini istri Tuan sedang mengandung. Usia kandungannya sudah dua minggu," kata Dokter.

"Benarkah Dokter," kata Sanskar.

"Iya Tuan," kata Dokter lalu pergi.

"Akhirnya aku akan menjadi ayah," kata Sanskar bahagia.

"Dan aku akan segera menjadi Paman," kata Laks.

"Kita akan mempunyai dua cucu," kata Annapurna.

"Iya," kata Durga.

Sanskar kemudian memeluk Laks.

"Sudah jangan peluk aku terlalu lama. Cepat temui istrimu dan katakan kabar baik ini," kata Laks melepaskan pelukannya.

"Iya Laks," kata Sanskar. Sanskar kemudian pergi ke dalam kamar.

"Ayah Ibu Ragini sebaiknya kita biarkan mereka berdua saja," kata Laks.

Mereka pergi dari sana. Swara sudah sadar dan dia kemudian duduk. Sanskar langsung memeluk Swara.

"Sayang kita akan menjadi orang tua," kata Sanskar.

"Apa maksudmu Sanskar," kata Swara.

"Swara kau sedang hamil," kata Sanskar melepaskan pelukannya.

"Aku sangat senang mendengarnya," kata Swara.

"Swara kau harus jaga kesehatan, makan teratur dan jangan banyak melakukan pekerjaan. Kau tidak perlu pergi ke kantor dan membawakan makanan untukku. Kau tinggal suruh saja supir yang membawakannya," jelas Sanskar.

"Baiklah suamiku, kau memang suami yang baik. Tapi tolong jangan berikan peraturan sebanyak itu," kata Swara.

"Swara itu demi kebaikan calon anak kita. Jadi kau harus turuti peraturan yang ku buat," kata Sanskar.

"Tapi...," kata Swara.

"Tidak ada tapi-tapian dan satu hal lagi Swara. Apapun yang kau inginkan aku akan memenuhinya," kata Sanskar.

"Aku ingin makan apel sekarang," kata Swara.

"Baiklah," kata Sanskar lalu mengambil apel yang ada dimeja.

"Ini," kata Sanskar memberikan apel.

"Potong apelnya dulu," kata Swara.

Sanskar memotong apel menjadi beberapa bagian.

"Sudahkan ayo makan," kata Sanskar.

"Suapin dong sayang," kata Swara.

"Iya," kata Sanskar lalu menyuapi Swara apel.

"Sanskar cepat kau gigit apel ini," kata Swara.

"Ini kan buata kamu Swara," kata Sanskar.

"Udah aku kan cuma suruh kamu gigit," kata Swara.

"Baiklah," kata Sanskar lalu menggigit sepertiga bagian apel.

Swara lalu memakan setengah dari apel yang digigit Sanskar.

"Udah  yang kau gigit itu makan saja," kata Swara.

Sanskar memakan sisa apel yang dia gigit. Setelah itu Sanskar kembali menyuapi Swara apel.

Aku Mencintai Bosku SWASAN [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang