Pergi Ke Rumah Teman

170 5 0
                                    

Keesokan harinya

Swara mengetuk pintu kamar Sanskar. Tapi tak ada jawaban dari Sanskar. Swara kemudian kembali ke kamarnya.

"Sanskar kenapa dari tadi dia tak membukakan pintu. Apa mungkin dia masih tidur? Udah deh biarin aja. Nanti dia pasti manggil aku," kata Swara duduk di ranjang sambil memainkan hpnya.

1 jam sudah berlalu, akhirnya Sanskar memanggil Swara dan mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Sebentar," kata Swara pergi membukakan pintu.

"Kenapa kau tak memanggilku," kata Sanskar.

"Tadi saya sudah memanggil bapak, tapi bapak tak menjawab panggilan saya," jelas Swara.

"Yaudah ayo kita berangkat," kata Sanskar.

"Iya , Pak," kata Swara mengambil hp lalu mengikuti Sanskar.

Mereka sampai diparkiran, Swara dan Sanskar masuk ke dalam mobil. Sanskar memasang sabuk pengaman. Sedangkan Swara dari tadi tidak bisa memasang.

"Kenapa kok susah banget, biasanya mudah," batin Swara dan terus berusaha memasang sabuk pengaman.

"Dasar payah, masa kayak gini enggak bisa," kata Sanskar memasangkan sabuk pengaman. Jarak mereka menjadi sangat dekat.

"E...enggak tau. Bi..biasanya bisa kok," kata Swara gugup.

"Udah, sekarang kita berangkat," kata Sanskar kembali ke posisi semula dan kemudian melajukan mobilnya.

"Makasih Pak," kata Swara. Suasana hening terjadi, karena dari mereka tak ada yang memulai bicara.

"Pak kita mau kemana," kata Swara angkat suara.

"Kita akan mencari tempat yang strategis untuk membuat proyek restoran. Tapi temanku sudah menemukan tempatnya. Kita tinggal kesana," jelas Sanskar.

"Iya, Pak," kata Swara.

Mereka sampai ditempat yang mereka tuju. Yaitu rumah temannya yang bernama Bihan.

Tok tok tok

Seseorang kemudian membukakan pintu, dia adalah Bihan. Sanskar dan Bihan berpelukan.

"Aku sangat merindukanmu, sudah lama kau tak berkunjung kemari," kata Bihan.

"Aku ini orang sibuk, jadi tidak punya waktu," kata Sanskar melepaskan pelukan.

"Kau bawa kekasihmu, cantik sekali dia. Dia sangat cocok dan serasi denganmu," kata Bihan.

"Dia hanya sekretarisku," kata Sanskar.

"Tapi aku akan tetap mendoakan kalian semoga berjodoh," kata Bihan.

"Terserah kau saja," kata Sanskar yang sudah muak dan masuk ke dalam. Meninggalkan Swara dan Bihan.

"Silahkan masuk calon kakak ipar. Kalau boleh tau namamu siapa," kata Bihan menyuruh Swara masuk.

"Swara," kata Swara. Swara dan Bihan masuk bersamaan.

"Berarti cocok dengan Sanskar, huruf depan nama kalian kan sama," kata Bihan. Swara dan Bihan sampai diruang tamu mereka kemudian duduk.

"Jangan dengarkan dia Swara. Dia itu suka bicara omong kosong," kata Sanskar.

"Iya Pak," kata Swara.

"Hei kak, jangan gitu dong. Aku ini kan temen kamu. Seharusnya kamu nurut apa kata aku," kata Bihan.

"Kalau kamu temen aku, diam lebih bagus!" kata Sanskar marah.

"Oke," kata Bihan.

"Aku boleh nanya," kata Swara dan dianggukan oleh Bihan.

"Kenapa kau memanggil Pak Sanskar kakak," kata Swara.

"Aku boleh jawab pertanyaan dia," kata Bihan.

"Iya," kata Sanskar.

"Karena umurnya lebih tua dariku, jadi aku memanggilnya kakak," jelas Bihan.

"Oh," kata Swara.

"Dimana Thapki kok dia enggak kelihatan?" tanya Sanskar.

"Dia lagi dirumah orang tuanya, katanya lagi kangen," jawab Bihan.

"Kenapa kamu tidak ikut," kata Swara.

"Kan kalian mau datang, jadi aku biarin istriku disana sendiri tanpaku," kata Bihan.

"Yaudah sekarang kita bahas tanah yang kamu maksud kemarin," kata Sanskar.

"Kita kesana aja sekarang," kata Bihan.

Mereka menuju ke tempat yang Bihan  maksud.

"Letaknya sangat strategis, dipinggir jalan dan dekat perumahan," kata Sanskar.

"Harganya masih sesuai perjanjian kan," kata Bihan.

"Iya, masih. Nanti aku langsung transfer uangnya," kata Sanskar.

"Oke," kata Bihan.

Bihan merebut hp Swara yang dari tadi Swara pegang.

"Bihan kenapa kau mengambil hpku?" tanya Swara.

"Aku hanya ingin memfoto kalian berdua," kata Bihan.

"Enggak usah jail Bihan," bentak Sanskar.

"Enggak papa, kalau mau hp ini kembali. Kalian harus foto bareng," kata Bihan.

"Pak saya mohon, turuti apa yang dikatakan Bihan. Hp saya itu sangat berharga Pak. Orang tua saya berjuang mati-matian untuk membelikan hp yang mahal itu Pak," rengek Swara.

"Baiklah," kata Sanskar terpaksa.

Sanskar kemudian berdiri disamping Swara dengan jarak 1 meter.

"Lebih dekat lagi Sanskar," kata Bihan. Sanskar menuruti apa yang dikatakan Bihan.

"Lebih dekat, lebih dekat, lebih dekat," kata Bihan sampai tangan Sanskar menyentuh tangan Swara. Mereka kemudian bertatapan, Bihan langsung memfoto mereka.

"Ini hp kamu aku kembaliin," kata Bihan. Membuat mereka sadar dan menghentikan tatapan mereka.

"Udah," kata Sanskar.

"Udah," kata Bihan.

"Yaudah, Swara  ayo kita kembali ke hotel," kata Sanskar.

Sanskar dan Swara pergi dan meninggalkan Bihan sendiri disana.

"Kesini tadi bareng. Hei Sanskar kok aku ditinggal sih. Dasar temen enggak guna!" teriak Bihan.

Bihan pulang dengan jalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh. Karena dia tidak membawa uang sepersen pun. Karena dompetnya tertinggal di rumah.

Aku Mencintai Bosku SWASAN [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang