Mobil Niall mulai memasuki perkarangan rumahku, sekarang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Ini aneh, karena biasanya aku akan pulang pada pukul dua pagi jika menghadiri sebuah pesta akhir minggu. Sungguh, entah mengapa sebagian dari diriku seakan menolak untuk turun dari mobil ini apalagi masuk ke dalam rumah.Niall menghentikan mobilnya di perkarangan rumah, tepat di depan pintu masuk utama. Kulihat Pete, penjaga yang bertugas di depan rumah sudah bersiap untuk membukakan pintu untukku.
"Well, we're arrived." ujar Niall pelan.
Aku menoleh kearahnya sambil tersenyum, "Terima kasih telah membuat malam ini tidak terlalu buruk untukku, Mr. Horan." ucapku tulus.
Ia membalas senyumanku sambil mengacungkan ibu jarinya. "That's not a problem, Ash. Senang bisa mengenalkanmu pada makanan di pinggir jalan," guraunya.
Aku tertawa kecil kemudian keluar dari mobilnya. "Thanks, Pete." ujarku pada Pete.
Ia kembali menutup pintu mobil Niall, namun lelaki itu justru membuka kaca mobilnya. Aku pun memandangnya dengan tatapan penuh tanya.
"Ash, can I have your number?" tanya Niall langsung.
Aku menganggukkan kepalaku, tidak apa kan? toh, dia juga bukan seseorang yang asing bagiku. Dia adalah Niall Horan. Ayahku bahkan sangat mengenalnya dan mengidolakannya. Pun ia menyerahkan ponselnya. Beruntung Pete sudah kembali ke tempatnya, ia tak akan mengadukan yang macam-macam pada ayah ataupun ibuku.
Mengetikkan nomor teleponku pada pada ponselnya, aku segera mengembalikkan ponsel itu begitu nomorku sudah tersimpan. "Sudah."
Ia menerima ponselnya sambil tersenyum penuh arti padaku. "Terima kasih, kuharap kita bisa bertemu lagi nanti."
"Tentu, hati-hati dijalan, Niall. Drive safe!"
"Alright, bye!"
Dengan begitu Niall kembali menutup kaca mobilnya kemudian melaju meninggalkan perkarangan rumahku. Aku menunggu hingga mobilnya menghilang di pintu gerbang baru setelahnya masuk ke dalam.
Sepi. Itulah yang kurasakan begitu memasuki rumah ini, nyatanya aku memang tinggal seorang diri di sini. Sebenarnya tidak benar-benar sendiri karena aku memiliki seorang maid yang bernama Anastasia namun biasa ku panggil Ana dan juga seorang penjaga sekaligus supir pribadi, Pete.
Ayahku memberikan rumah ini agar aku bisa hidup mandiri seperti kakak-kakakku yang lain. Awalnya aku meminta izin untuk tinggal di sebuah apartemen saja, namun ibuku tak memberi izin. Baginya, tinggal di rumah jauh lebih nyaman dibandingkan sebuah apartemen.
Sebagai anak terakhir, jadi aku hanya bisa mengiyakan kemauan kedua orang tuaku. Hei, aku tak ingin menjadi anak yang durhaka. Aku sangat menyayangi mereka.
Kembali pada diriku yang baru saja tiba dirumah, aku langsung berjalan cepat menaikki tangga menuju kamarku kemudian membersihkan sisa make up yang kugunakan tadi sebelum berganti baju dan tidur.
Besok adalah hari senin, kebetulan aku memiliki jadwal kelas pagi dimana membuatku terpaksa harus bangun pada pukul tujuh dan siap pada pukul delapan.
***
Kelasku yang pertama baru saja selesai, aku masih memiliki jeda selama kurang lebih tiga puluh menit untuk kelas selanjutnya dimana itu adalah kelas terakhirku untuk hari ini.
Karena merasa haus, aku pun melangkahkan kakiku ke kafetaria yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kelasku tadi. Membeli sebotol air mineral dan juga kentang goreng sebagai cemilan, aku mengeluarkan ponsel serta airpods dari dalam tas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Фанфик"I want to take you to another world, so that you can feel the love and happiness that you have never felt before" copyright© 2020 by kennyzzlexo