22. Bang

126 17 6
                                    

Author's POV

Ashley terduduk disalah satu kursi panjang bandara Heathrow, wanita itu terpaksa harus kembali ke Los Angeles karena ada beberapa hal yang harus diselesaikannya di kampus, meski ia tetap mengerjakan tugas akhirnya disini dan mengirimkan hasilnya lewat e-mail. Namun ternyata terdapat beberapa keperluan yang memang tidak bisa dikerjakannya secara online.

Keluarganya masih akan menetap disini sampai dua hari ke depan, bahkan Sofia secara kebetulan mendapatkan tawaran pekerjaan dari salah satu brand yang menuntutnya harus memperpanjang waktu singgahnya di London.

Ashley kini menyandarkan kepalanya dengan pasrah di bahu Niall. Ia benar-benar mengerutuki pihak kampusnya karena secara tiba-tiba mengadakan ujian akhir secara mendadak di akhir minggu depan, sehingga Ashley terpaksa kembali saat ini juga untuk mempersiapkan dirinya agar bisa lulus dan lepas dari segala tanggung jawabnya di kampus.

Niall sedari tadi hanya tersenyum kecil sambil sesekali memberikan semangat pada kekasihnya agar tidak terus menekuk wajahnya.

"Aku akan mengunjungimu setiap akhir pekan jika kau memang terlalu merindukanku, babe. Jangan bersedih." bisik Niall diiringi dengan tawa kecilnya.

Ashley mencubit perutnya pelan, namun sedetik kemudian ia justru melingkarkan tangannya disekitar pinggang lelaki itu. "Bukannya terbalik? kau akan sering-sering mengunjungiku karena kau yang tak tahan berjauh-jauh dariku." balasnya.

Niall melepaskan tawanya, "Benar juga." ujarnya mengaku.

Sebenarnya bukan hanya karena ujian akhirnya yang membuat Ashley kesal, tapi ada hal lain yang justru membuatnya khawatir, yakni Niall yang harus memperpanjang waktunya di London karena perusahaannya disini sedang membutuhkan dirinya. Ada beberapa pekerjaan penting yang harus langsung ditangani olehnya dan tidak bisa diwakilkan oleh orang lain.

"Aku akan cepat-cepat menyelesaikan segala pekerjaanku disini, kau tenang saja." lanjutnya lagi.

"Okay." Ashley hanya mengangguk kecil dan semakin merapatkan dirinya dengan tubuh Niall, membuat lelaki itu akhirnya melebarkan tangannya merangkul Ashley dan beberapa kali mengecup dahi Ashley dengan lembut.

"Tapi kau pasti datang di hari kelulusanku, bukan?" pinta Ashley dengan nada rendah.

Niall menganggukkan kepalanya dengan pasti. "Dua bulan lagi? tentu saja aku akan datang," jawabnya. "Gonna be there for my baby."

Ashley terkikik mendengar jawaban Niall, lelaki itu selalu saja memanggilnya dengan sebutan manis seperti 'babe' atau 'baby' dimana hal itu terkadang membuat Ashley tersipu ketika mendengarnya. Padahal Ashley jarang memanggilnya dengan sebutan seperti itu, meski harus diakui sebenarnya Niall lah yang lebih pantas dipanggil seperti itu olehnya.

"Sudah saatnya kau boarding," peringat Niall sambil memperhatikan layar televisi yang menunjukkan beberapa jadwal penerbangan, salah satunya penerbangan dari London menuju Los Angeles. "Semua barangmu sudah siap kan? tidak ada yang tertinggal?"

Ashley dengan wajah sedihnya mengangguk, inilah yang sangat tidak ditunggu-tunggu olehnya. Ia tidak siap berpisah lagi dengan Niall, apalagi mereka baru saja bertemu selama kurang dari seminggu.

"Aku tidak ingin pulang." rengeknya. Meski begitu, tangannya tetap sigap menarik koper dan berjalan menuju gate yang akan memisahkannya dengan Niall.

Niall memeluk lehernya dari belakang, mengambil pegangan koper yang awalnya ditarik oleh Ashley kemudian berjalan mengantarkan wanitanya untuk segera boarding. "Apakah kau mau aku ikut bersamamu?"

Ashley terkekeh, "Masuk kedalam koperku, ya?"

Mereka telah sampai dibatas pemisah, Niall menghentikan langkahnya kemudian memutar tubuh Ashley, sehingga kini keduanya saling berhadapan. "Jaga dirimu baik-baik okay?" ujar Niall menatap matanya lurus. "Terus kabari aku jika sesuatu terjadi."

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang