26. Pick Him Up

57 8 0
                                    


Ashley's POV

Menghitung hari demi hari menuju wisuda merupakan hal yang paling menegangkan sekaligus menyenangkan bagiku. Setelah melalui kurang lebih waktu empat tahun untuk menyelesaikan program sarjanaku, akhirnya aku bisa benar-benar terlepas dari segala hiruk piruk yang ada di bangku kuliah.

Sebagai seorang sarjana di bidang bisnis dan ekonomi aku sudah menyiapkan jenjang karir yang akan ku tempuh untuk kehidupanku selanjutnya. Alih-alih ikut bergabung bersama Ayahku dan Elijah untuk meneruskan perusahaan keluarga kami, aku lebih memilih jalanku sendiri.

Memiliki sebuah bisnis yang sesuai dengan passion dan serta minatku adalah impianku sejak dulu, dan kali ini atas bantuan dari ibuku dan juga saudari perempuanku aku telah memiliki sebuah tim yang cukup untuk membuat sebuah clothing brand dan juga beberapa aksesoris. Salah satu kerabatku dan juga Sofia yang juga sudah memiliki ikatan yang erat dengan keluarga kami, Natalie bersedia membantu mempersiapkan segala hal tentang produk pertama kami yang kemungkinan akan diluncurkan seminggu setelah wisudaku selesai diselenggarakan.

Aku sengaja memilih Natalie dalam membantuku membangun bisnis ini karena ia merupakan seorang yang ahli dibidang fashion design and journalist. Sebenarnya Sofia sangatlah tertarik untuk ikut andil dalam bisnis ini, karena tidak bisa dipungkiri juga kalau ini adalah bagian besar dari pekerjaannya. Namun melihat statusnya di dunia modelling dan juga entertainment ditambah dengan latar belakang keluarga kami, sebaiknya aku tidak terlalu banyak melibatkan saudariku didalamnya.

I know what people will think if she gets involved.

Hari ini, aku dan beberapa orang dari timku termasuk Natalie sedang mengadakan meeting perdana kami untuk membahas segala hal yang perlu kami persiapkan sebelum produk ini diluncurkan di rumahku.

Aku sangat merasa gugup mengingat seminggu yang lalu aku bahkan masih berpesta dan bersenang-senang merayakan kelulusanku bersama sahabat-sahabatku and now here I am, duduk ditengah-tengah sebagian besar orang-orang yang berumur tiga puluh tahun keatas membicarakan hal-hal yang terkait dengan dunia bisnis.

Natalie beberapa kali memberikan senyum manisnya padaku, bermaksud untuk memberi semangat. Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis kemudian menghela nafasku pelan. Selama meeting ini berlangsung suasana yang tercipta ternyata tidak semenegangkan yang ku bayangkan.

Kami hanya saling bertukar pikiran mengenai pandangan kami kedepannya tentang clothing brand ini dan juga banyak usulan-usulan positif yang kuterima, aku menerima segala bentuk usulan yang diajukan untuk kupertimbangkan nantinya.

Sekitar satu jam lebih kami habiskan untuk membahas hal tersebut hingga akhirnya kami selesai dan aku menutup meeting perdana kami pada hari ini, agenda selanjutnya adalah makan siang bersama dirumahku karena ternyata Ana dan Ibuku telah menyiapkan banyak hidangan untuk kami.

Makan siang diadakan secara terbuka di halaman belakang rumahku lebih tepatnya dipinggir kolam renang, beberapa orang sangat menikmati hidangan yang tersedia sementara aku hanya berdiri didekat pintu yang membatasi halaman belakang dan juga ruang yang kami gunakan untuk meeting tadi dengan segelas jus jeruk dingin ditangan.

"Kau terlihat sangat percaya diri tadi, aku suka itu." Natalie menghampiriku ketika aku sedang fokus memperhatikan yang lain berbincang kecil sambil menikmati hidangan mereka.

Akupun menoleh kepadanya kemudian memeluknya singkat, "Thanks, tapi tetap saja aku masih merasa gugup."

"Oh ayolah, darah bisnis sudah mengalir di dalam tubuhmu. You get it from the best!" Natalie mengibaskan satu tangannya didepan wajahku sambil terkekeh. "Kau hanya perlu lebih menaikkan kepercayaan dirimu ketika berbicara di depan orang banyak dan jangan pernah takut untuk mengeluarkan pendapat." tambahnya lagi memberi saran.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang