12. Disney Movie

124 17 13
                                    

Niall menghampiriku ketika aku baru saja selesai membuat makan malam. Ia terlihat jauh lebih santai dengan celana pendek dan kaos polos abu-abu berlengan panjang yang dikenakannya.

Malam ini aku membuatkan pasta dengan saus carbonara untuk makan malam, untung saja aku menemukan satu kantung pasta yang belum digunakan di dalam kabinet.

Aku sangat berharap Niall akan menyukainya, karena ini kali pertama aku membuat saus carbonara dengan resep yang kudapatkan dari video tutorial memasak di youtube.

"Apa yang kau buat, chef?" Niall semakin mendekat kemudian berdiri disampingku.

Aku tidak langsung menjawab pertanyaannya dan lebih memilih untuk menghidangkan pasta dengan saus carbonara ini di meja makan. Niall mendudukkan dirinya pada salah satu kursi dan menatap piring itu dengan mata yang berbinar.

"Pasta dengan saus carbonara," jawabku dengan bangga.

Niall tertawa kecil, lalu dengan semangat mengambil garpu dan memasukkan pasta tersebut kedalam mulutnya. Aku tersenyum menatapnya, ku harap rasanya enak dan ia menyukainya.

"Bagaimana?" tanyaku penasaran.

Meski Niall sudah mulai menikmati pasta buatanku dengan cukup lahap, aku sendiri sama sekali belum menyentuh pasta ini. Aku hanya mencicipinya sedikit saat memasak tadi dan aku tidak terlalu yakin apakah rasanya cocok di lidah Niall.

"Kau tahu lagu terbaru Justin Bieber?" bukannya menjawab pertanyaanku, Niall justru kembali bertanya balik.

Mulai memasukkan pasta kedalam mulutku, aku sempat memejamkan mata selama beberapa detik sebelum menajawab pertanyaan Niall.

Ternyata rasa pasta ini tidak terlalu buruk, gadis batinku justru menjawab pertanyaan yang sebelumnya kutujukkan pada Niall.

"Apa? Intentions?" jawabku sekenanya.

Aku memang sudah tidak terlalu mengikuti perkembangan musik saat ini karena kesibukkan kuliahku. Tapi yang kuingat, lagu itu sering diputar dibeberapa radio saat ini.

"Bukan yang itu," sela Niall. "Yummy." lanjutnya lagi.

Aku tertawa kencang mendengar ucapannya. "Apa sih, Niall. Aku bertanya serius, kenapa kau menjawabnya memutar-mutar!" pekikku tak bisa menghentikan tawa.

"Tapi aku bersungguh-sungguh, pasta ini yummy-yum yummy-yum..." Ia terkikik kecil sambil menyanyikan penggalan lagu tersebut.

Aku menghentikan tawaku kemudian mengucapkan terima kasih atas pujian yang telah ia berikan. Perasaan bahagia menyelimutiku, mengetahui jika Niall menyukai masakan sederhanaku.

Beberapa menit setelahnya, kami telah selesai menyantap makan malam kami dan merapihkan meja makan. Setelah semuanya rapih seperti sedia kala, barulah aku dan Niall berjalan menaiki tangga menuju ruang santai yang berada lantai atas untuk menonton film.

Niall menyalakan televisi besar yang ada dihadapan kami dan membuka aplikasi Netflix sementara aku memposisikan diriku disebelahnya, menarik selimut sampai pinggang dan menyandarkan tubuhku pada sofa.

"Jadi, apa yang akan kita tonton malam ini?" Niall bergumam, kedua bola matanya terfokus pada layar televisi dihadapan kami.

Aku berpikir sebentar, memikirkan film yang pas untuk kunikmati bersama Niall malam ini. Ia sempat menyarankan beberapa film ber-genre romantis namun aku menolaknya, begitu juga dengan film horor.

Sebuah ide terlintas dalam benakku, ide itu tiba-tiba muncul setelah aku membaca salah satu kategori film pada layar televisi. Meskipun aku tidak begitu yakin Niall akan menyukai ideku ini. But, let's give it a try.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang