34. Logical

32 5 2
                                    

Ashley's POV

Hari demi hari kulalui dengan jadwal yang sangat monoton, sudah hampir dua minggu aku hanya berada dirumah untuk beristirahat. Bahkan aku tetap beraktivitas di hari libur, itu semua kulakukan karena clothing line yang sudah kubuat bersama dengan partner kerjaku Natalie sudah 90% rampung dan kami sedang merencanakan peluncurannya.

Hal tersebut yang membuat diriku seribu persen lebih semangat untuk bekerja, karena salah satu cita-citaku sejak aku kecil akan segera tercapai. Aku tidak bercanda ketika guruku di sekolah selalu bertanya "What you gonna do when you grow up?" aku selalu menjawab aku akan menjadi seperti pebisnis seperti ayahku.

Meskipun kami ternyata memiliki passion yang berbeda, tapi ternyata keluargaku selalu mendukung apapun keputusanku. Salah satunya adalah dengan membuka clothing line ini. Aku tak akan berbohong jika usaha ini mendapatkan banyak sekali support baik dari Ayahku, Elijah, Ibuku, bahkan Sofia yang akan menjadi wajah utama dalam bisnis pertamaku ini.

Aku sangat menyadari jika lahir dari keluarga Hamilton di era ini menjadi salah satu privilege bagiku dan tentu aku harus memanfaatkan hal tersebut dengan baik dan benar agar aku tidak mengecewakan kedua orang tuaku kelak.

Saat ini aku baru saja menginjakkan kakiku di rumah setelah menghadiri beberapa meeting dan juga melihat progress dari pembangunan butikku di pusat kota Los Angeles. Natalie menemaniku seharian ini bahkan ia juga yang mengantarkan ku pulang karena Pete sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja hari ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan ini tentunya bukan kali pertama aku pulang di waktu yang selarut ini, Ana bahkan hanya membuka pintu utama untukku kemudian kembali menguncinya dan langsung kembali ke kamarnya untuk melanjutkan istirahatnya yang terganggu olehku.

Memasuki kamarku, aku mencium lilin aroma terapi yang sepertinya sengaja Ana siapkan untukku. Tubuhku yang awalnya sedikit berat lantaran  banyaknya aktivitas yang kulakukan hari ini seketika merasa rileks ketika aroma bunga lavender bercampur vanila yang sangat manis itu masuk ke dalam indra penciumanku.

Meletakan seluruh barang-barangku di salah satu sofa dekat ranjang, aku segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Besok adalah hari sabtu, sepertinya aku akan beristirahat dan bersantai di akhir pekan ini. Cukup dengan segala kesibukan ini I think I deserved some rest.

Naik ke ranjang empuk dan nyamanku, aku langsung menyembunyikan tubuhku dibawah selimut tebal kesayanganku. Memejamkan mataku sebentar, aku sangat menikmati momen ini. Beberapa menit aku hanya menikmati waktuku dibawah selimut yang membungkusku dengan tenang hingga sebuah dentingan menghancurkan segalanya.

Kubuka mataku dengan jengkel lalu dengan amat sangat terpaksa turun dari ranjang untuk mengambil iPadku, yes that is where the ring comes. Membuka kunci layar, aku menemukan beberapa pesan dari teman-temanku yang menanyakan bagaimana keadaanku. Oh, aku pikir Natalie atau beberapa rekan kerjaku yang mengirimkan pesan.

Pun aku tidak membalas pesan mereka tapi tetap membawa iPadku keatas tempat tidur, it's been forever sepertinya aku tidak membuka sosial mediaku ponselku tertinggal di rumah Niall.

Oh, Niall.

Nama itu kembali membuat hatiku kembali bergemuruh tak nyaman, semenjak kejadian dimana aku meninggalkan rumahnya kami tidak lagi berkomunikasi. Bukan karena ia tidak mencoba untuk menghubungiku, tapi aku yang menutup akses untuknya.

Sampai hari ini Deo dan Tara masih sering mengirimkan pesan untuk memastikan keadaanku pasca kejadian tersebut, aku berkata jika aku baik-baik saja dan mereka bersyukur atas hal itu. Namun ketika mereka sudah membahas hubunganku dan Niall, aku tak lagi membalas pesannya.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang