25. Does She Know?

47 7 0
                                    


Author's POV

Niall baru saja menyelesaikan sarapannya pagi ini, perasaannya jauh lebih tenang setelah mendengar suara Ashley lewat sambungan telepon tadi. Meski sejujurnya ia sedikit mengkhawatirkan keadaan kekasihnya yang sedang merayakan pesta kelulusannya di sebuah club.

Namun karena hari ini adalah hari liburnya, tak mau ambil pusing Niall segera menaruh piring beserta peralatan makannya di mesin pencuci piring kemudian pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuh.

Lelaki itu berencana akan menghabiskan hari liburnya ini di rumah sakit karena sudah hampir tiga hari ia tidak menjenguk Megan yang saat ini masih dalam tahap pemulihan.

Hanya dengan celana bahan berwarna biru dongker beserta kaus garis-garis dengan warna yang senada ditambah dengan sepatu putihnya, Niall segera mengambil kunci mobilnya dan menuju rumah sakit.

Para suster yang melihat kedatangan Niall tersenyum sambil menyapa ramah karena lelaki itu sudah cukup sering terlihat di area rawat inap ini, Niall hanya membalas senyuman itu dengan singkat sebelum buru-buru masuk ke dalam ruang inap yang ditempati oleh Megan.

"Niall!" pekik Megan semangat begitu melihat lelaki dengan pakaian casualnya itu berjalan mendekati ranjang.

Niall menyinggungkan senyuman lebarnya kemudian merentangkan kedua tangan untuk memeluk Megan yang kini hanya bisa terduduk atau berbaring di ranjang rumah sakit.

"Maaf baru sempat mengunjungimu, terlalu banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan sebelum turnamen dimulai." Niall kemudian duduk di sofa yang terletak tak jauh dari ranjang Megan.

Megan sama sekali tidak melunturkan senyumannya, semenjak ia sadar jika ia menjadi korban tabrak lari di sekitar kantor Niall beserta beberapa orang lainnya hanya Niall lah yang selalu rutin menjenguk dan mengurusnya, meski terkadang ada beberapa orang suruhan Niall juga yang menggantikan lelaki itu jika ia sedang berhalangan.

Katakan ia tengah mengambil kesempatan dalam kesempitan, tapi Megan tak bisa membohongi perasaannya sendiri jika dirinya merasa sangat bahagia bisa menghabiskan banyak waktunya bersama Niall seperti dulu lagi, meski hanya di dalam ruangan inap rumah sakit dengan kondisi kakinya yang lumayan parah seperti saat ini.

"Tak apa, Marcus sering membawakan keperluanku dan aku berasumsi itu bersal darimu benar?" ujar Megan dijawab oleh tawaan kecil Niall.

"You know me, Meg. Aku tak akan membiarkanmu kesulitan dalam keadaan seperti ini." jawabnya.

Keduanya bahkan tak tahu sejak kapan suasana yang tadinya penuh dengan kecanggungan bisa mencair begitu saja seperti saat ini. Dua minggu yang lalu mereka bertemu dan berbicara dengan penuh kecanggungan di apartemen Niall, namun lihatlah keadaannya sekarang sangat jauh berbeda.

Niall mengarahkan pandangannya pada meja nakas yang ada disebelah ranjang dan menemukan sebuket bunga yang sudah mulai layu namun masih terlihat cantik dan sangat elegan, lelaki itu pun berdiri untuk menyentuh buket bunga tersebut.

"Bunganya sudah mulai layu, Meg. Sepertinya aku perlu menggantinya lagi dengan yang baru." ujarnya sambil mencabut beberapa kelopak yang sudah berwarna kecokelatan.

Megan mengikuti arah pandang Niall, kemudian wanita itu menggeleng. "Tidak perlu, Ni. Simpan saja uangmu untuk keperluan yang lebih berguna daripada terus memberikanku buket bunga yang mahal ini." tolaknya.

Niall mengarahkan pandangannya kearah Megan, menatap wanita itu tepat di iris matanya. Tanpa Niall sadari sensasi berbeda dirasakan Megan di perutnya, seakan ada ratusan kupu-kupu yang terbang hanya karena tatapan biasa yang Niall berikan.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang