Author's POV
Niall membuka matanya dengan sukarela pagi ini, waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi namun lelaki itu tidak merasa keberatan untuk bangun pagi di hari sabtu yang cerah ini. Niatnya untuk beristirahat sepertinya gagal ia lakukan, namun lagi-lagi ia sama sekali tidak merasa keberatan akan hal tersebut.
Ia berencana akan pergi ke rumah Ashley saat makan siang, mengingat jika dia pergi saat ini juga sepertinya bukan ide yang bagus. Selain itu, Niall pun tahu Ashley pasti masih terlelap dengan tenang di ranjangnya. Mereka berdua bukan orang yang memiliki ikatan yang baik dengan pagi hari, tapi pekerjaan mengharuskan mereka untuk selalu bangun pagi.
Mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja disisi ranjangnya yang lain, hal pertama yang Niall lakukan adalah membuka aplikasi pesannya. Mengecek apakah Ashley mengirimkan balasan lagi untuknya atau tidak.
Lihatlah, di umurnya yang sudah hampir memasuki 30 tahun lelaki itu masih mendambakan pesan dari kekasihnya layaknya anak remaja berumur 17 tahun yang baru saja menjalin hubungan. Mereka memang jarang sekali mengabari lewat pesan, Niall lebih sering untuk menghubungi Ashley begitupun dengan sebaliknya.
Dugaannya benar, Ashley tak lagi membalas pesannya setelah ia mengucapkan selamat malam untuk gadisnya itu. Menghela nafasnya pasrah, Niall menutup aplikasi tersebut dan beralih untuk membuka media sosialnya. Jarang sekali ia bisa melakukan hal seperti ini di weekdays, karena biasanya ia selalu terburu-buru untuk bersiap ke kantor.
Membuka instagram pribadinya, ia melihat salah satu cerita yang disebarkan oleh Natalie, rekan bisnis Ashley yang kebetulan juga mengenalnya meski mereka tidak terlalu dekat. Dalam ceritanya, Natalie memperlihatkan suasana disebuah ruangan yang berisi beberapa orang yang tengah duduk melingkar disebuah meja dengan sebuah presentasi dibelakang mereka.
Memperhatikan orang itu satu persatu dengan seksama, Niall menemukan gadisnya. Ashley duduk disebelah Natalie dan terlihat sangat fokus mendengarkan seseorang yang sedang berbicara padanya. Beberapa kali mengetikan sesuatu di notes berwarna pinknya, sepertinya gadisnya itu sedang meeting bersama dengan rekan-rekannya.
Natalie membalikkan kameranya, memperlihatkan wajahnya dan kini wajah Ashley yang akhirnya tersadar jika Natalie sedang merekamnya. Ashley memanyunkan bibirnya ke arah kamera, memberikan kissy face yang justru membuat Niall gemas sendiri dibuatnya.
Berulang kali Niall memutar cerita yang disebarkan Natalie tersebut hingga dirinya tersadar jika hari sudah semakin siang. Sebelum menutup cerita yang Natalie bagikan sekitar 15 jam yang lalu itu, Niall menekan simbol hati pada layar yang menandakan ia menyukai cerita tersebut.
Ia pun turun dan berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat gigi, Niall berpikir untuk pergi keluar untuk mencari sarapan paginya di salah satu cafe yang terletak tidak terlalu jauh dari kompleks perumahannya.
Mengganti pakaiannya menjadi sesuatu yang lebih pantas untuk ia gunakan ke luar, Niall mengambil ponsel dan dompetnya kemudian berjalan keluar kamar.
Tanpa ia sadari, di ruang makan sudah terdapat beberapa sandwich dan juga beberapa makanan lainnya yang dibuat Megan. Deo sudah duduk dengan rapih di meja makan sambil menikmati makanan tersebut, sementara Megan hanya meneguk segelas juice dihadapannya.
"Apakah Niall pulang ke rumah?" Niall mendengar suara Megan samar-samar, lelaki itu pun sedikit memelankan jalannya. Sebagian dirinya sempat berfikir untuk kembali ke kamarnya agar dirinya tak bertemu dengan wanita itu, tapi untuk apa juga ia menghindar? ini rumahnya.
"Yeah, ia pulang sekitar pukul sebelas. Tak lama setelah kau masuk ke dalam kamar." jawab Deo halus. "Ada apa?" tanya Deo.
"Apakah ia sengaja selalu pulang larut dan berangkat lebih pagi agar tidak bertemu denganku?" Megan kembali bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Fanfic"I want to take you to another world, so that you can feel the love and happiness that you have never felt before" copyright© 2020 by kennyzzlexo